Falling Love Again!

1.5K 81 0
                                    

"Aku tidak akan meninggalkanmu..." ucap seseorang dengan terbata sembari meletakan tangannya diatas tangan Reza. Reza menegakan kepalanya setegak-tegaknya, tubuhnya bergetar hebat setelah tahu siapa yang menggengam tanganya. Reza berlari sekuat-kuatnya, hingga membangunkan Fauzan yang tidur tak jauh darinya.

"Kamu kenapa Za lari-lari..." ucap Fauzan setengah tidak sadar.

"Jangan...! Jangan...!” Fauzan langsung bergegas menuju tempat tidur Anissa.

"Niss... kamu!" Ucap Fauzan setengah tak percaya, tak berapa lama Reza datang dengan seorang dokter yang menangani Anissia lari tergopoh-gopoh, di belakangnya dua orang suster menyusul, dokter Vivian memeriksa keadaan Jantung dan mata Anissa.

"SubhanAllah... maha suci Allah ini sungguh keajaiban... semua organ vital bu Anissa sudah normal, selamat pak...  selamat, bu Anissa akan segera pulih insyAllah" ucap Bu Dr. Ratna dengan senyum penuh kebahagian. Mendengar hal itu tubuh Reza merluruh, Ia sujud syukur dengan air mata berurai, begitu pun dengan Fauzan, kebahagian dan kegelegaan sangat jelas terpancar dari wajahnya.

"A.  L. L. A. H..." ucap Anissa terbata di balik alat bantu pernafasannya dengan setitik air mata diujung matanya. Reza langsung tersadar, Ia duduk disamping Anissa.

"Sayang ini aku... kamu bisa mendengarku'kan" kata Reza penuh haru, Anissa hanya mengangguk. Reza memeluk Anissa erat, seolah enggan untuk melepaskan Anissa lagi.

"Terima kasih sayang! Terima kasih" kata ucap Reza, atmosfir haru dan bahagia menyelimuti ruang rawat Anissa, Fauzan tak henti-henti mengucap tasbih dan syukur. Kemudian Ia mulai sibuk dengan ponselnya menghubungi orang-orang terdekatnya.

"El... El..! Bangun... hey bangun" ucap Fauzan pelan, Ely menggeliat sembari mengucek matanya beberapa kali menetralkan sinar silau yang masuk kedalam matanya.

"Ada apa Zan?" Tanya Ely sembari menutup mulutnya karena menguap.

"Anissa... Anissa... "

"Kenapa dengan Anissa!"

"Anissa sudah sadar!"

"Benarkah! Alhamdulillah... subhanAllah..." ucap Ely dengan penuh kebahagian, Ia berlari menuju tempat tidur Anissa untuk melihat keadaan Anissa langsung, tapi terhenti karena mendengar dialog antara Reza dan Dr. Vivian disusul Fauzan yang berdiri disampingnya.

"Tapi kenapa Anissa tidak bergerak Dok..?" Tanya Reza dengan nada masih penuh ke khawatiran.

"InsyAllah ini hanya sementara, karena koma bu Anissa cukup lama, maka bu Anissa akan mengalami gangguan fungsi motorik tubuhnya, seperti gangguan berbicara, menggenggam, atau berjalan..." terang Dr. Ratna

"Bagaimana kalau...?" Reza tak berani melanjutkan kata-katanya, karena Ia tahu biasanya orang yang terkena koma bisa saja lumpuh atau bahasa kasarnya cacat.

"Memang betul, setelah koma pasien bisa mengalami cacat, untuk itulah saya dan beberapa ahli rumah sakit Mumtaz Medica akan menangani proses penyembuhan Bu Anissa lebih lanjut dengan beragam terapi, misalnya fisioterapi, psikoterapi, dan terapi okupasi. Kita berdoa saja semoga ini hanya sementara. Kekuatan Doa kadang menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin daripada logika"

"Amin... semoga Ini hanya sementara" ucap Reza penuh harap diaminkan oleh Ely dan Fauzan.

"Kamu dengar, ini hanya sementara kamu pasti sembuh, aku akan melakukan apa pun untuk kesembuhan kamu, seandainya pun kamu tidak seperti dulu, aku akan tetap bersamamu, menjadi lidah, tangan dan kakimu, yakinlah kamu pasti sembuh" ucap Reza dengan kesungguhan yang tak perlu diragukan lagi. Anissa hanya merespon kata-kata Reza hanya dengan air mata.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang