Seulna tersenyum kecut menatap ponselnya.
Jimin baru saja mengirimi pesan bahwa ia tak bisa menjemput hari ini. Bukan, bukan karena tugas kuliahnya. Tetapi, sebentar lagi akan ada event di kampus Jimin. Dan Bangtan akhir-akhir ini sibuk latihan untuk menampilkan yang terbaik saat event nanti. Ya walaupun Jungkook tak bisa ikut, tetapi dia tetap ikut latihan.
"Lu pulang bareng gue lagi?"
Pandangan Seulna langsung teralihkan ke arah Dahyun --sahabatnya sejak SD-- Seulna mengangguk lalu memasukkan buku-buku ke dalam tas ranselnya.
"Cowok lu gak jemput lagi?" tanya Dahyun sambil berusaha mengintip isi pesan dari Jimin.
Ya, sudah 4 hari Jimin tidak menjemputnya. Dan selama 4 hari itulah Seulna selalu pulang bersama Dahyun. Sebenarnya, sebelum Seulna berpacaran dengan Jimin, ia selalu pulang bareng Dahyun naik bus.
"Halo manteman!"
Mereka berdua tersentak kaget dan langsung menoleh ke arah pintu kelas.
Bambam. Cowok itu datang dengan cengiran di wajahnya dan merentangkan kedua tangannya sambil berjalan menghampiri Seulna dan Dahyun. Bambam termasuk sahabat Seulna yang sudah mengenal Seulna sejak SMP."Lu mabuk ya,Bam?" tanya Dahyun sambil menatap jijik kearah Bambam.
"Apaan sih lo" Bambam menyentil dahi Dahyun dengan gemas. Mendapat sentilan seperti itu, Dahyun langsung memukul Bambam bertubi-tubi.
"Aw! Gila lo! Sakit bego" Dahyun berhenti memukul Bambam. Ia menatap Bambam dengan kesal sambil memegang dahi yang ia yakini sudah merah akibat sentilan Bambam.
"Loh Seul" Bambam berhasil mendongakkan kepalanya setelah sedari tadi terus dihujami pukulan Dahyun.
"Paan?" tanya Seulna sambil mengerutkan keningnya.
"Cowok lu gak jemput lagi ya?" tanya Bambam menebak.
Seulna hanya mengangguk. Bambam langsung cemberut.
"Gue pulang sama Dahyun lagi" jawab Seulna sedikit terlambat.
"Gak gak! Dahyun pulang sama gue!" Bambam langsung heboh. Ia langsung menarik Dahyun agar mendekat kepadanya.
Seulna menatap mereka berdua secara bergantian. Ada yang aneh.
"Kalian ada hubungan apa?" tanya Seulna to the point.
"Sahabat lah" jawab Bambam cepat.
"Ngaku aja kali" Seulna memakai tasnya dan berjalan menuju pintu kelasnya.
"Gapapa kan Seul?" teriak Dahyun ketika ia lihat Seulna sudah hampir menuju pintu kelas.
"Udah pulang aja bareng pacar lu" jawab Seulna tanpa melihat mereka.
Ia yakin pasti Dahyun dan Bambam ada apa-apanya. Melihat ekspresi Bambam yang sedikit kecewa ketika ia bilang akan pulang bersama Dahyun. Melihat Bambam begitu cepat menarik Dahyun ke dekatnya. Seulna gak bodoh untuk tahu hal seperti itu.
"Seulna?"
Seulna langsung menghadap ke belakang begitu mendengar ada yang memanggilnya.
"Oh kak Mingyu. Ada apa kak?" tanya Seulna.
"Kok sendiri?" jawab Mingyu sambil berjalan untuk mensejajarkan posisinya dengan posisi Seulna, sehingga sekarang ia berada di samping kanan gadis itu.
"Dahyun pulang bareng Bambam" jawab Seulna dan melanjutkan perjalanannya kembali.
Mingyu mengikuti Seulna. Mingyu menyukai Seulna. Sangat menyukai gadis itu. Tetapi, gadis itu hanya menganggapnya sebagai kakak kelas di sekolahnya saja. Tak lebih. Awalnya Mingyu sakit hati. Tetapi, ia tak boleh seperti itu terus bukan?
"Pulang bareng gue aja gimana?"
"Aku naik bus aja"
Mingyu menghela nafas. Sifat gadis ini tak pernah berubah. Selalu saja cuek. Tetapi, entah kenapa ia tak bisa berhenti menyukai gadis ini. Tidak! Bahkan ia mencintai gadis yang sekarang berada di depannya ini. Ia tahu Seulna sudah memiliki pacar. Ia ingin merebut Seulna, tapi itu bukanlah tindakan yang benar. Seulna bisa-bisa menjauhinya.
"Cowok lo mana Seul?" tanya Mingyu penasaran.
"Gabisa jemput"
Oke. Ini kesempatan bagus bagi Mingyu. Ia gak berniat merebut. Hanya saja, ini waktu yang tepat. Cowok Seulna tak bisa menjemput. Apa salahnya ia mencoba untuk selangkah lebih dekat dengan Seulna. Kapan lagi ia akan mendapatkan kesempatan seperti ini?
Dengan cepat, Mingyu menarik tangan Seulna kearah tempat parkir.
"Kak apaan sih" Seulna memberontak berusaha melepaskan cengkraman tangan Mingyu.
"Gue gamau liat lo pulang sendirian" kata Mingyu seraya membuka pintu penumpang untuk Seulna.
Mau tak mau Seulna masuk kedalam mobil itu.
Mingyu memutari mobilnya dan duduk di kursi pengemudi. Lalu ia memasang sabuk pengaman.
"Gue gak berniat untuk merusak hubungan lo sama pacar lo kok Seul. Gue sadar diri kok kalo elo cuman mandang gue sebagai senior lo doang" kata Mingyu lalu menghidupkan mesin mobilnya dan mulai melajukannya.
Seulna terdiam. Kata-kata Mingyu terus terngiang. Ia merasa bersalah kepada Mingyu. Ia tahu Mingyu menyukainya sejak lama. Tetapi, ia tidak memiliki perasaan apapun untuk pria yang sedang menyetir ini. Perasaan kan tidak bisa dipaksa.
Hening. Tak ada yang berbicara. Sebentar lagi akan sampai di rumah Seulna. Tiba-tiba Mingyu bersuara.
"Gue uda jarang ngeliat lo"
Seulna tak menjawab. Ia bingung harus menjawab apa.
"Kalo lo lagi sedih atau butuh temen curhat. Gue bakal selalu ada kok Seul" lanjut Mingyu sambil tersenyum tipis. Matanya tetap fokus pada jalanan di depan.
"Makasih kak" hanya itu keluar dari mulut Seulna. Ia kembali diam. Menunduk memandangi sepatunya.
"Udah sampe Seul"
Seulna mendongak lalu membuka sabuk pengaman. Ia tak perlu heran mengapa Mingyu bisa tahu rumahnya. Dulu, sebelum Seulna berpacaran dengan Jimin. Mingyu suka mengikuti Seulna. Seulna tahu ia diikuti, tapi ia pura-pura tidak tahu.
"Makasih kak.." ucap Seulna sambil membuka pintu mobil. Seulna memandang Mingyu yang juga sedang menatapnya.
"...dan maaf kak" Seulna langsung keluar dari mobil dan masuk kedalam halaman rumahnya.
Setelah ia lihat mobil Mingyu sudah pergi. Seulna menghela nafas lega.
"Maaf kak. Gue gak bermaksud nyakitin elo" Seulna menghela nafas lagi dan mulai melangkah masuk kedalam rumahnya.
Halu
Vomment yukk
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fanfiction[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|