16. Gak Tau Diri

6.4K 913 92
                                    

"Beneran gapapa ni kami tinggal sendiri?"

Seulna mengangguk sambil berusaha tersenyum. Dia minta dianterin ke rumah Dahyun, karena tadi siang juga Dahyun udah nyuruh kerumah kalo ada apa-apa. Dan ternyata benar, saat ini memang keadaan hati Seulna sedang kacau.

"Uda buruan gih kak. Kan mau nyiapin persiapan buat surprise mama Wonu" ucap Seulna.

"Yaudah deh, gue balik ya Seul" Mingyu menepuk bahu Seulna pelan dan masuk ke mobilnya.

"Seul, jan nangis lagi lu. Jelek nanti" Wonu yang sedari tadi bersender di mobil tiba-tiba berteriak.

"Udah pulang sana lo!"

Tin!

Pandangan Seulna mengikuti arah mobil Mingyu yang makin lama makin menjauh. Ia membuang nafasnya kasar dan memencet bel Dahyun.

Satu kali.

Gak ada jawaban.

Dua kali.

Pintu masih belum terbuka.

Tiga kali.

Masih tetap gak terjadi apa-apa.

Seulna mengeluarkan ponselnya dari saku rok nya. Berniat menanyakan keberadaan Dahyun kepada Bambam.

Seulna: bam
Seulna: bambam
Seulna: woy anjir
Seulna: bambambam~ bangya bangya bangya🔫
Seulna: read tay!

Bambam: apaan sih seul

Seulna: dahyun sama lo?

Bambam: kagak
Bambam: dia dr td di rumah. Mau nungguin elo
Bambam: katanya perasaannya gaenak

Seulna: dia ga dirumah
Seulna: gue didepan rumahnya ini

Seulna berjongkok sambil membalas pesan dari Bambam. Sesekali ia menengadah ke atas, menatap langit yang udah mulai gelap.

Kata-kata Jimin di mall tadi terngiang kembali di ingatan Seulna. Entah atas dasar apa Jimin bisa berkata seperti itu. Sungguh, ia gak pernah bermaksud selingkuh dari Jimin. Selama ini ia berusaha menunggu kabar dari Jimin, karena ia percaya kalau Jimin pasti akan kembali seperti semula. Tapi, nyatanya apa? Semua hasil dari penantian Seulna sia-sia hanya karena Jimin melihat dirinya sedang bersama Wonu dan Mingyu.

Seulna ingin menyalahkan Mingyu yang saat itu sedang mengenggam tangannya, tapi itu bukanlah sepenuhnya salah Mingyu. Seulna juga ingin menyalahkan Wonu yang tiba-tiba memeluk lehernya, tapi percayalah Wonu gak tahu apa-apa saat itu. Seulna ingin menyalahkan Jimin yang muncul di waktu yang gak tepat! Setelah berhari-hari menghilang, mengapa ia harus muncul di situasi seperti itu?!

"Ngapain disini?"

Seulna mengalihkan pandangannya dari langit ketika mendengar suara seseorang. Ia menatap Jimin yang sedang menunduk menatapnya. Mengapa pria ini bisa disini?!

Seulna sontak berdiri dan mundur beberapa langkah, menjauh dari pria itu.

"Kamu ngapain disini? Gak pulang?"

"Gausah urusi aku" Seulna berkata ketus. Gak mengerti permainan apa yang sedang Jimin mainkan saat ini. Jimin yang sekarang sangat beda dengan Jimin yang di mall satu jam lalu.

Jimin bisa berada disini karena dia baru saja mengantar Namjoon. Rumah Namjoon berada di perumahan ini. Tadi dia menjemput Namjoon yang merengek minta dijemput karena gak ada bus yang datang. Dan disaat Jimin hendak keluar dari perumahan ini, ia melihat Seulna yang memainkan ponselnya dan gak lama kemudian gadis itu berjongkok.

"Ayok pulang" Jimin ingin menarik pergelangan tangan Seulna, namun gerakan tangan Seulna lebih cepat. Ia menepis dengan kasar tangan Jimin.

"Seul.. Kamu kenapa jadi gini? Kenapa jadi kasar gini?"

"Kenapa kamu bilang? Seharusnya kamu nyadar Jim!"

"Karena perkataan aku tadi di mall? Loh memang iya kan? Selama ini kamu sama mereka berdua terus. Dan aku juga udah pernah nyuruh kamu untuk gak deket-deket sama Mingyu kan? Trus kenapa sekarang malah deket sama dia?"

"Trus selama ini kamu kemana? Menghilang tanpa kabar. Bilang mau jemput aku, tapi malah kak Namjoon yang jemput aku. Setelah itu kamu udah gak pernah nampakin diri lagi di depan aku. Trus selama ini, aku kamu anggap apa?!" Habis sudah kesabaran Seulna. Wajah Seulna sudah merah, ia benar-benar marah dengan Jimin sekarang.

"Hp aku rusak Seul.. Aku gak bisa ngehubungi kamu, dan soal yang jemput kamu.. I-itu.. Itu aku ada.. urusan mendadak" Jawab Jimin dengan terbata-bata.

Seulna tertawa meremehkan. Melihat Jimin yang gelagapan begitu, sudah jelas kalau Jimin berbohong. "Trus kenapa gak ngabari aku? Aku kaget tiba-tiba kak Namjoon datang dan bilang kamu nyuruh dia buat jemput aku. Uda gak sempet lagi ngehubungi aku karna terlalu enak sama 'urusan mendadak' kamu itu?" sindir Seulna seraya tersenyum miring.

Belum sempat Jimin menjawab, tiba-tiba ada suara seseorang yang menginterupsi mereka.

"Seul?"

Dahyun dengan kantong belanjaannya berjalan menghampiri Seulna dan Jimin. Menatap mereka berdua dengan kening berkerut.

"Kak Jimin ngapain disini?" tanyanya seraya membuka pintu rumah.

"Gue masuk duluan hyun" Seulna menunduk seperti ingin menutupi sesuatu.

Menyadari keanehan dari sahabatnya, Dahyun menatap tajam kearah Jimin yang masih memandang punggung Seulna yang terlihat makin jauh.

"Lo apain dia? Suara dia parau gitu, berarti abis nangis. Lo bikin dia nangis? Setelah berhari-hari ngilang, sekalinya nongol malah bikin dia nangis! Cukup deh buat Seulna menderita! Selama ini dia itu nunggu kabar dari elo, elonya malah asik-asik sama mantan lo!!"

Dahyun ikut emosi. Dia udah gak bisa nahan emosinya lagi. Dia emang udah emosi dari beberapa hari lalu. Dari awal Seulgi datang. Dari awal Jimin menghilang. Perasaannya benar-benar gaenak tentang ini semua. Sebelum masuk kedalam rumahnya, Dahyun sempatin diri untuk melempar Jimin dengan kerikil yang ada di halaman rumahnya. Lalu setelah itu, ia mengunci pintu dan menyusul Seulna yang ia yakini pasti sudah menangis tersedu-sedu di kamarnya.











Au ah gue gatau nulis apaan inii aduhh, Jimin gatau diri gitu masaa

Au ah gue gatau nulis apaan inii aduhh, Jimin gatau diri gitu masaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin ucul banget dengan rambut barunyaaaaa 😍😍 emesh deh

Dating | jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang