"Ayo dimakan sarapannya dong," Ibu Jimin tersenyum ramah kepada Seulna.
Seulna tersenyum canggung lalu mengangguk.
"Jim, ambilin dong buat Seulna" perintah Ibu Jimin membuat Jimin yang tadinya sibuk memandangi Seulna langsung menoleh ke arah Ibu nya.
Pertama kalinya Jimin melihat Seulna baru bangun. Kecantikannya makin bertambah, wajahnya terlihat alami.
Ah Jimin jadi makin jatuh hati.
"Nanti abis nganter Seulna, kamu harus nganterin Sooyoung"
"Ish mama! Capek ah muter-muter lagi. Ntar aku pusing. Rumah Sooyoung jauh dari rumah Seulna, Ma"
"Oh gamau? Yaudah uang jajan, kunci mobil, sama hp mama sita. Sini!!"
"Ih kok gitu sih Ma?! Ntar mau jemput Seulna gimana? Mau hubungin Seulna gimana?" Sungut Jimin lalu mengelus pergelangan tangan Ibu nya yang terbuka lebar di hadapannya.
"Seulna mulu yang dipikirin. Sedih deh Mama. Emangnya Seulna yang melahirkan kamu apa?"
Jimin menghela nafas dengan kasar
"Iya deh iya aku anterin Sooyoung," Jimin melirik sepupunya yang sedang membuat jus di dapur.🍟🍟🍟🍟
"Dadah Seulna!! Sampai jumpa lagi!!"
Jimin ingin sekali rasanya menyumpal mulut heboh sepupunya. Dia dengan tak tau malunya menyembulkan kepala dari jendela mobil dan melambai-lambaikan tangannya dengan semangat sambil meneriakkan kalimat tadi. Jangan lupa diiringi dengan ceringannya yang sumringah.
Jimin makin ngeri liat sepupunya bertingkah seperti itu.
"Jim, anterin ke perpus dong,"
Jimin menjalankan mobilnya. Menjauh dari rumah kekasihnya,"Gue capek. Ntar pasti suruh nungguin elu lagi"
"Bentar doang,Jim. Ayolah. Jiminnnnn.. Chimchimmm,"
Shit! Jimin paling lemah kalo uda dipanggil 'chimchim'. Meskipun yang memanggilnya sepupunya. Panggilan itu entahlah.. Ia sangat menyukai panggilan itu. Panggilan di masa kecil nya itu selalu merasa dirinya tenang.
"Yaudah iya"
🍟🍟🍟🍟
Memang tidak seharusnya Jimin luluh kepada Soo Young. Gadis itu bilang hanya sebentar kan. Sebentar? Apakah 2 jam itu masih bisa dibilang sebentar? Oh bagi Jimin tentu saja tidak. Seandainya Jimin tidak menemani sepupunya yang menyebalkan ini, Jimin bisa saja mengajak jalan Seulna atau hang out dengan anak Bangtan. Sudah hampir 2 minggu Bangtan tidak berkumpul dikarenakan masalah masing-masing. Mumpung weekend, dan Jimin juga baru baikan dengan kekasihnya. Ia harusnya sudah mengajak jalan Seulna sedari tadi. Ya walaupun, Jimin baru saja mengantar Seulna ke rumah. Tapi, jika tidak ada Soo Young, kan Jimin bisa mampir ke rumah Seulna dan bermain di kamar gadis itu seraya menunggu gadis itu selesai mandi.
Jimin tersenyum masam. Memandangi sepupunya yang asik membaca sebuah buku di sebrang sana. Ingin rasanya Jimin mencubit pipi tembam sepupunya itu saking kesalnya. Oke, Jimin bosan. Benar-benar bosan. Ia sama sekali tak ada niat untuk membaca buku.
Perlahan Jimin berdiri dan melangkahkan kakinya. Ia melirik sekilas ke arah Soo Young yang masih membaca buku. Jimin menjauh dari tempat Soo Young berada dan keluar dari perpustakaan.
Setibanya ia di luar, Jimin langsung mengambil ponselnya dari saku celana hitamnya yang robek di bagian paha dan dengkul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fanfiction[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|