Part 26

2.5K 154 2
                                    

Aku melihat mengarah meja mom patt, dan mom patt dengan Justin sudah tidak berada di sana, kemana mereka? Tanyaku dalam hati, tiba-tiba aku melihat Justin dan Mom Patt keluar dari satu ruangan dan dapat kulihat raut wajah mereka aneh, seperti merencanakan sesuatu terhadapku mereka berjalan kearahku dengan senyuman misterius...

"Hai sayang maaf aku meninggalkanmu agak lama" justin menghampiriku dan memelukku dari samping "hmm dari mana kau?" Bisikku ke Justin dia hanya membalasnya dengan senyuman misterius..

"Sayang kemarilah" panggil mom pattie aku berjalan menuju meja mom pattie.. "Deli aku dan Justin mempunyai pekerjaan bagus untukmu selama di sini, sebenarnya awalnya Justin tidak setuju, dia ingin berlibur denganmu beberapa hari sebelum balik ke New York, tapi mom benar-benar membutuhkan kamu, aku sudah lelah mencari untuk seseorang yang pas"

Aku mengkerutkan keningku masih tidak paham dengan penjelasan mom pattie "maksudnya tante? Aku masih kurang paham" jelasku dan tiba-tiba Justin datang berdiri di sampingku "aku ingin kau menjadi model untuk edisi baju pengeluaran terbaru mom untuk tema Winter Deli" jelas Justin "haah?" Aku hanya mrnganga madih susah mencerna penjelasan Justin, aku? Model? Hahaha tidak mugkin, aku selfie saja jarang "tante, Justin" panggilku ke mereka berdua "aku tau niat kalian baik, tapi jujur aku tidak bisa melakukannya, aku bahkan tidak mungkin bisa melakukannya" jelasku dan dapat kulihat rauh wajah mom Pattie terlihat kecewa..

"Kau harus mencobanya honey, sekali saja jika kau merasa tidak nyaman kita langsung berhenti saja dan mencari yang lainnya" jelas Justin yang memberiku semangat, ini alasanku mengapa aku sangat cepat jatuh hati padanya...

"Baiklah aku akan mencobanya" jawabku dan mom pattie membawaku kedalam pelukannya "Thank you Deli sayang" dapat kurasakan Mom Pattie mengusap rambutku, ahh aku nyaman di posisi ini..

***

"Bye mom, sebentar malam kita akan ke sini lagi untuk memulai pemotretan Deli" teriak Justin dari dalam mobil, dia seperti anak kecil jika di depan ibunya dan aku tentunya hehe..

Aku melambaikan tanganku kearah mom pattie dan di detik selanjutnya Justin menancap pedal gasnya.. "Jadi kita kemana setelah ini Justin?" Tanyaku aku melihatnya diam, entah karena fokus menyetir atau sedang berpikir, aku mengangkat bahu acuh dan berbalik mengarah jendela menatap semua bangunan yang ada di kota paris..

"Jangan ngambek sayang, aku sedang fokus menyetir kau tahu kan aku paling anti membawa kendaraan dalam keadaan tidak fokus" Justin membelai rambutku aku berbalik tersenyum manis kearahnya "gak kok Justin aku gak marah, aku udah tau kamu pasti lagi fokus" jawabku dan Justin hanya mengangguk dan melanjutkan aktifitasnya..

Setelah 30 menit kita habiskan di jalan "akhirnya sampai rumah juga gak ada yang lebih nyaman selain rumah" teriakku girang dan Justin melepaskan mantel dan menggantungnnya sambil menatapku

"Hei gadis gila" ucap Justin yang membuat aku terkejut tiba-tiba semacam deja vu aku rasa aku memikirkan masa kecilku dan Justin "hei tuan muda, apa kau ingin hidungmu berdarah lagi huh?" Ancamku dan Justin tertawa mendengarnya, dia berlari kearahku dan langsung mendorongku untuk berbaring di atas kasur, tangan kekarnya memegang kedua bahuku..

"Coba saja kalau kau bisa Ms. Bieber" ahh apa yang Justin barusan bilang aku? Nyonya bieber "haha J-justin kau" belum selesai aku berbicara Justin mencium bibirku lembut aku memejamkan mataku, ingin menikmati suasana ini, justin mengigit bibir bawahku aku langsung membuka mulutku, membiarkan Justin menguasai bibirku dan aku membalas ciumannya..

Aku membuka mataku dan menatap mata hazel Justin yang seperti lelehan karamel yang sedang menatapku, aku benar-benar terhipnotis oleh daya pikat matanya, aku menarik lembut rambut Justin dia memegangi tubuhku membuat telapak tangannya menelusuri lekuk tubuhku, dan entah aku sulit untuk menolaknya.. Justin melepaskan ciumannya dan mulai menciumi daun telingaku.. aku menggeliat tidak tahan dengan sensasi geli yang aku rasakan, bibirnya menjelajahi wajahku dan leherku, meninggalkan kiss mark di dada dan leherku.. aku masih sibuk menggeliat sampai akhirnya handphone Justin berbunyi, awalnya kami tidak menghiraukannya tapi semakin lama suaranya semakin mengganggu dengan segera aku mendorong Justin yang berada di atasku aku melihatnya menarik rambutnya frustasi dan berjalan mengambil hapenya "ada apa?" Aku mendengar suaranya berat, dan terkesan marah..

What Do You Mean? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang