"Selamat kembali ke rumah, suamiku"
Jimin langsung tersenyum lebar begitu istrinya membukakan pintu ditambah lagi sambutannya yang membuat jantungnya berdetak tak karuan. Hilang sudah capek yang ia rasakan tadi selama bekerja.
"Ahh istriku," Dengan manja, Jimin merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan langsung memeluk Seulna dengan erat.
Dengan susah payah, Seulna berusaha menutup pintu rumah dan menyuruh Jimin melepaskan pelukannya.
"Mama dimana?" Tanya Jimin ketika ia melihat suasana rumah saat ini benar-benar sepi.
Jimin dan Seulna memilih untuk tinggal di rumah orangtua Jimin dulu sebelum membeli rumah sendiri. Tabungan Jimin belum terlalu cukup untuk membeli rumah sendiri. Maka dari itu, Jimin harus lebih keras lagi menabungnya.
"Mama dan Ayah sedang keluar menemui teman lama," Jawab Seulna. Ia mengambil tas kerja milik suaminya dan melepaskan dasi Jimin.
"Mandilah dulu. Aku udah siapin makan malam," Ucap Seulna.Jimin tersenyum manis sambil mengangguk. "Makasih ya Sayang" Jimin mencubit hidung Seulna dengan gemas lalu segera menaiki tangga menuju kamarnya --ah ralat, kamar mereka ia dan istrinya--
▶◀▶◀▶◀
"Sayang, kemeja warna biru aku dimana ya?"
"Sayang, dasi yang garis garis itu kok gaada sih?"
"Sayang, kamu ada nyimpen flashdisk gak?"
Jimin terus mengoceh. Seulna hanya memandangnya dari ambang pintu kamar mereka. Semenjak menikah, sudah hal biasa jika pagi-pagi begini Jimin ngoceh seperti itu. Padahal, semuanya sudah ia siapkan di atas tempat tidur. Sudah tersusun rapi di atas tempat tidur, namun pria ini masih belum melihatnya. Selalu seperti itu.
Seulna geram. Ia berjalan menghampiri Jimin yang sedang sibuk mencari flashdisk. Ia menarik Jimin dan menghadapkan pria itu ke tempat tidur. Dan Jimin hanya cengengesan saja.
"Udah disiapin ya, hehe"
Seulna hanya memutar bola matanya malas.
"Flashdisk aku dimana, Yang?"
"Tuh disitu. Kamu sendiri semalam yang naruh flashdisknya disitu. Kok pelupa banget sih! Jangan-jangan kamu di kantor juga lupa kalo uda punya istri," Sungut Seulna kesal lalu berjalan menjauh dari Jimin.
"Eh? Enak aja! Istri aku gak akan aku lupain kok"
Seulna tak peduli. Yang ia pedulikan sekarang adalah membantu ibu mertua nya membuat sarapan. Ya, itu lebih penting ketimbang mengurusi Jimin yang pelupa itu.
"Ma, sini aku aja" Seulna hendak membantu, namun ibu mertuanya itu menolak.
"Gak usah. Kamu urusin aja bayi besar kamu itu"
Seulna menahan tawanya, lalu menoleh ke arah tangga. "Uda turun dianya"
"Selamat pagi semua!" Sapa Jimin dengan ceria.
"Ayah mana, Ma?" Tanya Jimin lalu duduk di sebelah Seulna dan bergelayut manja dengan istrinya.
"Ayah uda pergi kerja tadi. Mama ke kamar bentar ya," Mama Jimin menjauh dari ruang makan dan masuk ke dalam kamarnya.
"Cepet makan. Nanti telat, gaji dipotong."
"Yang, kamu kok gak berubah sih? Masih aja galak. Takut tau"
"Ya abisnya suami aku lemot banget. Bikin gerem,"
Jimin cemberut, tapi tetap menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Yang, uda mau telat nih. Aku pergi dulu ya. Dadah Sayang" Jimin mencium kening Seulna dan berlari menuju pintu utama.
Seulna menggeleng-gelengkan kepalanya. Setiap hari selalu begini. Jimin sangat susah dibanguni. Seulna menatap piring Jimin yang nasi gorengnya belum habis. Lagi, Jimim gak pernah menghabiskan sarapannya dengan alasan udah mau telat. Seulna menghela nafasnya sebelum akhirnya menghabiskan sisa makanan Jimin.
"Jimin uda berangkat?"
Seulna menoleh ke belakang. Ia mendapati ibu mertuanya yang menghampirinya. Seulna tersenyum dan mengangguk.
"Sarapannya gak abis lagi? Ck! Kebiasaan dari dulu" Gerutu Mamanya. Seulna hanya tersenyum menanggapi perkataan ibu mertuanya.
"Seulna.." Panggil ibu mertuanya.
Seulna menoleh. "Ya, ma?"
"Kalian udah hampir 3 bulan nikah, masih belum mau punya anak?"
Belum sempat Seulna menjawab, tibatiba ia meraskan mual yang amat sangat. Seulna buru-buru ke kamar mandi sebelum isi yang ada diperutnya itu keluar.
Mama Jimin panik melihat menantunya. Ia mengikuti langkah Seulna ke kamar mandi dan menepuk-nepuk punggung menantunya.
"Kamu gapapa?"
Seulna menggeleng. Namun, ia masih berusaha mengeluarkan isi perutnya itu.
"Seulna... jangan-jangan kamu hamil?"
Terdengar nada bahagia dari pertanyaan itu.
Maaf ya kalo lama apdet😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating | jimin
Fanfic[COMPLETED] Park Jimin, anak kuliahan yang pacaran sama anak SMA yang 'cuek' Cho Seulna, gadis SMA yang bisa dibilang 'beruntung' memiliki Park Jimin yang carenya gak ketulungan #47 in fanfiction [061116] |Start : 8 July 2016| |End : 8 December 2016|