31. Gak Perlu Dikejar

5.2K 802 68
                                    

"Lama banget sih lo,Jim!" Gerutu Namjoon kesal.

Jimin yang sedang mengancing resleting celananya hanya cengengesan.

"Lo ngapain sih ngancing resleting di luar begini? Gak tau malu amat" Sungut Namjoon.

"Sesek Bang, gue takut ntar lo kelamaan nunggu"

"Uda yok buruan. Gue ntar lagi harus bantuin nyokap nih." Ucap Namjoon.

"Capek ah Bang, dari tadi udah nyari juga gak dapat yang bagus," Jawab Jimin seraya menyisir rambutnya ke belakang.

"Yauda pulang aja yok, kan masih 2 minggu lagi juga."








🐤🐤🐤









"Jim, abis ini mau kemana?"

Tanya Yoongi kepada Jimin yang baru keluar kelas. Jimin menoleh dan merangkul bahu abangnya itu.

"Ada urusan, Bang" Jawab Jimin.

"Yah gue sengaja nungguin lo keluar niatnya mau minta temenin pun" Ucap Yoongi kecewa.

"Mau kemana emang?"

"Ada lah persiapan untuk nikah"

"Gak bisa, Bang. Gue duluan ya, Bang" Jimin melambaikan tangannya dan berlari ke arah parkiran.

Selama hampir 15 menit Jimin mengendarai mobilnya, akhirnya ia tiba di tempat tujuannya. Jimin tak langsung turun dari mobilnya. Ia lebih memilih untuk mengamati keadaan sekitarnya.

Ia melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 14.35. Lima menit lagi, pasti akan menjadi ramai.





★★★★






Seulna membuka matanya ketika mendengar suara bel. Ah, ia masih mengantuk. Sangat enggan rasanya mengangkat kepala. Kelas dari 2 jam yang lalu tidak ada guru, jadi Seulna lebih memilih untuk tidur. Tiba-tiba badannya diguncang oleh seseorang. Tanpa menoleh pun Seulna sudah tau siapa orang itu.

"Lo gak pulang, Seul?"

Dahyun terus saja mengguncangkan badan Seulna, berniat membangunkan sahabatnya itu. Pasalnya, sudah hampir 2 jam sahabatnya ini tidur.

"Seul..."

"Gue pulang duluan ya. Bambam udah nunggu  di parkiran nih," Dahyun mencolek hidung Seulna.

Seulna hanya bergumam sambil mengangguk. Setelah melihat anggukan dari Seulna, Dahyun segera berlari kecil keluar kelas menuju parkiran.

Setelah dirasa Dahyun sudah pergi, Seulna mengangkat kepalanya. Terasa sedikit pusing. Mungkin karena terlalu lama tidur dengan posisi yang tidak enak. Terlebih lagi membuat lehernya jadi sangat pegal.

Seulna memijat sebentar leher dan pelilisnya sebelum akhirnya bangkit dari duduknya. Ia mengambil tas ranselnya dan memakainya. Dengan langkah yang agak sempoyongan karena baru bangun, Seulna terus berjalan.

Sesampainya di tangga, Seulna berhenti sejenak. Berusaha meredakan pusing yang melandanya sekarang. Melihat anak tangga dari atas malah jadi membuatnya semakin pusing dan mual. Tadi pagi, dirinya masih baik-baik saja padahal. Mengapa sekarang malah seperti ini?

Dengan hati-hati Seulna menuruni anak tangga. Langkahnya teramat pelan hingga memakan waktu 7 menit. Dan untungnya, kelas nya berada di lantai 2.

Seulna meneruskan langkahnya menuju gerbang sekolah. Peduli setan dengan kondisi nya sekarang. Tapi, Seulna benar-benar ingin cepat sampai rumah dan tidur di kasurnya. Tetapi, ketika Seulna mendongakkan kepalanya. Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil yang sedang terparkir di parkiran sekolahnya.

Mobil itu, ia tau betul itu mobil siapa.
Tak perlu repot-repot, pemilik mobil itu langsung keluar dari mobil dan memandang dirinya. Menatap intens ke arahnya. Seulna memandang sekitar. Sekolah nya sudah sepi. Perasaan baru beberapa menit sekolah berakhir, mengapa semua sudah tidak ada?

Orang itu terus berdiri di tempatnya. Tak bergerak sedikit pun. Masih di posisi yang sama. Dan dengan arah pandangan yang sama juga. Orang itu masih memandangnya dalam.

Seketika rasa pusing yang dari tadi melandanya hilang dengan cepat. Seulna memundurkan langkahnya dan kembali masuk kedalam gedung sekolahnya. Ia berlari sambil menaiki anak tangga.

Dalam hatinya, ia terus bertanya.

Untuk apa Jimin kesini?

Dan mengapa dirinya sekarang menghindari pria itu?

Seulna berusaha mengatur nafasnya ketika sudah tiba di lantai 2. Ia melangkahkan kakinya menuju balkon dan memandang pemandangan yang ada di bawahnya.

Jimin masih berdiri di sana. Dengan mobilnya. Kini posisinya sudah bersandar di mobilnya sambil memainkan kunci mobilnya.

Jantung Seulna seolah berhenti berdetak ketika Jimin mendongakkan kepalanya dan pandangan mereka bertemu. Demi apapun, Seulna tidak akan pulang sebelum pria itu pergi dari sini. Seulna tidak mau melewati gerbang jika harus pas-pasan dengan pria itu.

Dia tidak akan terjebak dalam rayuan Jimin lagi. Ya, tidak akan.

Dan dia juga tidak akan peduli dengan apapun tentang Jimin.

Seulna berulang kali meyakinkan dirinya bahwa sekarang ia sama sekali tidak ada rasa lagi untuk Jimin.

Karena emang yang udah pergi gak perlu dikejar lagi.






















readers baru sini dong vomment😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

readers baru sini dong vomment😚











Dating | jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang