Sungguh aku tidak terlalu memikirkan artikel sialan itu, hanya saja bagaimana jika orang tuaku membacanya, mereka pasti akan menanyakan perihal itu, aku tak ingin membuat ibuku sedih, aku berpikir ada baiknya aku menuntut pihak yang telah menyebarkan hoax itu...
"Love you need you, need you here to stay" siapa yang menelponku malam-malam begini aku berjalan menuju nakas yang berada d samping kasurku sambil mengeringkan rambutku dengan handuk kulihat di layar handphone ku tertera "my mom" sudah kuduga...
"Hallo mom, how r u? I miss u somuch mom" ya aku mengutarakan sebuah kebenaran yang benar-benar tulus dalam hatiku..
"Justin honey kau tau mom menelponmu ingin menanyakan sesuatu padamu, aku melihat di art-" belum selesai ibuku berbicara dengan segera aku memotongnya..
"Ahhh c'mon mom kau pst tau aku tidak seperti itu, mom aku hanya tidak pernah bersama gadis bukan berarti aku gay" ucapku frustasi..
"Maafkan mom sayang mom bukannya tidak percaya padamu, justru mom hanya ingin memastikan apa kau baik-baik saja melihat itu, dad mu sangat marah dan ia akan menuntut yang sudah menerbitkan artikel itu" jelas mom panjang lebar
"Mom tidak usah khawatirkan aku, aku hanya ingin..." aku diam sebentar dan membuang nafas panjang "mom aku hanya ingin perusahaan kita semakin jaya, maka dari itu aku tidak memikirkan pasangan"
Setelah menjelaskan dan berbicara dengan ibuku, hatiku sangat lega telah berbicara pada wanita yang paling aku cintai di dunia ini
Segera aku masuk dalam selimutku dan aku pun mulai mengantuk, tapi pikiranku masih menerawang untuk besok problem baru yang ada di kantor. Semoga semuanya baik-baik saja....
Skip
Zayn of view
"Baiklah grace thank u atas infonya, aku akan segera mengabarkan kekasihku perihal ini, aku rasa dia akan menerimanya"
grace temanku yang bekerja di bieber company menelponku untuk membantunya mencarikan asisten untuk atasannya, kebetulan sekali deli sedang mencari pekerjaan, semoga saja dia akan tertarik tentang hal ini...
"Zayn apakah kau masih di sana?" Garce memecah lamunanku, aku sampe lupa bahwa sambungan telponnya belum putus
"Oh.. maaf grace aku sedang memikirkan sesuatu, yah kau tau kan deli sangat keras kepala, aku tidak tau bagaimana mengatakannya, aku tidak yakin dia langsung mau dengan tawaran ini" yahh itulah yang kutakutkan deli sangat keras kepala
"Aku semakin penasaran ingin bertemu deli, kau tau kau selalu menceritakannya padaku tentangnya sudah hampir setahun, tapi kau belum pernah mempertemukanku dengannya"
"Kau akan bertemu dengannya besok di cafe biasa" aku akan mengajak deli bertemu dengan grace untuk membicarakan pekerjaan yang di maksud grace tadi
"Baiklah jam berapa kita akan bertemu?" Suara grace kembali terdengar
"Mungkin jam makan siang?" Tanyaku kembali
"Oh no no no justin memberiku waktu sampai siang, itu berarti aku akan membawa pegawainya sebelum waktunya tiba" dapat ku dengar grace panik seketika
"Baiklah akan ku usahakan, bye grace see u tomorrow"
"Bye zayn. Oke u too" sambungan telpon terputus dan segera aku mencari kontak deli
"Mengapa lama sekali di angkat?" Gerutuku dalam hati.. setelah nada sambung yang ketiga barulah terdengar suara deli
"Halo" aku rasa deli sudah tertidur, yah suaranya begitu serak
"Ohh sayang maafkan aku mengganggu istrahatmu, besok bisakah kita bertemu aku akan menjemputmu pagi, kita akan bertemu grace, kau ingatkan sahabatku yang biasakan aku ceritakan"
"Zayn kau menelponku hanya untuk mengatakan itu?" Aku rasa deli akan marah
"Ya a-aku rasa begitu" ujarku basa basi
"Baiklah jemput aku besok di depan apartemen, bye zayn love you" tut..tut.tut.. belum sempat aku menjawab deli dia sudah terlebih dahulu mematikan telponnya
"Apa dia marah?" Ahh entahlah kurasa dia tidak marah hanya saja mengantuk, ku rebahkan badanku di king bedku dan gelap....
***
"Drttt... drtttt.... drtttt" ya tuhan siapa yang menelpon kulirik jam d atas nakasku
"Bisakah tidak menelpon sepagi ini? Aku sungguh mengantuk" aku berbicara tanpa melihat siapa yang menelponku
"Zayn open the door, aku ada di depan apartemenmu" tunggu aku mengenal suara ini, aku melepas handphone ku dari telinga dan menatap layarnya... yang benar saja ini deli pantas saja suaranya tidak asing..
"Wait a minute" aku berjalan gontai menuju pintu utama begitu sulit untuk mengangkat kakiku sendiri
"KAU LAMA SEKALI ZAYN, APAKAH KAU SEDANG BERSAMA WANITA DI DALAM? APAKAH KAU MENYEMBUNYIKANNYA LALU MEMBUKA PINTU" suara deli melengking dan berdengung di gendang telingaku benar-benar gadisku ini
"Apa kau gila deli, aku baru bangun tidur dan kau men- awhhh" deli dengan keras menabrak pundakku ketika ia menerobos masuk ke apartemenku
"Kau sendiri zayn" dapat kulihat wajah deli mulai merah, kurasa dia malu...
"Yah seperti yang kau lihat aku tidak sendiri, aku bersamamu" ku peluk erat deli aku begitu tenang, baunya memabukkan untukku..
Jadi bagaimana sampe part ini? Please jangan jadi silent readers dong.. vote ato coment lah aku butuh kritik dan saran kalian biar bisa lanjut ke part selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
What Do You Mean? (END)
FanfictionJustin bieber "Ceo Bieber Company" Hal yang membuatku tidak ingin mengenal wanita seketika berbanding terbalik ketika ia masuk dalam kehidupanku.. Justin bieber Tolong ceritanya jangan di copy yah, hargain Authornya mikir ide dan ceritanya susah 😙