Angry

2.6K 133 5
                                    


Introgasi diruang Reza masih berlanjut, waktu seperti membeku tak bergerak, Anissa beberapa kali menarik nafas jengah dengan situasi rumitnya saat ini

“Bagus! Ingatan anda memang hebat dalam soal mengingat kesalahan, hmmm terus apalagi kesalahan yang anda perbuat pada saya” Tanya Reza lagi.

“Menendang kaki Bapak empat kali” Jawab Anissa pelan nyaris tak terdengar Sementara Reza hanya tersenyum, dan senyumanya masih sama senyum misterius yang membuat siapa saja brigidik ngeri melihatnya.

“Kali ini kamu salah, bukan empat tapi lima Lima kali” Kata Reza memberi penekanan pada setiap kata lima pada ucapannya sambil merentangkan jari-jarinya tepat di hadapan Anissa.

“Apa! Lima kali, Empat Pak” Kata Anissa mulai berani mengangkat wajahnya karena yang Ia ingat Ia hanya menendang kaki Reza sebanyak empat kali.

“Iya! lima kali Kamu tidak ingat” Kata Reza lagi seperti menyuruh Anissa mengingat kejadian beberapa hari lalu, terlihat Anissa sedang berlayar keingatannya beberapa hari lalu saat dimana Ia menendang kaki Reza.

“Bagaimana anda sudah ingat?” Kata Reza, Anissa tak menjawab malah Ia terlihat sedang menghitung dengan melipat jari-jarinya yang lentik Lalu hitungan Anissa berhenti pada jari kelingkingnya yang menandakan bahwa benar Ia telah menendang kaki Reza sebanyak lima kali.

Anissa mengangguk lemah dan mengenaskan, Ia benar-benar tidak berkutik sedikitpun Ini kali pertamanya Ia merasa lemah dihadapan orang, dan itu hanya terjadi saat Ia berhadapan dengan seorang Reza Zakarya laki-laki tampan dengan aura membunuh, Pak Rizal begitu tegas tapi Ia bisa santai menghadapinya tapi dengan laki-laki dihadapannya Ia merasa seluruh tubuhnya seperti disiram air es saking takutnya mendengar suara dingin Reza.

“Karena kesalahan anda fatal, sudah mencemari nama baik saya dengan menuduh saya mengambil yang bukan hak saya, dan anda juga sudah melakukan tindakan kekerasan pada diri saya dengan menendang kaki saya sebanyak lima kali, maka jam ini, menit ini saya” Kata Reza menggantungkan kalimatnya karena melihat seorang perempuan cantik denganpakaian serba minim bahan masuk menerobos begitu saja tanpa permisi menuju meja kerjanya, Reza menutar bola mata malas sampai harus membuang muka tak ingin menatap perenpuan itu, siapalagi Dia kalau bukan Afika.

“Maaf Pak Reza saya sudah berusaha menahanya untuk tidak masuk, tapi Dia memaksa” Kata Ely Apriyani sekertaris pribadi Reza.

“Tidak apa-apa Ely, kamu bisa melanjutkan pekerjaan kamu lagi, dan tolong tutup pintunya kembali!” Kata Reza dingin, Ely hanya menunduk patuh berjalan mundur sambil menundukan kepalanuya lalu setelah berada di depan Ia menutup pintu ruangan Reza Sekarang Fokus Reza terpecah pada gadis yang membuat moodnya benar-benar hancur hari ini, dari semenjak pagi sebelum Ia berangkat kerja sampai saat ini masih saja mengganggunya lewat telephone, sudah ditelpon, di sms dan di semua mediaIa kunjungi hanya untuk menyapa Reza.

"Sayang! Kamu kenapa tidak membalas semua pesanku” Kata Afika sambil bergelayut manja ditangan kanan Reza

“Singkirkan tanganmu dari tanganku Afika, aku malu dilihat oleh pegawaiku” Kata Reza yang risih dan muak akan sikap Afika sambil berusaha melepaskan tangan Afika yang melingkar ditangan kanannya.

“Memangnya kenapa, biarkan saja dia’kan cuma pembantu kamu sayang” Kata Afika sambil menoleh kearah Anissa dengan tatapan menilai Mendengar itu darah Anissa seolah mendidih dan kemarahanya sudah mulai meletup-letup dan bersarang diubun-ubunnya Ia menggigit bibir bawahnya agar kemarahannya tak meledak disana, Dia sepenuhnya sadar kalau Dia memang hanyalah seorang pembantu tapi perempuan yang ada dihadapannya itu sekarang menyebutnya pembantu dengan nada amat sangat merendahkan, Reza menyadari perubahan ekspresi Anissa yang jelas menuliskan bahwa Ia tidak terima.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang