Baca bonus pertamanya dulu ya, karena ini ada sangkut pautnya dikit sama bonus yang kemaren.
Selama seminggu penuh Jimin gak pernah absen untuk menjemput Seulna pulang ngampus. Yakali, sekali absen entar yang ada Seulna dibawa lagi sama Jisoo ke acara kencan buta yang lain. Tentu aja Jimin gak mau, Seulna kan calon masa depan Jimin.
Tapi tak jarang juga Seulna marah marah karena Jimin selalu menjemputnya, tidak membuatnya bebas untuk pergi bersama teman-teman kuliahnya. Ia hanya boleh pergi bersama Dahyun dan Bambam saja. Seulna jadi merasa seperti anak SMA lagi, temen jalannya gak berubah-berubah. Alasan Jimin selalu sama, "Nanti kamu pergi ke kencan buta lagi." Beribu-ribu kali pun Seulna membujuknya, Jimin tetap saja menjemputnya.
"Lo dijemput lagi?" Lisa menatap ke arah mobil hitam yang terparkir di dekat gedung kampus mereka. Bahkan teman-teman dekat Seulna sudah hapal betul mobil Jimin kareba terlalu sering pria itu menjemput Seulna.
Seulna mengangkat bahunya. "Seperti yang lo liat,"
"Terus kita kapan hang out dong?" Rose bertanya dengan muka sedih.
Seulna hanya menggeleng. Ia juga gak tau sampai kapan Jimin akan memperlakukannya seperti ini. Mengapa pria itu jadi berubah drastis seperti ini setelah Seulna menerima lamarannya?
"Gue balik dulu ya, guys" Seulna melambaikan tangannya lalu berlari kecil ke arah mobil Jimin.
Seulna mengetuk pelan kaca mobil Jimin karena pintu mobilnya yang masih terkunci. Dapat Seulna lihat kalau Jimin baru bangun tidur.
"Kamu baru bangun?" Tanya Seulna ketika baru masuk ke dalam mobil.
Jimin mengangguk. "Hm, tadi malam aku begadang ngerjain tugas kuliah," Jimin menghidupkan mesin mobilnya.
"Trus kenapa gak istirahat di rumah aja?" Seulna hanya mengetes saja. Ia penasaran dengan jawaban Jimin.
"Gak bisa, aku lebih milih jemput kamu dibandingkan istirahat di rumah. Nanti kamu kencan buta lagi," Jimin cemberut, tangannya sibuk memegang setir mobil dan mulai menjalankan mobilnya.
Seulna terkekeh. Jawaban seperti yang ia duga.
"Sekarang kita mau kemana?"
"Hmm.. Ke pelaminan aja, mau?"
◀▶◀▶◀▶
"Markas sepi juga ya gaada Bang Yoongi,"
Namjoon memandang ke segala sudut markas. Taehyung dan Jungkook yang sedang bermain game bersama. Hoseok yang sedang melatih kemampuan menarinya, dan Jimin bersama Namjoon yang ada di sofa sambil meminum coffee yang dibawakan Taehyung dari kafe Jin tadi. Jin juga semenjak tamat kuliah, jadi lebih sering menghabiskan waktunya di kafe miliknya. Sudah sangat jarang berkumpul di markas.
"Namanya juga pengantin baru, pasti bakal senang-senang mulu" Jawab Namjoon.
"Pulang dari HoneyMoon nanti, pasti bakal sibuk di kantor. Dia kan gantiin posisi ayahnya di perusahaan keluarga" Gumam Jimin.
"Lo sedih gaada kawan berantem?" Canda Namjoon.
Jimin mengangguk. "Biasanya kan dia yang suka banget bikin gue stress, kesel setengah mati"
Namjoon terkekeh lalu menepuk pundak sahabatnya itu. "Bentar lagi juga gue mau tamat. Gak sedih?"
"Lo kan gak bakal kemana-mana, Bang, dapet kerjaan juga belom tentu"
Namjoon dengan kesal langsung memukul kepala Jimin. "Gue disuruh ngelanjutin usaha orang tua di Amerika, goblok. Mampus lo gaada teman curhat lagi""Eh iya, gue mau curhat nih, Bang"
"Masa bodo!" Sungut Namjoon.
"Seulna setelah nerima lamaran gue kok malah makin banyak yang deketin ya? Dulu waktu SMA kayaknya saingan gue cuma Mingyu sama Wonu doang, sekarang banyak banget gila!" Jimin tak peduli dengan sungutan dari Namjoon, ia tetap bercerita.
Namjoon menghela nafasnya. "Seulna itu makin dewasa, makin cantik. Jadi wajar aja kalo makin banyak yang ngincar juga."
"Trus gue harus gimana?"
"Ya cepetan dihalalin makanya, biar gak lepas"
◀▶◀▶◀▶
"
Aku kira kamu gak jemput aku, karena tadi di telpon kamu bilang kamu sibuk" Kata Seulna ketika Jimin sudah menjalankan mobilnya keluar dari area kampus Seulna.
"Aku pasti bakal nyempetin waktu aku untuk jemput kamu, sayang" Jimin mengangkat tangan kanannya lalu mengelus pelas rambut Seulna dengan penuh kasih sayang.
"Aku udah gede, Jim. Aku bisa pulang bareng teman aku atau pulang sendiri naik bis"
Jimin menggeleng. "Selama aku bisa jemput kamu, kenapa enggak hm?"
"Aku gak bakal pergi ke kencan buta lagi kok, aku gak akan selingkuh. Tenang aja, Jim"
Jimin menghentikan mobilnya ketika dilihatnya lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Ia menoleh pada Seulna dan tersenyum, ia menggenggam tangan kiri Seulna.
"Kamu itu makin dewasa makin cantik, aku gamau kamu dilirik cowok lain. Apalagi cowok yang gak beres, diluar sana banyak cowok jahat, playboy. Kecantikan kamu itu hanya untuk aku. Mau itu kecantikan dalam ataupun luar, itu tetap hanya untuk aku. Jadi kamu harus terus sama aku. Sampai kakek nenek nanti, sampai maut memisahkan."
Jimin mengangkat tangan Seulna yang dari tadi di genggamnya lalu mencium punggung tangan gadis itu dengan lembut.
Tanpa melepaskan ciumannya di punggung tangan gadisnya, Jimin berkata. "Aku sayang kamu"
Setelah itu ia langsung melajukan kembali mobilnya.
Anggap aja itu Jimin ya, wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fanfiction[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|