The Word War 3

2.7K 133 2
                                    


Segala persiapan sudah Anissa lakukan mulai dari tempat, minuman, makanan dan susunan acara, Dia bersama Eva dan Intan, panti asuhan itudi pimpin oleh seorang yang lembut hatinya, Umi Ria namanya.

Malam ini Anissa nampak cantik dengan balutan gamis sederhana berwarna hijau muda dengan warna jilbab hijau tua yang membingkai wajahnya dengan sempurna meskipun kini jelas terlihat ada gurat kelelahan di wajahnya tapi itu tidak menutup kecantikannya Bagaimana tidak Ia dan ibunya subuh-subuh buta harus pergi kepasar membeli segala jenis bahan makanan.

Flasback On

"Bu ini apalagi yang kurang?" Kata Anissa sambil memperhatikan baik-baik daftar keperluan belanjanya, bu Marni yang ditanya ikut juga memperhatikan apa yang tertera di kertas itu.

"Ibu rasa semuanya sudah cukup" Kata Bu Marni, ditengah asyiknya mereka berdiskusi seseorang datang dengan hanya memakai kaos singlet dan boxer saja .

"Aaahhhhhh Hey kamu mau apa" kata Anissa berteriak histeris sambil menutup wajahnya dengan lima jarinya Sementara orang itu nampak belum menyadari akan kehadiran Anissa dan Ibu Marni. Ia dengan santainya menguap dan mengucek kedua matanya khas bangun tidur Orang yang diteriaki itu adalah Fauzan.

"Ada apa sih mbak Asih, pagi-pagi sudah ribut, mbak asih kan setiap hari melihat aku Pakai Pakaian seper" Kata Fauzan tergantung, karena Ia mulai menyadari dengan siapa sekarang Ia berhadapan.

"Maaffffff!" Teriak Fauzan sambil berlari kencang menuju kamarnya hingga terdengar keras suara bantingan daun pintu.

Bu Marni yang sejak tadi membuang muka hanya ketawa cekikikan melihat Ekspresi Fauzan yang menahan malu, sementara Anissa hanya menggeleng kepala beberapa kali mencoba mengenyahkan fikiran pada apa yang baru saja dilihatnya walau seperti itu Ia tersenyum malu-malu mengingat ekspresi keterkejutan Fauzan, Tak berapa lama Fauzan kembali dan duduk di samping mereka, Bu Marni yang melihat kedatangan Fauzan langsung melangkah kearah dapur.

"Maaf aku tidak sengaja, aku lupa kalau aku dirumah ini" Kata Fauzan dengan menahan malu.

"Tidak apa-apa" Kata Anissa dengan pipi merona, ingin rasanya Ia membuang peristiwa yang menurutnya lucu, tapi saat melihat wajah Fauzan bibirnya tertarik begitu saja untuk tersenyum

"Kamu jangan membuatku semakin malu dengan senyum-senyum seperti itu " Kata Fauzan lagi

"Ini nak Fauzan!" Kata Bu Marni sambil menyodorkan segelas kopi panas.

"Ibu jangan repot-repot, saya bisa sendiri koq" Kata Fauzan sambil menerima kopi pemberian bu Marni.

"Hanya kopi saja nakTidak repot" Ucap Bu Marni dengan seulas senyuman.

"Luna kemana bu"

" Dia masih tidur nak" Kata Bu Marni dengan senyuman mengembang.

"Ngomong-ngomong ibu sama Anissa sedang berdiskusi apa, sepertinya serius sekali" Tanya Fauzan setelah menyesap kopinya.

"Maaf ya nak, kami mengganggu tiidurnya, biasalah ini Anissa kalau ngomong sudah seperti toa mushola, keras sekali" Jawab Bu Marni sambil melirik Anissa

"Huhhh Ibu! enak saja seperti toa, nah ibu biangnya toa" Sangkal Anissa

"Memang iya kan! kamu yang paling ribut Niss, Ibu sudah bilang jangan ribut nanti nak Fauzan bangun, bener'kan nak Fauzan bangun sampai kita melihat yang" Kata Bu Marni tidak melanjutkan kalimatnya karena melihat raut wajah Fauzan yang memerah.

"Maaf ya! saya tidak ingat kalau ada Ibu sama Anissa disini. Balik lagi tentang diskusi tadi" Kata Fauzan mengalihkan topik pembicaraan, kalau masalah tadi Ia singgung lagi, dipastikan wajahnya akan merah semerah kepiting rebus, untung saja Ia yang terlihat seperti itu, bagaimana kalau Anissa yang Ia lihat, Dia mungkin akan langsung hengkang dari rumah itu dengan meninggalkan sumpah serapah, dan entah mengapa hatinya tak merela kalau bu Marni dan Anissa pergi dari rumah ini, Ia seperti menemukan keluarga yang lama hilang, kehangatan keluarga yang selama ini Ia rindukan.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang