PUISI

2.2K 129 11
                                    

“Apa yang kamu lakukan kemarin…” Tanya Anissa ketika sudah duduk di depan Reza, sementara Reza tengah menanggalkan jasnya di gantungan.

“Memang apa yang aku lakukan…” Ucap Reza pura-pura tidak tahu arah tujuan pembicaraan Anissa.

“Tentang ini…” Kata Anissa sambil menyodorkan  ponsel Eva yang memajang fhoto dirinya bersama Reza, Reza yang memperhatikan layar ponsel itu hanya tersenyum dikulum.

“Ternyata kita serasi juga…” Kata Reza enteng.

“Apa… kamu pasti kurang tidur, serasi dari mana…”  kata Anissa mendengus kesal.

“Aku ingin kamu menjelaskan bahwa antara aku dan kamu tidak apa-apa, kalau tidak aku akan mematahkan kakimu, menegrti”Timpalnya lagi, Reza hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

“Kenapa menggeleng, cepat lakukan sekarang atau tidak…” Kata Anissa terpotong karena melihat Reza mengangkat kakinya keatas kursi.

“Apa yang kamu lakukan…” Kata Anissa sambil menahan tawa geli melihat ekspresi Reza yang ketakutan  Ia tendang.

“Jangan ditendang, kakiku masih bengkak…” Ucap Reza.

“Memang siapa yang mau menendangmu, aku juga masih punya perasaan kalau kamu masih sakit Tapi kalau kamu tidak menjelaskan tentang hubungan kita aku pastikan kamu terkapar dirumah sakit untuk satu minggu…” Jawab Anissa.

“Iya! iya aku akan mengadakan konferensi pers, haruskah aku memanggil wartawan, atau media cetak lainnya untuk memuat berita kita, kamu ini heboh sekali…… santai saja, relax ok…”

“Hahahahah, tidak lucu… “ Kata Anissa menampilkan wajah datarnya.

“Aku tidak nyaman selalu di pandang yang tidak-tidak oleh mereka, walau pun mereka tidak mengatakannya secara langsung tapi tatapan mereka menilai kalau aku bukan perempuan baik-baik, jadi kumohon kamu jelaskan tentang hubungan kita, kecuali pacaran kontrak, ya Pak ya, aku ini sudah susah, tolong jangan di buat susah lagi…” Ucap Anissa dengan nada memelas Terlihat Reza berfikir sejenak sambil memandangi wajah Anissa lekat-lekat.

“Baiklah! ayo…” Kata Reza bangkit, lalu berjalan mendahului Anissa, Anissa mengikuti langkah lebar Reza dengan hati senang.

“Ehmmm… Selamat pagi…” Kata Reza membuka suara menyapa para karyawan HRD Mumtaz Coperation Para karyawan yang tadi sedang riuh berbisik-bisik diam dan  senyap seketika, tak ada gerak sama sekali, semua mata tertuju pada Reza.

“ Selamat pagi…” Kata Reza mengulang kata-katanya karena merasa tak ada jawaban dari mereka Sementara Anissa berdiri disamping Reza dengan menunduk.

“ Selamat pagi Pak1” Jawab mereka serempak.

“Kalian pasti sedang menggunjingkan apa yang kalian lihat kemarin di taman tentang saya dan Anissa…” Tanya Reza, mereka tak memberi jawaban entah karena tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi antara Reza dan Anissa atau takut dengan suara lembut Reza tapi sarat akan aura intimidasi yang sangat kuat, hinggamembuat bulu roma mereka berigidik dingin.

“ Sebelum saya menjelaskan tentang masalah apa yang kalian lihat di taman, dan entah berapa photo saya yang sudah tersebar saya ingin menyampaikan sesuatu terlebih dahulu sebelum mengklarifikasi tentang hubungan kami” Ucap Reza lagi, keadaan masih diam dan hening, berbeda dengan Anissa yang sejak tadi menundukan wajahnya seakan sedang memandangi ujung kakinya yang terasa kebas gemeteran karena gugup.

“Apa menurut kalian cinta perlu memandang siapa dan bagaimana orang yang kita sukai, apa cinta butuh harta untuk bisa memiliki, apa cinta butuh melihat siapa yang boleh dicintai dan siapa yang boleh di benci, apa cinta butuh  harkat, martabat serta social yang setara dengan kita,  mungkin untuk sebagian besar orang ada, tapi tidak bagi saya, cinta adalah anugerah Tuhan paling indah yang Ia ciptakan dihati manusia, begitu pula dengan saya sebagai manusiabiasa yang sudah diberi fitrah untuk mencintai dan cintai, saya tidak pernah merasakan cinta yang sebenar-benarnya cinta pada seseorang, dulu yang saya rasakan dan saya lakukan hanya cinta yang bergelimangan dosa” Kata Reza sambil memejamkan matanya kuat-kuat seolah bayangan masalalu kelamnya bermunculan satu persatu, sementara Anissa yang sejak tadi menunduk terlonjak mendengar kata-kata laki-laki disampingnya, Ia pandangi wajah sendu Reza yang mengguratkan kesedihan dan penyesalan Reza menoleh menatap manik mata Anissa yang kecoklatan Eva dan Intan yang tak sengaja lewat pun berhenti ingin melihat apa yang sedang terjadi.

“Dari seseorang sayabelajar bagaimana caranya mencintai dengan ikhlas, dengan tanpa pamrih, dengan tanpa mengharap cinta itu diterima, cinta saya lahir dari pertengkaran demi pertengkaran yang kami lakukan, cinta saya lahir dari Dia yang mengenalkan saya lebih dekat dengan Tuhan saya yaitu Allah Subhanahuwatala, cinta saya tumbuh dari kecambah kekesalan yang sedikit demi sedikit berubah menjadi tunas kerinduan hingga membuat saya gelisah, cinta yang saya miliki inimenuntun saya  untuk ingin mengenal lebih jauh tentang Tuhanku, tentang agamakudiatas lakunya, diatas keteguhan hatinya menjaga tubuhnya dari laki-laki selain mahramnya, Dia yang mengajarkan saya bahwa cinta haruslah bersandarkan kepada Rabbnya…”Reza seperti sedang membacakan sebuah puisi yang membuat seluruh karyawan HRD terpana dan terkesima mendengear deretan kata-kata Reza, begitu pun dengan Anissa yang setengah tak percaya mendengar untaian kata-kata Reza yang seolah sedang menyatakan perasaannya

“Orang yang saya maksud itu adalah Dia yang kini berdiri di samping saya… “ Ucap Reza lalu menoleh kearah Anissa yang menatapnya juga dengan mata yang melebar selebar-lebarnya.
Karena baru kali ini saya mencintai seseorang dengan begitu gilanya, cinta yang membuat hati saya lapang, cinta yang membuat hati saya tenang, cinta yang membuat seluruh isi hati saya dengan tauhid, meskipun itu masih kecil, dan saya berharap saya bisa menumbuhkan cinta saya pada Tuhan saya lebih dan lebih lagi setiap harinya dengan Dia berada disamping saya saya tegaskan bahwa mulai hari ini Anissa adalah kekasih sekaligus asisten pribadi saya, kalau Bu Ely masih akan saya tempatkan sebagai sekertaris saya di kantor kalau Anissa akan saya tempatkan bersama saya dimanapun saya akan meeting dengan client…” Kata Reza mantap, Bu Ely hanya mengacungkan kedua ibu jarinya tanda sangat menerima keputusan Reza, sementara terdengar beberapa desah kecewa dari beberapa karyawan HRD khusunya karyawati.

“ Satu lagi yang perlu saya tegaskan, kalau ada karyawan yang menggunjingkan Anissa baik dikantor maupun diluar kantor kalian akan menyesal seumur hidup, kalian tahu pasti kalau Mumtaz Coperation sedang gemilang-gemilangnya, kantor ini mempunyai banyak relasi, kalau kalian mengacuhkan perintah saya hanya akanada dua kemungkinan terbesar yang bisa saya lakukan, satu memecat kalian secara tidak terhormat, dan yang kedua saya pastikan hidup kalian tidak akan tenang selamanya, ini bukan ancaman, tapi ini adalah peringatan, kalian mengerti” Kata Reza dengan dingin, Ia memberikan aura intimidasinya disetiap tekanan kata-katanya hingga membuat mereka ketakutan.

“Menegrti Pak…” Ucap mereka serempak.

“Dan peringatan ini berlaku untuk seluruh karyawan Mumtaz Coperation, tak terkecuali” Kata Reza lagi lalu membalikan badannya meninggalkan tubuh Anissa yang menegang karena shock, Eva, Intan dan Bu Ely  langsung memburu tubuh Anissa yang diamterpaku setelah tubuh Reza menghilang dibalik pintu, terdengar desah kecewa dan pandangan menilai untuk Anissa yang sangat jelas menatapnya rendah.

“Niss…” Kata Eva pelan, namun Anissa sama sekali tak bergeming.

“Anissa…” Teriak Eva, Intan dan bu Ely bersamaan, Anissa yang mendengar suara histeris mereka langsung tersadar dari kediamannya.

“Air, air… aku butuh air…” Kata Anissa menoleh kanan kiri mencari air minum, itu pertanda kalau Dia sedang amat sangat gugup Bu Ely langsung memberikan minuman botolnya berukuran sedang, Anissa langsung menenggak minuman itu hingga tandas tak tersisa, Eva, Intan dan bu Ely hanya menatap takjub melihat tingkah Anissa yang ajaib.

“Niss! kalau aku jangankan minum sampai habis, setengah bahkan seperdelapan saja aku tidak sanggup…” Seloroh Bu Ely
“Itu kebiasan Dia Bu EL, kalau lagi gugup atau shock…” Kata Eva sambil mengipas-kipaskan tangannya di wajah Anissa di ikuti oleh Intan.

“Owhh begitu, tapi tetap saja selamat ya Niss, aku doakan hubunganmu dengan Pak Reza langgeng, aku mendukungmu, Pak Reza kelihatannya saja galak dan tegas, tapi Dia baik koq, baik banget malah” Ucap Bu Ely memberi semangat, tapi tidak di gubris oleh Anissa Ia masih sibuk mengatur detak jantungnya serta mengembalikan fikiran alam sadarnya, kejadian ini jauh diluar dugaanya, jauh dari bayangannya, apa Reza sudah lupa di surat perjanjian mereka point lima bahwa dilarang keras mencintai satu sama lain, Anissa memblikan tubuhnya hendak menyusul Reza namun di cegah oleh Eva dan Intan karena sebentar lagi mereka harus bekerja.

“Hahhhh, kamu membuatku prustasi Reza Zakarya…”Erang Anissa dalam hati sambil menyeret langkahnya kesal, walaupun tak dapat Ia pungkiri kalau hatinya masih bergetar hebat mendengar kata-kata Reza, perasaan hangat yang tiba-tiba saja memenuhi rongga hatinya.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang