"Gue laper.." Ucap Keyla sambil memasang tampang melas nya.
"Entar gue beliin makan," Jawab Tian singkat tanpa mengalihkan pandangan-nya dari danau.
"Kok nanti sih? Gue kelaperan nih, ntar kalo gue pingsan gimana? Lo mau gendong gue pulang," Cerocos Keyla sambil meremas perutnya.
"Iya gue beliin sekarang bawel. Daripada lo nya semaput, kan susah harus gendong elo yang berat"
"Apa lo bilang?" Keyla mendelik ditambah ekspresi horornya. Tian meletakkan pancing nya lalu ngacir sebelum Keyla makin ngamuk.
Mereka berdua sedang berada di sebuah danau. Bukan berdua sih, karena juga banyak orang dan pedagang di sekitar danau. Kencan? Entahlah, sebenarnya Tian juga ngajak Edi, Vania ma Vita untuk ikut, mumpung sekolah memulangkan murid nya lebih awal karena ada rapat dadakan. Tapi karena mereka ada acara sendiri-sendiri, dan cuma tersisa Tian ama Keyla, jadi hanya mereka berdua yang pergi ke sana.
"Nih makanan lo," Tian datang sambil membawa kantong plastik dan dua botol air mineral. Ia lalu meletakkan nya di tikar.
"Kok dua bungkus? Gue gak kelaperan amat kok." Tanya Keyla setelah membuka kantong plastik berisi makanan.
"Ya satu buat gue lah, gue kan juga belom makan"
"Oh." Keyla ber 'oh ria. Ia mencuci tangan nya dengan air mineral lalu membuka bungkus makanan.
"Kok ini?" Tanya Keyla.
"Cuma itu doang yang ada" Jawab Tian. Ia sudah menduga kalau Keyla bakalan protes.
"Ewnhak"
"Telen dulu baru ngomong." Protes Tian.
Keyla makan dengan lahap, pipi nya menggelembung karena mulutnya penuh.
"Pelan-pelan Key. Itu ada sendok plastik napa gak lo pake'? Malah pake' tangan langsung begit.. Uhm." Keyla menjejalkan potongan ayam goreng ke mulut Tian. Tian kira Keyla tipe cewek yang sok jaim dan gak mau makan makanan pinggiran jalan, ternyata Tian salah, ini Keyla malah makan dengan lahap. Entah emang doyan atau karena efek kelaperan Tian juga gak tau.
"Ngapain lo senyum-senyum sendiri? Elo kesambet jin penunggu nya danau ya?"
"Mulut lo belepotan tuh" Tian tertawa sambil menunjuk bibir Keyla yang belepotan.
"Ehh?" Keyla mengambil tisu dari tas nya lalu mengusap sudut bibir nya dengan kasar.
"Bukan sebelah situ. Sini gue bantu"
Tian mendekat ke arah Keyla. Sial, pasti muka gue udah kayak tomat sekarang. Keyla mengumpat dalam hati. Tian mengusap sudut bibir Keyla, sementara Keyla menunduk tak berani menatap Tian. Tapi?
Kresek.. Kresek..
Keyla melirik sumber suara yang berasal dari tangan Tian yang sedang mengusap bibir nya.
"Tian!! Kenapa lo pake' kantong plastik buat ngusapin mulut gue!?" Keyla menatap Tian dengan tajam, setajam silet.
"Sorry." Tian mengangkat tangan dengan jari membentuk tanda peace.
"Huft." Keyla urung mengeluarkan emosi nya. Saat ini terlalu indah buat dipake' marah-marak ke Tian. Ya, Tian emang hobi banget bikin dia marah. Dan meskipun selalu dibikin dongkol karena tingkah nya, tapi entah apa yang ngebuat Keyla betah deket-deket sama makhluk aneh bernama Tian ini, atau mungkin Keyla tertular virus somplak nya Tian.
"Kenyang.." Keyla mengelus perutnya. -"Makasih ya" Ucap Keyla.
"Makasih untuk apa?"
"Untuk hari ini. Gue suka tempat ini, nasi uduk tadi gue juga suka" Ucap Keyla sambil tersenyum.
"Sama-sama. kalo lo suka, kapan-kapan gue bakalan ajak lo kesini lagi."
"Serius?" Tanya Keyla.
"Ya, gue serius."
Keyla kembali tersenyum sambil memandangi danau di depan nya. Sementara Tian terpaku memandangi Keyla, Dadanya menghangat melihat senyuman yang terukir di bibir Keyla. Tian mengambil ponsel nya dan,
Ckrek..
"Ih, ngapain lo ngefoto gue?"
"Buat kenang-kenangan" Jawab Tian enteng.
"Sini hape lo" Keyla merebut hape dari tangan Tian.
"Jangan di hapus fot.."
"Senyum" Ucap Keyla, Ckrek.. "Kirain mau ngehapus foto nya, tau nya malah ngajak selfi. Dan mereka berdua berfoto ria.
"Udah sore, pulang yuk" Ajak Tian.
"Ayo, entar bonyok gue nyariin kalo gue pulang telat."
Tian mengemasi tikar dan alat pancing dan mengembalikan nya. Tikar dan pancing tadi Tian nyewa. boro-boro bawa dari rumah, sepulang sekolah saja dia langsung ke danau.
Seperti biasa. Singkat dan gaje
Ide nya minim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Hujan
أدب المراهقينCover by : @Keynaa_key Direvisi setelah tamat. Tentang aku, kamu dan juga hujan "Hujan pernah membuat kita dengan sengaja dipertemukan". -K- Namun, ketika yang dianggap sebagai takdir tuhan ternyata hanya sebuah kebetulan Akankah takdir masih tetap...