12. Perih

6.2K 924 113
                                    

"...gue hamil"

Jimin menatap Seulgi tak percaya. Emosinya makin naik. Penyesalannya makin menjadi. Ia gak menyangka bahwa June sebrengsek itu.

Dengan muka merah padam menahan emosi Jimin mendekatkan wajahnya ke Seulgi dan berbisik "Sejak kapan lo hamil?"

Jimin memang berbisik, tapi suaranya terdengar tegas.

"Ya semenjak gue ngehindarin elo. Gue ngerasa gak pantes banget sama elo. Gue gak suci" Seulgi menunduk.

"Brengsek!" geram Jimin sambil membanting sendok yang sedari tadi ia pegang.

Pengunjung cafe langsung menatap Jimin tak suka karna suara dentingan sendoknya yang menganggu.

Seulgi mendongak, menatap Jimin. Ia menahan tawanya melihat wajah Jimin yang memerah karna menahan emosi.

"June bangsat! Brengsek!" dengan amarah yang memuncak Jimin menandang meja sehingga membuat piring hampir jatuh jika Seulgi tidak langsung mendorong piring itu.

"Anj- lo kok mau-mau aja sih di grepe-grepe kak?! Hah?! Bodoh banget sih lo, emang brengs--"

"Gue becanda Jim"

Jimin langsung berhenti memaki, ia menoleh ke arah gadis di depannya. Bercanda? Apa maksudnya bercanda?

Seulgi menahan tawanya ketika melihat eskpresi Jimin yang melongo. Seolah mengatakan 'maksud lo apa?'

"Ya gamungkinlah gue hamil diluar nikah"

Seulgi tertawa lepas. Sangat asik menjaili Jimin dari dulu. Anak ini sangat gampang dikerjai.

Jimin melongo. Berusaha mencerna maksud dari kata-kata Seulgi.

Gadis ini bercanda? Masalah seserius itu kok seenaknya dibecandain! Batin Jimin sambil terus mengerutkan keningnya.

"Gue becanda aelah jim" ucap Seulgi lagi karna Jimin tak kunjung merespon.

"Gila ya lo! Gue uda tegang gini" setelah lama terdiam akhirnya ia bersuara.

"Tegang? Apanya?"

Dengan tatapan nakal, Seulgi berusaha melihat 'dede' Jimin.

Refleks Jimin langsung merapatkan pahanya dan menutup apa yg ingin diliat Seulgi dengan tangannya.

"Masih tidur kok itu" ucap Seulgi seraya tertawa. Padahal ia gak benar-benar melihat, hanya berpura-pura saja. Tapi, respon Jimin sangatlah lucu.

"Sumpah lo gila" umpat Jimin kesal dengan tingkah kekanakan Seulgi.

Seulgi berhenti tertawa "Tapi gue beneran ga bahagia sama June"

Jimin diam aja. Terlanjur kesal dengan Seulgi. Ia hanya fokus dengan makanannya.

Karna tak ada respon dari Jimin, Seulgi pun melanjutkan "Dia selalu nganggap gue gak ada. Dia sering ngenalin cewe-cewe yang dia bawa dari club ke gue" Seulgi tertawa hambar ,"Kena karma kali ya gue" lanjutnya.

"June itu emang cowo ga bener. Dia sering 'main' sama beberapa cewek. Tapi dia gapernah mau ngotorin gue. Dia gapernah mau ngerusak gue. Dan hal ini yang buat gue bertahan sama dia selama ini"

"Dia selalu nahan gue tiap kali gue mau balik ke sini. Gue bodoh banget ninggalin elo demi orang yang baru gue kenal"

"Dan gue bersyukur berkat bantuan paman gue, gue akhirnya bisa bebas dari dia dan kerja disini untuk sementara"

"Kerja?" tanya Jimin bingung.

Seulgi mengangguk "Gue jadi guru pengganti di sekolah tadi" jawabnya. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu "Ohya lo tadi ngapain kesana?"








🔆🔆🔆








"Makasih kak"

Seulna turun dari mobil Namjoon sambil tersenyum. Namjoon juga ikut keluar dan berdiri di samping mobil. Langit udah mulai gelap, Seulna menghabiskan waktunya di toko buku selama hampir 3 jam.

"Mandi lu Seul. Bau banget badan lu itu" canda Namjoon. Ia tau bahwa Seulna pasti memikirkan masalah Jimin. Maka dari itu, ia mencoba menghibur Seulna.

Seulna tertawa kecil. "Apaan sih kak"

"Gue pulang dulu ya"

Seulna mengangguk dan tersenyum. "Hati hati kak"

Setelah itu, mobil Namjoon perlahan gak terlihat lagi. Seulna masuk ke dalam rumahnya dengan lemas.

"Aku pulang ma" teriak Seulna sambil melepas sepatunya.

Hening. Tak ada jawaban.

"Ma?"

"Mama belum pulang ya?" Seulna mencari di kamar mama nya, gak ada orang.

"Memang belum pulang" Seulna menghela nafas dengan kasar lalu berjalan menuju kamarnya.

Seulna merebahkan diri ke kasurnya. Menerawang langit-langit kamarnya. Ia mengambil ponselnya dan membuka instagram.

Ia tersenyum miris melihat foto Jimin dengan Seulgi yang tadi siang di kasih tau Dahyun.

"Sakit tapi gak berdarah"

"Padahal cuma mantan, tapi kenapa perasaan gue gaenak ya sama kehadiran Seulgi?"

"Apa Jimin masih sayang Seulgi?"

"Kalo nanti dia balik ke Seulgi dan.."

"Dan.." Seulna menyeka air matanya yang turun.

"..dan ninggalin gue, gimana?"

Seulna menutup matanya. Membiarkan air matanya terus mengalir. Ia merasa kehadiran Seulgi berdampak buruk sama hubungannya.

"Gak!! Gue harus percaya sama Jimin!"

Tok

Tok

"Seulna? Kamu uda pulang?"

Seulna langsung bangun dan menyeka air matanya. "Udah ma"

Seulna membuka pintu kamarnya. Mama nya tersenyum melihat anak gadisnya.

"Dianter Jimin tadi?"

Seulna diam. Lalu tersenyum sedih dan menggeleng.

"Sama Dahyun ya?" tanya mama nya lagi sambil mengelus rambut Seulna.

"Sama temen Jimin" Seulna berusaha tersenyum.

Mama nya sedikit terkejut. "Oh, yauda kamu istirahat sana"

Seulna menutup pintu kamarnya dan mengambil ponselnya lagi. Ia membuka Line dan mencari chat Jimin.

Dengan yakin ia mengetik pesan untuk Jimin. Ia agak ragu untuk mengirimnya. Namun, ia harus membuang jauh-jauh rasa gengsinya demi hubungannya dengan Jimin.

Oke!

Send.

Seulna: sayang










Pada ketipu sama candaan Seulgi yekan😂 marahin Seulgi ya, jangan gue😭

Pernah di posisi Seulna ga?
Sedih gak sih liat pacar kita yg tadinya care banget sekarang malah kayak ngejauh gitu.😔

Btw HAPPY 2K READERS YEYEYEYEY

Dating | jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang