Promise!

1.7K 77 5
                                    

Suasana di ruangan Reza terasa begitu sunyi dan sepi, hanya sesekali terdengar suara hentakan jari diatas keyboard, tarikan nafas jengah dan detakan jarum jam yang mengringi kebisuan ruangannya.

Reza beberapa kali curi pandangan pada seseorang yang tengah celingak celinguk seperti mencari kesibukan, namun sepertinya belum Ia dapatkan, Reza hanya tersenyum kecil melihat tingkah polosnya yang sangat menggemaskan. Orang yang sedang mendesah prustasi itu adalah Anissa, pemecatan yang dilakukan oleh Reza pada Anissa ternyata memindahkan dan menjadikan sekertarisnya, namun sekertaris utama tetaplah Ely Apriyani, tujuan Reza sebenarnya adalah menjauhkan Anissa dari seluruh pegawainya yang masih tidak percaya dan terima kalau Anissa yang akan menjadi calon pendamping hidupnya. Ia masih sangat khawatir karena banyak omongan yang Anissa dengar akan menggoyahkan cintanya, untuk itulah Ia mengasingkan Anissa keruangannya.

“Apa senyum-senyum, senang membuatku mati kebosanan, hah” ucap Anissa kesal, Reza hanya acuh mendegar dumelannya.

“Sebenarnya tugasku disini apa?” kata Anissa yang duduk dimeja paling ujung diruangan, dengan membiarkan pintu tetap terbuka lebar.

“Tugasmu ya seperti itu, duduk yang manis tidak perlu capek-capek, dan tidak perlu banyak bergerak, dengan melihatmu disini sudah lebih dari cukup untuk menjadi penyemangat dan menjadi vitaminku” ucap Reza lembut sembari melonggarkan ikatan dasinya yang terasa sangat mencekik lehernya karena terlalu penatnya Ia berfikir.

“Stop...! betulkan lagi dasinya” perintah Anissa mengehentikan Reza yang yang melonggarkan ikatan dasinya, Reza menautkan alisnya bingung melihat Anissa yang membuang mukanyanya angkuh. Tanpa banyak bertanya Ia kembali merekatkan ikatan dasinya kembali.

“kenapa kamu melarangku menlonggarkan dasi?” tanya Reza penasaran.

“Tidak apa-apa, biar lebih rapih saja” ucap Anissa membenarkan posisinya kembali.

“Yakin cuma itu saja?” Reza masih penasaran.

“Iya, kamu tidak percayaan sekali jadi orang” ucap Anissa ketus.

“Aku kira kamu tidak suka aku melonggarkan dasi karena aku terlihat lebih ganteng. Iya’kan?”

“Darimana Dia tahu kalau aku sedang memikirkan itu”Fikir Anissa.

“itu terlihat dari matamu, kamu takut mikir yang macam-macam’kan makanya kamu menyuruhku merapihkan kembali dasiku” ucap Reza semakin percaya diri.

“berisik” kata Anissa sembari melempar pulpen yang ada dihadapannya. Reza berlindung dibalik laptopnya.

“awas ya aku balas” ucap Reza lalu meremas kertas hinga menjadi seukuran genggamannya lalu melmparnya kerarah Anissa, dan pluk kertas itu mendarat sukses tepat di kening Anissa, Anissa tidak mau kalah Ia ikuti gaya Reza meremas dan melemparnya seperti layaknya melempar granat. Begitu dan terus begitu hingga Ely datang menghentikan kelakuan merka setelah mendengar keributan.

“Astagfirullah, ini bukan tahun seribu sembilan ratus empat lima, tapi kenapa bom nagasahki dan Hiroshima ada disini” ucap Ely takjub dan dengan menggelengkan kepalanya, Anissa dan Reza hanya saling melempar senyum konyol.

Setelah berkata seperti itu Ely keluar ruangan Reza menuju ruangannya yang tak jauh dari pintu masuk ruangan Reza.

“Sudah biar aku saja yang membereskannya, kamu kan capek” ucap Anissa ketika melihat Reza sedang memunguti kertas-kertas yang berserakan disekitar mejanya.

“Ternyata begini toh rasanya” kata Reza pelan.

“Begini rasanya apanya?”

“Rasanya di perhatikan orang yang dicintai itu membuat semangat kerja” ucap Reza, Anissa hanya tersenyum simpul.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang