"Seulna masih gak mau angkat telpon lo?"
Namjoon duduk di sebelah Jimin dan memandang pria itu. Jimin masih memandang ke arah luar jendela kamarnya dengan sebuah kotak cincin di tangannya.
"Mungkin karena dia lagi Ujian Nasional, jadi gak megang hp" Jawab Jimin.
"Ohiya, mereka Ujian Nasional ya"
Jimin mengangguk. "Lo ngapain kesini?"
"Biasalah," Jawab Namjoon. "Lo masih nyimpan cincin itu? Gue kira uda lo kasih untuk siapa gitu,"
Jimin tersenyum miris. Ia memandangi cincin yang ada di dalam kotak merah itu. Cincin yang sengaja ia beli sebagai hadiah ulang tahun Seulna beberapa hari yang lalu. Tapi, belum pun sempat ia memberikan kepada Seulna, gadis itu malah semakin marah dan tak mau baikan.
"Emang gue bisa ngasih untuk siapa selain Seulna" Gumam Jimin.
Namjoon menepuk pundak Jimin dan berkata. "Tunggu sampai dia selesai Ujian Nasional, setelah itu gue bakal bantuin lo untuk dapetin dia lagi"
﹏﹏﹏
"Lo ngelanjut kemana?"
Dahyun menyesap coffee latte nya lalu memandang Seulna yang masih melamun. Mereka sudah 3 hari yang lalu selesai Ujian Nasional, namun wajah Seulna masih saja cemberut.
"Seul.. Oy!" Sentak Dahyun sebal.
Seulna tersadar dari lamunannya dan memandang Dahyun dengan tatapan terkejut.
"Jimin..."
"Hah?" Dahyun ternganga. "Jimin? Lo mikirin Jimin ya?" Tanya Dahyun bingung.
Seulna menggeleng. Tatapannya masih tertuju ke arah belakang Dahyun. Sadar, Dahyun pun mengikuti arah pandangan Seulna.
Astaga. Jimin ada disana. Jimin tak sadar bahwa Seulna juga ada di tempat yang sama. Ia masih setia mengantri sambil membaca menu yang ada di layar. Dibelakang Jimin ada Taehyung yang sibuk memukuli Jimin.
Jimin berbalik kebelakang, mungkin hendak menegur Taehyung. Tapi tatapannya malah menuju ke tempat duduk Seulna dan Dahyun.
Wow keberuntungan macam apa ini, batin Jimin senang.
"
Tae, pesenin gue caramel macchiato ya," Ucap Jimin kepada Taehyung.
"Lo mau kemana, nyet?" Tanya Taehyung bingung.
Jimin tak menjawab. Ia keluar dari barisan antrian, dan berjalan dengan penuh percaya diri ke meja Seulna.
"Hai Seul.." Sapa Jimin dengan riang. Senyumnya mengembang, memperlihatkan giginya.
Seulna hampir terbatuk melihat sisi Jimin yang seperti ini. Dengan canggung Seulna hanya mengangguk saja.
"Boleh gue gabung?" Tanya Jimin.
Dahyun langsung menjawab. "Boleh kok. Duduk aja. Disebelah Seulna kosong kok"
Seulna mengerutkan keningnya. Dari bawah meja, ia menggerakkan kakinya dan menendang kaki Dahyun dengan pelan membuat Dahyun menatap sengit ke arahnya.
Seakan tau arti dari tatapan sahabatnya, Dahyun menjawabnya dengan cengiran.
"Apa kabar Seul? Lancar UN nya kemarin?" Jimin langsung berbasa-basi setelah duduk di sebelah gadis idamannya itu.
"B-baik," Hanya itu yang keluar dari mulut Seulna. Seulna benar-benar gugup sekarang.
Semenjak insiden yang terjadi pada hari ulang tahunnya, Seulna tak pernah lagi bertemu Jimin. Seulna juga gak pernah mau membalas ataupun mengangkat telepon dari pria itu. Tapi sekarang, pria itu malah terlihat baik-baik saja.
"Seul, kangen sama aku gak? Aku kok kangen banget ya sama kamu"
Seulna semakin terkejut ketika kalimat itu keluar dari mulut Jimin. Kesambet apa pria ini sampai bilang begitu?
Seulna hanya tertawa menanggapi perkataan Jimin, tak tau lagi harus bilang apa.
"Tae! Sini!!" Jimin melambaikan tangannya, memberi sinyal kepada Taehyung untuk membawa dua cup coffee nya ke tempatnya berada sekarang.
"Eh ada Dahyun, hehe" Taehyung langsung menyengir lebar begitu melihat Dahyun. Dengan senang hati, Taehyung duduk di sebelah Dahyun.
"Pacar lo mana? Udah putus ya?" Tanya Taehyung seenak jidat.
"Putus pala lo, pengen banget kayaknya lo liat gue putus" Ucap Dahyun sebal.
"Iya emang. Biar gue bisa jadi pengganti dia," Taehyun tersenyum manis kepada Dahyun.
"Kita jadi kayak double date gini ya," Celetuk Jimin tiba-tiba.
"Astaga, dosa banget gue sama Bambam" Lanjutnya.
"Bambam juga kan gak tau. Tenang aja, hari ini dia milik gue, Jim" Taehyung tersenyum manis lagi ke arah Dahyun.
"Seul, pulang yok. Lama-lama disini kesetiaan gue bakal ancur nih"
Seulna mengangguk dan memakai sling bag nya. Ia hendak menyuruh Jimin untuk minggir sedikit. Karena posisinya yang didekat jendela membuat ia harus meminta jalan pada Jimin agar ia bisa keluar.
"Gak! Kamu gak boleh pulang sebelum aku pulang. Nanti aku yang nganterin pulang" Jimin memegang pergelangan tangan Seulna dan langsung menyuruhnya kembali duduk.
Gak ada pilihan, Seulna pun menurut dan kembali duduk.
"Tae, lo besok nemenin gue ya. Bang Yoongi minta ditemenin fitting baju nikah" Jimin menyesap caramel macchiato nya dan memandang sahabatnya itu.
"Besok gak bisa. Besok gue mau jalan sama Mina, hehe"
"Dahyun atau Mina?" Canda Jimin kepada Taehyung.
"Kalo hari ini Dahyun. Besok baru Mina"
"Cogan mah bebas yakan Tae" Ucap Jimin bangga.
"Yoi bro! Lo kan dulu juga gitu sebelum kenal Seulna. Waktu masih galau-galaunya karena Seulgi,"
Astaga! Dasar Taehyung! Aib kenapa harus diumbar-umbar.
Jimin terkekeh lalu ia menolehkan kepalanya ke arah Seulna yang ada di sampingnya.
"Besok kamu aja ya yang nemenin aku, Seul. Aku bakal mati kebosanan nungguin Bang Yoongi kalau gak ada teman bicara."
Belum sempat Seulna menjawab, Jimin sudah melanjutkan. "Besok jam 11 siang gue jemput. Okey" Jimin mengedipkan sebelah matanya kepada Seulna.
Seulna sedikit bergidik ketika melihat kedipan mata dari Jimin. Jimin biasanya tak pernah segenit ini. Siapa sih yang ngajarin Jimin jadi genit seperti ini?!
Eyak bulu bulu bulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|