18. Maaf

6.6K 921 106
                                    

Seulna berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Matanya benar-benar berat sekarang. Pasalnya, semalam ia tak bisa tidur. Wajah Jimin terus-terusan terbayang di pikirannya. Ia tak tau harus menyesali keputusannya ini atau tidak.

Puk!

Seulna langsung menegakkan badannya ketika merasakan sebuah tepukan di pundak kanannya. Ia menoleh ke samping dan mendapati Mingyu yang sedang tersenyum manis ke arahnya.

"Muka lu kusut amat" ucap Mingyu seraya menekan kedua pipi Seulna dengan gemas.

"Apa sih kak" Seulna yang risih buru-buru memukul tangan Mingyu. Mingyu hanya tertawa menerima reaksi dari Seulna.

"Ada masalah?" tanya Mingyu.

Seulna mengangguk. "Putus" jawab Seulna singkat.

Mingyu menaikkan alisnya sebelah. "Udah jangan dibawa sedih. Happy dong" Tangan Mingyu terulur untuk menarik kedua sudut bibir Seulna dan membentuknya menjadi sebuah senyuman.

Tanpa sadar Seulna tersenyum menerima perlakuan dari Mingyu.

Kenapa dia baik banget sih? Apa gue mulai suka aja sama dia ya? -seulna-

"Nanti pulang bareng yuk" ajak Mingyu.


🔆🔆🔆





"Dia kayak gini terus?"

Seulgi bersender di ambang pintu kamar Jimin dan melipat kedua tangannya di depan dada. Memperhatikan Jimin yang dari tadi hanya tiduran sambil main hp. Rambut pria itu benar-benar berantakan. Wajahnya yang tampan kini menjadi kusam. Ewh.. sungguh bukan seperti Jimin yang biasa.

Namjoon yang berada di sebelah Seulgi mengangguk. Ia menatap Jimin juga.

"Diputusin sama si Seulna jadi kayak orang gila gini" ucap Namjoon.

Seulgi menoleh kearah Namjoon. "Dia sayang banget ya sama Seulna?"

Namjoon mengangguk. "Banget. Tapi jujur nih ya, semenjak lo disini Jimin kayak bimbang gitu sama perasaannya. Dia bingung, dia masih sayang sama lo tapi disisi lain dia juga sayang dan cinta banget sama Seulna"

"Gue bersalah banget misahin dua orang yang saling sayang kayak gini" Seulgi menunduk.

"Nah itu, dan entah kenapa kok bisa pas banget ya. Disaat Jimin bingung sama perasaannya, hp nya rusak dan gak bisa ngehubungi Seulna. Terlebih lagi elo ngajakin dia jalan mulu. Jimin jadi lupa sama Seulna"

"Uda dong, Joon. Jangan bikin gue makin bersalah gini"

"Faktanya kan gitu, Seul"

"Iyaiya gue salah. Dah ah, gue pergi dulu. Bilang sama Jimin, lusa gausah anter gue ke bandara"

Seulgi melangkah turun dan menuju pintu rumah Jimin. Setelah pamit kepada pembantu Jimin, Seulgi keluar dari rumah yang udah ditempati Jimin sejak lahir itu.





🔆🔆🔆






Seulgi pergi ke sekolah dimana selama seminggu ini ia mengajar. Ia berdiri di samping pintu kelas yang selama ini ia masuki.

Kringg.. Kringg..

Bel pulang sekolah yang dari tadi Seulgi tunggu akhirnya terdengar. Anak anak dari dalam kelas itu mulai berhamburan keluar. Dan ketika orang yang dari tadi ia tunggu keluar, dengan cepat ia memegang pergelangan tangan orang itu dan menahannya.

Dating | jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang