17. Apa Maksudnya?

6.3K 959 117
                                    

"Jim, gak bisa ketemuan nih?"

Suara Seulgi terdengar dari sebrang sana. Jimin berjalan menyebrangi jalan ketika lampu jalan sudah berwarna hijau. Dengan tangan kanan yang masih memegang erat ponselnya yang ia taruh di telinganya, ia terus berjalan mencari sebuah cafe tempat ia dan Namjoon janjian.

"Gak bisa. Gue ada janji sama Namjoon" ucap Jimin.

"Yah.. Bentar lagi gue bakal balik ke Jerman loh Jim"

"Gue bakal ngantar lu. Udah ya" Jimin langsung memutuskan sambungan telepon dan memasukkan ponselnya kedalam saku celana hitamnya.

Ia mendorong pintu kaca cafe itu. Cafe yang pernah Jimin kunjungi bersama Seulna saat hubungan mereka masih baik-baik saja. Jimin menghela nafas mengingat kejadian kemarin yang membuat hatinya sakit. Hatinya sakit melihat Seulna dekat dengan cowok lain, ia gak terima. Terlebih lagi, tangan Seulna digenggam dan leher Seulna dipeluk. Tapi, hatinya jauh lebih sakit ketika melihat gadisnya mengeluarkan airmata. Menangis karena perkataan kasarnya. Ia merutuki dirinya sendiri ketika mengingat itu.

Jimin langsung duduk di depan Namjoon yang sedang meminum minumannya.

"Lama lo" ucap Namjoon ketika Jimin mendaratkan pantatnya di sofa di depannya.

"Macet" jawab Jimin seadanya.

Namjoon menjauhkan gelas minumannya dan melipat tangannya di meja. "Jadi, ada apa lo ngajak ketemuan?"

Jimin menghela nafasnya sebelum akhirnya menjawab. "Gue berantem sama Seulna"

Namjoon mengerutkan keningnya. "Kok bisa? Bukannya akhir-akhir ini lo gaada ngehubungi dia?"

"Iya emang. Tapi, semalam gue liat dia di mall" Jimin berhenti sebentar, lalu melanjutkan. "Dia sama dua cowok. Pegangan gitu, trus dipeluk gitu lehernya"

"Sumpah?! Seulna kayak gitu?"

Jimin mengangguk. "Gue emosi. Jadi ngeluarin kata-kata yang bikin dia sakit hati. Sampe dia nangis" Jimin menundukkan kepalanya.

"Lo gak mau dengerin penjelasan dia dulu?"

"Gue terlalu emosi, bang. Gue sakit hati liat dia kayak gitu"

Namjoon menghela nafasnya. "Jim, lo gak nyadar? Elo bisa sakit hati karna liat dia kayak gitu. Tapi, apa lo gak mikirin perasaan Seulna selama lo jalan sama Seulgi? Dia pasti bertanya-tanya kemana elo selama ini, kenapa sifat lo berubah dari yang gitu manisnya. Dia pasti juga sakit hati Jim. Lebih sakit dari yang lo rasain"

Jimin terdiam. Gak tau harus ngomong apa.

"Seulna tau kalo Seulgi itu mantan lo" lanjut Namjoon.

Mata Jimin terbelalak. Kaget mendengar ucapan Namjoon. Seulna tau? Berarti kemarin Jimin nge-Line Seulna pake Line Seulgi, Seulna......?

"Elo yang ngasih tau?"

"Wah anying. Kagak nyet. Dia tau sendiri. Seulgi itu guru pengganti di kelas Seulna"

Jimin mengangguk. "Gue uda tau soal itu"

"Minta maaf deh sama Seulna. Lo uda keterlaluan sama dia kali ini Jim"




🔆🔆🔆






Jimin menuruti perkataan Namjoon. Saat ini ia sedang bersandar di mobilnya. Menunggu Seulna keluar dari kelas. Sudah 15 menit yang lalu sekolah berakhir, tapi Seulna masih tak kunjung terlihat. Ia hendak mencari Seulna di kelas, namun langkahnya terhenti ketika melihat gadis yang dari tadi ia tunggu sedang bersama cowok lain.

Jimin melihatnya. Melihat Seulna bersama Mingyu. Tertawa bersama, lalu Mingyu mengacak rambut Seulna dengan gemas dan berakhir dengan Mingyu yang menggenggam tangan kanan Seulna dengan erat. Masalahnya, Seulna terlihat nyaman-nyaman aja ketika Mingyu menggenggamnya.

Jimin mengepalkan tangannya. Niat baiknya yang ingin meminta maaf kepada Seulna hancur sudah. Ia berjalan mendekati Seulna ketika Mingyu pergi mengambil mobilnya dan meninggalkan Seulna sendiri di dekat tempat parkir.

"Enak ya tangannya digenggam gitu" sindir Jimin sambil menatap sinis kearah Seulna yang terkejut melihat kehadirannya.

"Jim? Ngapain disini?" tanya Seulna.

"Gak ngapa-ngapain sih. Cuma nonton adegan romantis elu sama Mingyu aja"

"Apaan sih. Adegan romantis apaan coba. Aku gak ngapa-ngapain sama dia!"

"Oh gak ngapa-ngapain? Trus tadi pegangan tangan gitu apa? Mana elu juga sor sor aja dipegang gitu"

Hati Seulna makin sakit. Mengapa Jimin menyakitinya terlalu dalam seperti ini? Terlebih lagi kata-katanya Jimin sangatlah kasar.

"Jim, ini terakhir kali aku bilang sama kamu. Mingyu itu cuma teman dan kakak kelas aku. Gak lebih!!"

"Temen aja sampe mesra kali gitu. Gimana nanti jadi pacar ya hmm?"

"JIMM!!" teriak Seulna. Amarahnya yang sedari tadi ia pendam udah meledak. Tuduhan Jimin sangat menyakitkan untuk didengar.

Seulna melirik ke belakang Jimin. Mobil Mingyu berhenti tepat di belakang Jimin, menunggu Seulna.

Seulna menarik nafas dengan kasar, lalu menatap Jimin dengan sendu. Ia meraih tangan kanan Jimin dan menggenggamnya. Lalu berkata, "Aku udah gak bisa sabar lagi ngadepin kamu yang kayak gini,Jim. Aku terlalu sakit dengar tuduhan kamu" Seulna tersenyum lemah.

"Aku uda gak bisa lagi nahan kesabaran aku. Aku uda capek nunggu kabar dari kamu. Sakit hati dengar kata-kata kamu. Dan aku uda gak bisa lagi sama Jimin yang kayak gini" sambung Seulna. Seulna melepas pegangannya dari tangan Jimin lalu melangkah melewati Jimin dan masuk ke mobil Mingyu.

Jimin terbengong. Berusaha mencerna kata-kata Seulna. Ia berbalik ketika mendengar klakson dari mobil Mingyu. Mobil Mingyu meluncur keluar dari halaman sekolah. Jimin masih menatap mobil Mingyu hingga mobil itu hilang ketika mobil itu mengambil arah ke kanan.

Dadanya terasa sesak ketika ia mengerti maksud dari kata-kata Seulna. Ia....merasa ada yang hilang. Ia merasa dirinya tidak lengkap lagi.

Kini, ia sadar. Ia sadar setelah selama seminggu ia bingung dengan perasaannya. Terlebih lagi ketika Seulgi hadir.

Dia sudah tau jawabannya sekarang.

Cho Seulna.

Adalah bagian dari tulang rusuknya yang hilang.





Eh anjir kata-kata gue kok jadi
sok romantis gitu. Geli sendiri jadinya😂

Eh vomment yuk😘

Dating | jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang