Aku terduduk sambil memegangi dadaku rasanya sakit menangis seperti ini..
"Deli, telfon dari siapa?" Aku mendengar suara Justin dengan segera aku menghapus air mataku, merapikan rambutku, aku tidak ingin ia tahu yang sebenarnya..
"Hmm dari ibuku, ia menyuruhku menemuinya katanya ia rindu padaku" jawabku bohong
"Apakah kau ingin kita pergi menemuinya?" Tanya Justin
"Aku rasa kau benar kita harus menemuinya" aku mengulang kata-kataku dalam hati berasa ada yang ganjil "apaaa? Kita? Maksudmu aku dan kamu?" Tanyaku memastikan pada justin
"Yappp, kita bisa pergi besok" jawab Justin
"Big No Mr. Bieber, pekerjaan kantorrr sangat banyak yang menumpuk, kita tidak akan kemana-mana sampe pekerjaanmu selesai, okey" ucapku dengan nada penuh penekanan
Justin tertawa dan mengusap rambutku dan mengacaknya, tiba-tiba ia menciumku sekilas dan tersenyum manis, aku rasa aku akan meleleh saat ini, ya tuhan mengapa aku bisa memilikinya dan harus di pisahkan seperti ini..
"Sudah puas menikmati ketampananku sayang?" Ledek Justin, aku langsung merangkul lengannya dan mengajaknya duduk d sofa, paling tidak aku tidak ingin malam ini bersedih di depan Justin..
"Kau ingin makan apa Justin?" Tanyaku
"Bisakah kau membuatkanku cream soup, aku ingin sekali memakannya" ucap Justin dengan Baby facenya aku tersenyum dan berdiri
"Apa kau perlu bantuan Deli?" Tanya Justin aku hanya menggeleng "kau di sini saja, aku akan mengerjakannya dengan cepat" jawabku dan berjalan meninggalkan Justin yang sedang menyalakan TV
Aku mulai memotong wortel, membersihkan jagung dan memasaknya, aku jadi mengingat Harry, aku mengambil handphoneku dan mulai mengirim pesan padanya..
"Harry? R u okey?" *send
Aku menaruh kembali hp dan melanjutkan memasak tiba-tiba aku melihat harry menelpon, aku mengangkatnya..
"Kau hanya perlu membalas pesanku Harry, jika dia melihatku sibuk menelpon dia akan curiga" omelku pada Harry, aku mendengarnya tertawa
"Aku baik-baik saja Deli, kau sedang bersama Justin kan? Kau sementara jangan jauh-jauh dari justin, itu demi keselamatanmu, aku sudah meminta pulang paksa pada dokter, aku ingin menghabiskan waktuku dengan Kendall setidaknya aku pergi tidak dengan penyesalan" ucap Harry lirih, aku mengerti perasaannya, aku juga merasakan hal itu..
"Deli, apa kau sudah selesai" aku mendengar suara Justin dari luar memastikanku
"Harry, kau baik-baik dengan Kendall, jika ada apa-apa kau harus langsung menelponku, aku harus menutupnya sekarang, oke bye" ucapku terburu-buru..
"Okey, kau juga baik-baik, bye.." Harry memutus sambungan telpon aku melanjutkan kegiatanku dan menyiapkan untuk Justin..
"Justin kemarilah, ini sudah selesai" aku melepas celemek dan duduk menunggu Justin..
"Baunya sepertinya enak, kau memang istriku yang idaman" ucap Justin sambil menciumi puncak kepalaku, aku tersenyum malu
"Makanlah" pintaku dia hanya menatapku
"Kau sendiri?" Tanya Justin sambil melihat di hadapanku
"Kau makanlah, aku tidak bisa makan malam banyak, aku takut badanku bisa gemuk" ucapku malu
Justin menyeret kursinya kesampingku dan menyuapiku dengan segera aku menutup mulutku "aku tidak mau Justin" ucapku tidak jelas...
"Ayolahh, satu sendok saja, please......." ucap Justin dengan wajah imutnya, oh tuhann aku tidak bisa menolak jika dia seperti ini, aku membuka tanganku dan membiarkan Justin menyuapiku..
KAMU SEDANG MEMBACA
What Do You Mean? (END)
FanfictionJustin bieber "Ceo Bieber Company" Hal yang membuatku tidak ingin mengenal wanita seketika berbanding terbalik ketika ia masuk dalam kehidupanku.. Justin bieber Tolong ceritanya jangan di copy yah, hargain Authornya mikir ide dan ceritanya susah 😙