Confused!

1.5K 68 4
                                    

Dafa menghempaskan tubuhnya diatas kasur king size-nya yang empuk, tubuhnya terasa sangat penat, bukan hanya tubuhnya saja tapi juga fikirannya, Ia pandangi langit-langit kamarnya yang berwarna cream, warna yang menenangkan hatinya kala Ia gundah.

Matanya terkunci pada satu titik, satu titik yang menggambarkan wajah seseorang  yang akhir-akhir ini menghiasi ruang hatinya, seperti  pensil yang ditoreh diatas kertas yang tersiram air, semua hancur dan membuyar, dan lukisan wajah dalam itu pun tak sempurna, seprerti cinta dalam hatinya saat ini yang tak sempurna, separuh dari hati dan nyawanya terasa hilang dan perlahan-lahan menghapus lukisan wajah Eva dibenaknya lenyap oleh kekecewaan yang teramat sangat dalam dan yang paling membuat hatinya terasa amat sangat hancur karena cinta yang Ia harapkan bertepuk sebelah tangan, bukan tangannya yang disambut melainkan tangan sahabatnya sendiri, Fauzan.

Tanpa terasa cairan bening lolos begitu saja  dan menetes dari ujung mata Dafa, baru kali ini Ia merasakan hatinya hancur berkeping-keping, dadanya sesak seperti tertimpa atap rumahnya yang berat, dan Ia merasa lebih baik tenggelam dikubangan lumpur daripada harus merasakan sakit dalam keadaan yang begitu menyesakan dadanya, Ia beberapa kali menyeka air matanya mencoba menghibur dirinya. batinya tertawa keras menertawakan kebodohannya, Iya. Dafa merasa amat sangat bodoh karena menagisi sesuatu yang sebenarnya tidak perlu Ia tangisi.

“hey Daf, ayolah hanya karena di tolak kamu jadi rapuh seperti ini, kamu tidak malu pada gelar casanova-mu, hah! “Batinnya seolah ikut menyemangati.

“jangan kecewa, kalau dalam raport anggap saja ini adalah mata pelajaran dengan nilai merah, tidak semuanya harus sempurna bukan, termasuk juga cinta?” lagi batinya berbisik.

“tapi ini berbeda, baru kali ini aku menyukai dan mencitai wanita segila ini, aku tahu diluaran sana banyak sekali perempuan yang lebih cantik, yang ebih sexy, yang lebih dan lebih dimataku, tanpa aku minta mereka datang sendirinya menawarkan kegadisannya padaku, tapi aku tidak yakin akan menemukan orang sebaik Eva” ucap Dafa lirih.

“ Sepertinya kamu termakan omonganmu sendiri Daf, kamu bilang kamu tidak akan menyukai gadis sepert Anissa, tapi nyatanya sekarang kamu amat tergila-gila pada Eva, kalau aku bisa meminta aku ingin pindah tubuh saja, aku malu pada dirimu yang menjilat lidahnya sendiri”

“kamu boleh menyebutku tidak tahu malu, kamu boleh menyebutku mendapat karma karena ucapanku tempo hari pada Reza, tapi bukankah cinta itu perlu perjuangan dengan mengesampingkan image kita, jika ini sebuah kutukan aku terima kutukan ini dengan lapang dada, kutukan mencintai Eva meskipun Dia tidak akan pernah mencintaiku”

“apa kita perlu menghancurkan Fauzan, agar Eva menjadi milikmu”

“tidak, dan tidak akan pernah, urusan hati harus dimaknai dengan hati juga, aku tidak akan pernah menyakiti Fauzan apalagi Eva, mereka itu adalah hal terpenting dalam hidupku, jangankan satu Eva, seribu Eva akan aku berikan pada Fauzan kalau Ia mau, aku tidak akan pernah menukar persahabatanku dengan hal kecil seperti ini, aku memang mengharapkan Eva tapi bukan berarti aku akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya”

“jadi kamu ikhlas Eva dengan Fauzan”Batin Dafa terus bertanya, Perdebatan antara Dafa dan bathinnya terus berlanjut, hingga membuat Dafa termenung cukup lama.

“tidak, aku sudah berubah, aku sudah jadi lebih baik. wine dan bir hanya akan memberikan kesenangan sesaat, aku tidak akan pernah menyentuhnya lagi”

wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, laki-laki yang keji adalah untuk wanita yang keji pula, dan Wanita-wanita yang baik adalah untuk laku-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula” kata-kata Reza terbesit begitu saja dalam fikirannya, Ia bangkit lalu berjalan menuju cermin dia berdiam diri memperhatikan wajahnya yang amat sangat kusut.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang