Sorry baru lanjut yah, gak ada mood buat lanjut soalnya yang baca sepi, yah semangat baru aja gitu ngelanjut ceritanya kalau tau banyak yg baca, yg udah setia baca what do you mean tetep jd readers setia yah, wkwkwk 😍
"Christian Deli Kenneth Of view"
Sekarang aku sedang berjalan menuju cafetaria benar-benar melelahkan melakukan donor darah, keluhku dalam hati, aku tadi menyuruh grace pulang aku juga tidak ingin mengorbankan teman hanya karena dia cemas..
Aku memesan jus mango dan spaghetti, aku menunggu pesananku datang dan terlintas justin di benakku, ahh aku baru ingat dia terluka, aku mengambil handphone dan mencari nama justin di kontak, "ahh ini dia" ucapku sambil mencoba menlpon justin..
Aku mengetuk-mengetuk meja menggunakan jariku dan menunggu jawaban justin, dia tidak menjawab "apa dia baik-baik saja?" Tanyaku dalam hati, setelah menghabiskan makanan ini aku akan segera ke apartemen justin untuk mengeceknya apa dia baik-baik saja atau tidak.. aku juga ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi mengapa dia kacau seperti ini
***
Aku berjalan cepat mengarah kamar justin, dan sekarang aku menekan bel menunggu justin membukakan pintu dan yapp akhirnya terbuka tapi... "kendall?" Tanyaku tampak bingung "oh hi deli? Ka-" aku memotong ucapan kendall "maaf sebelumnya tapi apa justin ada di dalam?" Tanyaku lagi "tenang deli, justin baik-baik saja sekarang dia sedang tidur, aku juga sempat kaget ia menelpon ku untuk menemaninya, kurasa dia sedang mengalami masalah" ucapnya sambil mengangkat bahu "apa aku bisa masuk kendall?" Aku menawarkan diri untuk masuk ke apartemen seorang dan aku memintanya langsung pada tunangannya...
"Hmm a-anu del, sorry tapi justin sebelum tidur dia menyampaikan untuk tidak menerima tamu siapapun itu termasuk.. kau" kendall mengecilkan nada suaranya di akhir kalimatnya
Aku terkejut mendengarnya, apa justin membutuhkan waktu untuk beristirahat, yah kurasa iya butuh istrahat "baiklah kendall, aku akan kembali, sampaikan salamku padanya okey" aku memukul pelan bahu kendall dia membalas dengan anggukan dan senyum manis miliknya
Aku berjalan menuju lobi apartemen ini, aku membuang nafas dengan kasar, justin terasa aneh.. tp aku harap dia tidak apa-apa...
"Justin Bieber Of View"
Aku mengintip dari dalam melihat deli yang berada di luar, dia nampak pucat, ini pasti karena dia sudah kehilangan banyak darahnya, aku berdecak sambil memukul kepalaku pelan..
"Bodoh, kenapa kau masih menghawatirkannya" tanyaku pada diriku sendiri, aku melihat kendall dia sudah menutup pintu berarti deli sudah pulang, kendall berjalan kearahku dan dengan segera aku menghampirinya
"Apa dia sudah pulang?" Tanyaku dingin
"Iya, dia bertanya tentang keadaanmu aku melihatnya dia sangat khawatir" jelas kendall
"Untuk apa merasa khawatir dia mempunyai kekasih yang tubuhnya jauh lebih memprihatikan dari pada aku" ucapku dalam hati
"Christian Deli Kenneth Of view"
Aku berjalan menuju apartemenku, akhirnya aku bisa kembali ke asalku haha, aku berjalan menuju halte untuk menunggu bis terkahir malam ini, rasanya aneh seperti ada yang hilang tapi aku tidak tahu apa itu..
***
Sekarang aku duduk dalam ruangan kerjaku, justin belum terlihat, dan aku sudah berbincang pada grace ia khawatir justin seperti tidak biasanya mengamuk seperti itu, mungkin aku akan menanyainya apa yang terjadi
Dua puluh menit, tiga puluh menit aku menunggu justin dia belum datang juga, aku mengecek jadwalnya hari ini oh ternyata dia ada rapat pagi ini, apa dia sedang di ruangan rapat, tapi biasanya dia keruangan dulu untuk memakan pancake dan merapikan pakaiannya.. bahkan aku sudah membuatkan pancake pagi sekali untuknya...
Aku berusaha melupakan justin dan melanjutkan semua kerjaku, aku ingin menyelesaikannya hari ini dan segera pulang, setelah fokus bekerja kudengar pintu terbuka otomatis aku menoleh mengarah pintu dan aku melihat justin yang sedang berjalan mengarah ke mejanya
"Justin apa kau sudah sarapan? Ini pancakemu" aku berjalan mengarah justin ntah perasaan apa ini, aku seperti tidak nyaman dengan suasana ini
"Simpan saja di atas mejaku" ucapnya dingin aku hanya mengangkat keningku dan maju kearahnya untuk membenarkan rambut dan kerah bajunya yang tampak berantakan
"Kau tidak perlu melakukannya lagi, aku bisa merapikannya sendiri" ucapnya lagi dengan yang begitu dingin dan aku bisa melihat tatapan datar yang ia berikan..
"Justin are you okey?" Tanyaku ragu
"I'm okey, kau bisa melanjutkan kerjamu sekarang, jangan menggangguku untuk sementara waktu aku sangat sibuk" Aku melihat justin tak percaya, dan dia sama sekali tidak menatapku seperti biasa
"Baiklah" ucapku lesuh
"Kau masih tampak pucat, istrahatlah yang cukup dan makan-makanan yang sehat, untuk sementara hindari fast food" justin mengucapkan itu semua sambil berjalan meninggalkan ruangan "dia masih perhatian padaku, paling tidak dia masih peduli padaku" ucapku senang
***
Aku berlari mengarah depan kantor dan hari ini aku di jemput zayn, aku memeluk zayn dan masuk kedalam mobil, aku sempat melihat justin menatapku tajam aku hanya memberikannya senyum dan dia tidak membalasnya...
"Apa yang terjadi dengannya" aku bertanya pada diriku sendiri "apa kau bilang sesuatu?" Tanya zayn bingung aku hanya menggeleng..
"Baiklah zayn hari ini kita akan kemana?" Aku berbalik mengarah zayn dan kulihat ia tampak berfikir "kita makan dulu, kau pasti belum makan kan?" Tanya zayn dan lagi-lagi aku hanya membalasnya dengan anggukan
"Zayn bagaimana keadannya apa dia sudah baik-baik saja" tanyaku khawatir "ia sudah mendingan, dia menanyaimu, dia ingin berbicara denganmu tapi aku bilang padanya segeralah sembuh dan aku akan membawamu ke deli "uh baiklah kau menyebalkan zayn" ucapku sambil memajukan bibirku
Aku melihat zayn tertawa dan menyubit pipiku, tapi tiba-tiba aku mengingat justin, biasanya dia langsung menyiumku jika aku melakukan hal itu, justin bahkan seperti menjauhiku aku langsung menggeleng "ah tidak-tidak dia hanya sibuk, aku akan menunggu saat yang tepat dan menanyainya sesuatu, aku juga ingin bercerita sesuatu padanya..
"Baby kau hanya melamun saja? Apa kau ada masalah?" Tanya zayn sambil mengelus rambutku "tidak zayn aku rasa aku hanya kelelahan aku meyakinkan zayn..
"Baiklah kau harus makan dulu, ku rasa untuk hari ini kita tidak usah kemana-mana, kita akan makan dan setelah itu pulang ke apartemenmu dan aku akan menemanimu" aku melihat zayn dan dia menoleh kearahku sebentar dan tersenyum padaku
"Tapi zayn? Bukannya hari ini kita akan pergi mencari gaun dan percetakan undangan? Kurasa kau telah melupakan janjimu padaku, kau tahu karena aku tahu kita akan pergi aku telah menyelesaikan semua pekerjaanku agar aku bisa memilih gaun" ucapku dengan nada sedikit keras pada zayn..
"No baby, hari ini kau harus beristirahat, jangan membantahku oke" zayn mengecup ujung kepalaku dan melanjutkan perjalanan kami...
Part kali ini gimana? Gaje yah? Voment guys deli ama zayn udah mau nyetak undangan dan nyari gaun apayah?
Tetep baca what do u mean and keep voment ok guys 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
What Do You Mean? (END)
FanfictionJustin bieber "Ceo Bieber Company" Hal yang membuatku tidak ingin mengenal wanita seketika berbanding terbalik ketika ia masuk dalam kehidupanku.. Justin bieber Tolong ceritanya jangan di copy yah, hargain Authornya mikir ide dan ceritanya susah 😙