Fiuuhhh, thank u deli aku benar-benar bahagia saat ini, aku benar-benar melakukan hal yang tidak pernah terbayang olehku sebelumnyaa" aku dan justin terjun bebas di atas sofa super empuk justin, aku benar-benar kelelahan...
"Aku senang jika kau senang justin, dan aku sangat lapar kurasa aku ingin membersihkan tubuhku dulu lalu memasak untuk kita berdua, okey jadi tunggu aku" aku berusaha berdiri dari posisi nyaman di sofa ini..
Sedetik kemudian justin menarikku dan aku terjatuh tepat diatasnya "apa kau ingin kita mandi bersama?" Ohh shittt justin menggodaku dan sekarang dia memasang senyum yang licik, aku berusaha bangkit dari atasnya tapi percuma saja dia lebih kuat dariku..
"Haha dalam mimpimu justin, dan sekarang lepaskan aku, please justin apa kau tidak mencium aroma ku, aku sendiri saja sudah tidak tahan mencium aroma tubuhku sendiri" aku masih tetap berusaha untuk berdiri
Kulihat justin mengarahkan kepalanya tepat di samping leherku dan dia menarik nafas panjang, astga dia benar-benar mencium aroma tubuhku "hmm aku tidak tau deli kalau bau tubuhmu begitu memabukkan" goda justin lagi, aku melihatnya menahan senyum..
5 menit berusaha lepas dari cengkraman justin akhirnya aku berhasil dan berdiri, sebelum aku berjalan menuju kamar justin, justin sudah menarikku kembali dan sekarang dia berada di atasku dan dia mendekatkan bibirnya kearahku..
"Deli, please dont move" dengan otomatis badanku serasa terkunci dan tidak bisa bergerak aku melihat kedalam mata justin, matanya benar-benar indah sekarang kami sedang bertatapan, dan tatapannya serasa telah menyihirku..
Aku bahkan menarik leher justin untuk menciumku, dan justin mendaratkan bibirnya tepat diatas bibirku, mulai melumat dan menciumku dengan lembut aku bisa merasakan dia tersenyum kemenangan dalam ciuman kami..
Justin semakin memperdalam ciumannya dan tangan kiriku dengan otomatis menjambak pelan rambut justin dan tangan kananku semakin meremas leher justin, aku bisa merasakan ciuman justin semakin cepat.. aku kehabisan nafas dan melepas ciuman ini
"A..aku sulit ha... bernafas justin" aku berbicara sambil ngos-ngosan seperti habis lari maraton.. "maaf deli, aku tidak bermaksud" justin tunduk seperti ada rasa penyesalan di matanya aku langsung menariknya kembali menciumnya dengan sekilas "tidak apa-apa justin, aku senang bersamamu" ucapku sambil tersenyum padanya...
***
Sudah 2 hari aku sibuk dengan zayn, aku berusaha mengerjakan tugasku dengan cepat dan pergi bersama zayn, justin dia sudah bersikap dingin lagi padaku, bahkan es yang di kutub utara saja kalah dinginnya di banding sikapnya, setiap aku berpamitan padanya dia hanya menjawab dengan gumaman ato melayangkan telapak tangannya diudara seperti gerakan mengusir begitu...
"Deli, kurasa ini bagus" zayn tiba-tiba mengagetkanku dan menunjukkan cincin untuk pernikahan nanti, aku hanya mengangguk jujur ragaku berada di depan zayn tapi pikiranku jauh melayang di justin..
"Deli? Bisakah kau melihat dan memilih yang mana yang bagus untuk di pakai nanti" lagi-lagi zayn mencoba memecah lamunanku, aku menarik nafas panjang
"Baiklah, aku juga ingin pulang segera" aku berjalan mengelilingi toko perhiasan ini dan akhirnya menemukan cincin yang pas... zayn memilih pilihanku walaupun awalnya kita sempat bertengkar dulu, sampai-sampai pegawai yang bekerja di sana meledek kami...
Sekarang kami berdua berada di atas mobil aku melihat kebelakang dan melihat full dengan paper bag yang isinya macam-macam.. aku bahkan baru tau kalau zayn hobby shopping.. dia ternyata boros...
"Deli, apa kau yakin ini smua akan berjalan sesuai rencana kita" zayn membuka pembicaraan aku berbalik menghadapnya dan mengangkat kedua kakiku untuk posisi nyaman di atas kursi mobil di samping pengemudi..
KAMU SEDANG MEMBACA
What Do You Mean? (END)
FanfictionJustin bieber "Ceo Bieber Company" Hal yang membuatku tidak ingin mengenal wanita seketika berbanding terbalik ketika ia masuk dalam kehidupanku.. Justin bieber Tolong ceritanya jangan di copy yah, hargain Authornya mikir ide dan ceritanya susah 😙