22

658 24 6
                                    

Tian menghentikkan motornya di depan Rumah Keyla, ia melihat mobil yang ia kenali sebagai mobil Dafa terparkir di pinggir jalan.

"Yang.., gue boleh mampir gak?" tanya Tian.

"Mm.., boleh lah. Tumben mau mampir?" Keyla berusaha membuka tali pengaman helm yang dikenakannya.

Tian tersenyum penuh arti, tangannya terulur, mencoba membantu Keyla melepas helmnya. Keyla menjulurkan lidahnya begitu berhasil melepaskan helm tanpa bantuan Tian.

"Lo mau modus kan?" tuduh Keyla.

Tian menggeleng, "Enggak kok yang."

"Bodo ah! Lu mau mampir atau gak?"

"Ada cemilan gak" tanya Tian.

"Ada. Snack kucingnya kity masih banyak"

"Lah.., kok snack kucing sih?" Ucap Tian dengan nada manja.

"Berhenti bicara kek gitu, geli gue dengernya" Keyla berjalan meninggalkan Tian. Sedetik kemudian Tian melompat dari motornya, menyusul Keyla yang sudah sampai di depan pintu Rumahnya.

"Ma.., Keyla pulang" seru Keyla. Keyla melepas sepatunya, ia melirik sebuah sepatu yang tak ia kenali milik siapa.

"Ma.., itu di depan sepatunya siapa?" Keyla memasuki Rumah, diikuti Tian di belakangnya.

"Hai, Key." Sapa Dafa.

Keyla tersenyum ramah. Lalu duduk di sofa ruang tamu.

"Eh, ada Tian juga," Rina keluar dari dapur, membawa sepiring kue warna-warni yang kelihatan sedap, "Ini tadi tante bikin kue, ayo, silahkan dicicipi." Rina meletakan piring tersebut di meja.

"Iya Te, jadi ngerepotin nih" ujar Tian.

"Gak bikin repot kok.
Yaudah, tante tinggal dulu ya. Dafa, dimakan kue nya"

Dafa mengangguk, "Iya Te"

Tian melirik Dafa sekilas, muncul sebuah ide di benaknya untuk membuat Dafa kesal. Tian menggeser duduknya hingga berdekatan dengan Keyla.

"Key.., gue pengen nyobain kuenya" ucap Tian sambil menatap Keyla penuh arti.

"Yaudah, tuh ambil aja,"

"Tangan gue keringetan, gue takut kalo ambil sendiri ntar kuenya jadi berasa asin"

"Ya cuci tangan dulu lah"

"Gak mau, mager. Suapin ya" pinta Tian.

Keyla mendengus kesal, "Ribet lo."

Keyla mengambil sepotong kue lalu dimasukannya kedalam mulut Tian yang sudah terbuka. Tian tersenyum ke arah Keyla sambil mengunyah kue di mulutnya.
Keyla yang melihat Tian tersenyum sambil mengunyah kue di mulutnya malah tertawa.

"Jangan senyum sambil ngunyah, wajah lo makin aneh" omel Keyla.

"Bisa aja deh," dicubitnya pipi Keyla dengan gemas. Tian menoleh ke arah Dafa yang sedari tadi memperhatikan dirinya dan Keyla, "Lo ngapain liatin kita mulu? Pengen gue suapin kue juga?"

Dafa membuang muka. Kelakuan Tian, Dan perlakuan Keyla terhadap Tian membuatnya panas.

"Key, gue balik." Dafa bangkit berdiri, lalu beranjak pergi.

"Akhirnya, syetannya udah pergi" celetuk Tian.

"Siapa setannya?"

"Kata Pak Ustad, kalau laki-laki dan perempuan berduaan di suatu tempat, pastidi tengah-tengah mereka ada setan. Si Dafa tadi setannya"

Seperti HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang