20

2.1K 166 3
                                    

"Justin Bieber Of View"

"Iya zayn kau tidak perlu menjemputku, aku bisa sendiri" aku mendengar percakapan deli dan oh ternyata yang menelpon adalah zayn kekasihnya, dadaku terasa panas aku seperti ingin berteriak, tapi aku berusaha mengendalikan emosiku..

"Kita akan mengurus undangannya selepas aku bekerja, kau tau pekerjaanku menumpuk karena mengurus persiapan pernikahan ini" deg... seketika aku menekan rem dan aku sangat kaget mendengar pernyataan deli bahwa dia sedang mengurus pernikahan, selama ini aku tidak ingin tahu ataupun mendengarnya, tapi deli telah mengucapkannya sendiri...

"Justin? R u okey? Kau menginjak rem tiba-tiba aku sampai" belum selesai deli berbicara aku langsung menjalankan mobil ini dengan kelajuan yang aku tahu diatas rata-rata..

Aku tidak mengerti bagaimana nantinya jika deli sudah menikah, aku yakin aku akan sangat hancur, mengapa deli melakukan ini padaku, apa dia tidak tahu kalau aku sangat mencintainya. . .

***

Aku sedang berada di kantor sedari tadi aku tidak focus mengerjakan semua berkas yang harus aku pelajari, sedetik kemudian deli menghampiriku dan menegurku aku berusaha untuk tidak pusing dengannya, apa aku pecat saja dia? Ahh tidak-tidak aku tidak bisa kehilangan pegawai terbaikku, lagian pekerjaan yang ia lakukan semua hasilnya memuaskan tidak seharusnya aku membawa hal pribadi pada pekerjaan...

"Justin" pekik deli aku pun hanya bisa menggumam "justin kau tidak dengar dari tadi yang aku katakan, ya ampun kemana pikiran mu ini hahhh?" Kuliat deli sedang mengomeliku dan jujur saja dia sangat menggemaskan

"Apa kau baik-baik saja, oke kali ini aku berhak bertanya, aku memperhatikan kau beberapa hari ini tampak seperti menghadapi masalah yang sangat serius, sampai-sampai kau seperti mengacuhkan aku, kita tidak pernah tertawa bersama lagi, kau tau justin aku merindukan semua itu"

Aku hanya terdiam mendengarkan pengakuan deli panjang lebar, tidak deli, kumohon jangan menangis dihadapanku, itu akan membuatku sangat menderita..

Aku berdiri dan menghampiri deli yang terlihat menahan tangisnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, paling tidak aku tidak ingin menyakitinya, ini saat terakhir bagiku untuk bisa menenangkan deli sebelum ia menikah.

"Deli, kumohon jangan menangis, lihat aku" kulihat deli mengangkat wajahnya dan tepat sekali dadaku terasa sesak melihat matanya berkaca-kaca, aku mencoba untuk menghapusnya "deli aku tidak apa-apa, aku hanya ada masalah kantor sedikit, kau tau hal ini sudah wajar jika aku terlalu stress, kau bisa bertanya ke pegawai lain yang telah bekerja denganku bertahun-tahun, mereka pasti sudah tidak asing dengan pemandangan seperti aku sekarang ini" aku mengusap rambutnya dan tanpa kusadari aku menariknya dalam pelukanku

Sesekali aku mencium puncak kepalanya, aku hanya melakukan semua ini sebelum dia milik org lain..

"Kau belum sarapan kan? Bagaimana hari ini kita bolos saja kau tidak ada kesibukan kan?" Tawarku padanya, aku bisa melihat dia seperti berpikir untuk menjawab ya atau tidak...

"Sebentar aku akan segera kembali" ujar deli dan dia berjalan menuju sudut ruangan, aku melihatnya dia mengambil hp yang berada di saku roknya

Aku yakin dia sedang mnlpon zayn
"iya aku bersama justin" dapat kudengar deli sedang menyebut namaku "thank u zayn, sorry yah aku jnj bsok kita selesaikan semuanya segera dan mnunggu hari H nya oke" dan aku hanya tersenyum miring mendengar kalimat deli

Zayn benar-benar lelaki aneh menurutku, bagaimana bisa dia mengijinkan calon mempelai wanitanya jalan bersama lelaki lain? Jika aku jadi dia aku takkan membiarkan deli di tangan lelaki manapun

What Do You Mean? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang