Seulna gak bisa tidur. Sekarang bahkan sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Sedari tadi, ia hanya memandang langit-langit kamar. Sedangkan disebelahnya, sang suami sudah tertidur pulas. Sangat terlihat jelas raut lelah di wajahnya yang tampan itu.
"Jimin.." Panggil Seulna dengan pelan. Ia mengelus-ngelus tangan Jimin sehingga membuat Jimin sedikit terganggu. Jimin hanya bergumam tak jelas.
"Sayang" Panggil Seulna lagi. Dan Jimin hanya menjawab dengan gugaman lagi. Malahan Jimin berbalik badan dan memeluk tubuh istrinya itu.
Seulna menghela nafas. Jimin benar-benar kecapekan. Pria itu bahkan gak sanggup membuka matanya. Ah, bagaimana ini. Padahal Seulna benar-benar butuh Jimin sekarang.
Yasudahlah, besok saja.
Samar-samar, Seulna mendengar suara tirai yang dibuka dengan kasar. Dan setelahnya, ia dapat merasakan cahaya matahari yang masuk menembus jendela. Ah apakah sudah pagi? Perlahan, Seulna membuka matanya. Jimin sudah tidak ada di sebelahnya. Tumben cepat bangun anak itu.
"Udah bangun, Sayang?"
Seulna bisa mendengar suara Jimin. Seulna membalikkan badannya dan mengangkat tubuhnya menjadi duduk. Ia menatap suaminya yang sedang memakai kemeja kerjanya.
"Kamu kenapa? Tumben telat bangun," Kata Jimin. Tangannya masih sibuk mengancingi satu persatu kancing kemejanya.
"Jam berapa ini?" Tanya Seulna."Hampir jam tujuh. Aku gak sarapan deh kayaknya, Yang. Udah telat banget soalnya. Mama udah masak dibawah, kamu harus makan yang banyak ya. Biar baby kita sehat" Jimin mengelus perut istrinya yang mulai buncit itu dengan lembut.
"Aku pergi dulu," Jimin mencium kening Seulna dan mengelus rambut istrinya dengan sayang lalu tersenyum. Jimin hendak keluar dari kamar sebelum berbalik menghadap istrinya lagi.
"Ohya, kamu mau sesuatu? Biar nanti pulang kerja aku beliin,"
Ah. Kesempatan bagus. Dari semalam Seulna sudah ngidam, tapi Jimin tak mau bangun.
Dengan senyum yang merekah, Seulna mengangguk lalu menjawab. "Aku mau ramyeon,"
Jimin mengerutkan keningnya. "Ramyeon? Itu aja?"
Seulna mengangguk. "Buatan kamu,"
"Aku?" Jimin menunjuk dirinya sendiri,agak terkejut.
"Iya. Aku mau kamu masak ramyeon untuk aku,"
"Baiklah, nanti aku buatkan."
♣♣♣♣
"Siang, Ma.."
Jimin masuk ke dalam rumah sambil menenteng plastik belanjaan. Ia menyapa ibunya yang sedang membaca buku di ruang tamu. Ibunya sampai mengernyitkan dahinya. Jimin tak pernah pulang kerja jam segini.
"Kamu kerja setengah hari?" Tanya Mama Jimin dan Jimin mengangguk. Pria itu langsung menuju dapur dan meletakkan plastik belanjaannya di meja makan.
"Kenapa?" Tanya Mamanya lagi.
"Seulna mau aku buatin ramyeon. Dia ngidam, jadi ya aku harus cepat-cepat ngabulin permintaan dia dong. Seulna mana, Ma?"
"Tadi sih pergi ke rumah Mama nya. Bentar lagi pulang kayaknya,"
"Oh yauda, aku buatin aja dulu biar nanti Seulna pulang bisa langsung makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fanfic[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|