Kantin Sekolah.
"Bodo amat. yang lain ngilang, gue makan sendiri" Tian duduk sendirian di depan meja kantin, tangan nya sibuk mengaduk-aduk semangkuk bakso yang masih mengepulkan asap.
"Selamat makan" Tian hendak meraih sendok garpu di mangkuknya, tetapi tiba-tiba Keyla menarik mangkuk milik Tian, duduk di kursi sebelah Tian dan mulai menyuapkan bakso ke mulut nya, Tian melongo melihat bakso nya raib dari hadapannya.
"Enak bakso nya key?"
"Ewnhak" jawab Keyla. mulut nya penuh dengan bakso yang sedang di kunyahnya. Mata nya tiba-tiba membelalak lebar. "kok pedes?!"
Tian menyunggingkan senyum setan nya. "Sukurin, siapa sur.. eh, es teh gue tuh" Tian berusaha meraih gelas es teh miliknya yang kini sudah ada di tangan Keyla, dan dengan cepat di minum hingga tinggal setengah gelas
"Seger..."
Tian hanya bisa menelan ludah "Tadi yang pesen bakso ama minumannya siapa Key?"
"Gatau, ada di atas meja, gak ada yang punya, yaudah gue makan"
"Itu punya gue neng"
"Ow" Keyla melanjutkan melahap bakso nya.
"Ish... Itu punya gue!" Tian mencoba merebut bakso yang hendak di makan Keyla, Keyla menjauhkan bakso nya dari jangkauan Tian.
"Ehem.." Vania datang sambil membawa semangkuk bakso, dia duduk di bangku tepat di depan Tian dan Keyla yang saat ini masih berebut bakso.
"Kalian keliatan akrab banget ya" ujar Vania sinis.
"Kita gak akrab!" Ucap Tian dan Keyla kompak.
Tian berhenti melakukan upaya merebut bakso nya dari Keyla. "Dia ngerebut bakso gue Van" Tian mengadu sambil memasang ekspresi melas.
"Lo mau gue suapin?" Tawar Vania tanpa basa-basi.
"Bener nih?"
"Iya. Buka mulutnya"
Tian mencondongkan tubuh nya ke depan sambil membuka mulut nya. Namun, belum sempat Vania menyuapi Tian, Keyla dengan cepat memasukan bakso berukuran jumbo ke mulut Tian. Keyla lalu menyodorkan es teh ke arah Tian.
"Enak kan?"
"Hmh... yha, enhak"
"Telen dulu, kesedak baru tau rasa ntar" Keyla sempat melirik ke Vania.
*****
"Hoam.."
Sudah kesekian kalinya Tian menguap, sementara Edi hampir saja tertidur kalau saja Tian tidak menyikutnya dari tadi. Tian mengambil ponsel nya yang bergetar dari dalam saku celana nya, ada notifikasi pesan yang baru masuk.
keyla : yan
Tian melihat ke arah guru, lalu menunduk sambil jarinya menekan-nekan layar ponsel nya.
Tian : paan? Kangen?
Keyla : -_-
Tian : lah... apaan?
Keyla : bolos yuk, gue males ikut pelajaran, Vita gak masuk hari ini
Tian : gimana caranya coba?
Keyla : bilang aja ke toilet
Tian : ya deh, gue tunggu di tangga biasa
Keyla : oke, awas ampe boong.
Tian memasukan ponsel nya ke saku celana. "Bu, saya mau ijin ke toilet" guru nya hanya mengangguk, lalu Tian keluar kelas sambil tersenyum lebar. Ia menyusuri lorong-lorong kelas dengan hati-hati, takut kalau-kalau ada guru bidan kesiswaan yang sedang berpatrol.
"Lama banget sih" Keyla bersender di tangga sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.
"Njir... Bikin kaget aja" Tian mengusap-usap dada nya.
"Lebay, yaudah buruan ke atap, ntar keburu ada yang liat" Keyla menaiki tangga tersebut, Tian mengikutinya dari belakang. Keyla merasakan sesuatu, ia menoleh ke arah Tian.
"Tian!! Lo ngapain pegang-pegang bokong gue!!"
"Gu..gue cuma mau ngam.."
PLAK!!!
******
"Aduh, sakit nih" Tian mengelus pipi sebelah kanan nya yang merah karena terkena tamparan dari Keyla.
"Bodo! Salah lo sendiri" maki Keyla sambil memalingkan muka nya.
"Kan niat gue baik, mau ngambil stiker yang nempel di rok lu, kebetulan juga posisinya di situ"
"Modus. Bilang aja cari kesempatan, ya kan?!" Tuduh Keyla sambil memelototi Tian.
"Haha.." Tian tertawa sambil tetap memegangi pipi nya.
"Ngapain lo malah ketawa?! Gara-gara lo, bokong gue gak perawan lagi" Gerutu Keyla sambil cemberut, bibir mungil nya mengerucut.
"Lo melotot malah lucu, apalagi ekspresi lo sekarang. Bikin gemes, mana bisa gue berhenti nge-godain elo"
"Au ah" Keyla mengalihkan pandangan nya ke atas langit. Awan putih bertebaran di langit, membuat pemandangan yang indah bagai sebuah lukisan. Tian mendongakkan kepalanya, angin yang sejuk melewati tempat mereka berdua duduk, di rooftop sekolah.
"Momen kayak gini nih, enak nya bareng orang yang pas" Ujar Tian.
"Hm... Iya" Keyla masih memandangi langit.
"Kayak sekarang ini" Tian mengalihkan pandangan nya ke arah Keyla, entah sejak kapan Keyla memandangi dirinya.
"Jangan kegeer-an Key, palingan Tian cuma asal ngomong doang" Gerutu Keyla dalam hati. " Tapi dilihat dari matanya, kayaknya Tian serius"
"Lo nanti pulang naik apa?" Pertanyaan Tian membuyarkan suara-suara di kepala Keyla.
"Em.. eh.. naik angkot" Jawab Keyla terbata-bata.
"Barengan gue aja" Tawar Tian
Keyla memicingkan matanya. "Lo ngerencanain apa lagi?"
"Yaelah, curigaan amat sih neng?"
"Gue harus waspada ama lo, karena lo tadi udah megang-megang bokong gue"
"Kalo lo mau waspada, ngapain sekarang lo duduk sedeket ini ama gue?"
Keyla langsung menggeser duduknya, menjauh dari Tian. "Yaudah deh, gue barengan ama lo. Asal jangan rese"
"Kalo itu sih, gue gak bisa jamin" Keyla kembali memelototi Tian. "Bercanda kok" Tian kembali tertawa
"Terus, Vania bareng siapa?"
"Bareng temen nya kali, akhir-akhir ini dia jarang mau kalo gue ajak bareng"
"Elo nya ngeselin, dia jadi males bareng elo"
"Itu kan bakat gue, harus di lestarikan" Tian nyengir. "Key" Tian memandangi Keyla
"Apa" Keyla menoleh ke arah Tian.
"Kayak nya gue beneran pengen nyobain kiranti deh"
"ARGHH!!!"
Singkat, makin gak jelas.
Gitu aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Hujan
Fiksi RemajaCover by : @Keynaa_key Direvisi setelah tamat. Tentang aku, kamu dan juga hujan "Hujan pernah membuat kita dengan sengaja dipertemukan". -K- Namun, ketika yang dianggap sebagai takdir tuhan ternyata hanya sebuah kebetulan Akankah takdir masih tetap...