The Warrior Of Love!

2.1K 111 3
                                    

Reza membuka kertas kuning itu dengan perlahan-lahan. Matanya menelusuri tiap derer kata yang ditulis Anissa. Hati Reza bergetar hebat setelah membaca pesan singkat Anissa.

"Asalamuaikum Cinta, sudah menghafal belum, ingat sisa waktu menghafal tinggal seminggu lagi waktu perjanjian kita, kalau tidak hafal siap-siap saja aku akan menikah dengan ka Fauzan"

Mata Reza membulat dengan Wajah pucat pasi seketika setelah membaca pesan singkat Anissa.

"Kamu kenapa Za..." Kata pak Rizal yang melihat anaknya seperti termenung frustasi. Reza tak menjawab pertanyaan pak Rizal ia hanya menatap singkat pak Rizal lalu tatapannya kembali beralih pada Surat Anissa, merasa penasaran pak Rizal langung merebut secepat kilat kertas itu, sementara Reza hanya menatap ekspresi pak Rizal setelah membaca Surat itu begitu pun dengan Bu Atiya yang beberapa kali melihat suaminya menautkan alis.

"Bagaimana Za, kalau kamu gagal dan Anissa" Tanya pak Rizal yang langsung di potong oleh Reza.

"Tidak.. tidak aku tidak akan dan tidak boleh gagal, kalau aku gagal siap siap papa akan melihat aku yang dulu"Ancam Reza.

"Hush, jangan main-main Za, Cinta nengajarkan bagaimana kamu menjadi kuat, bukan melemahkan, harusnya kamu beruntung Nak karena Anissa mengajarkanmu bagaimana caranya mencintai yang sesungguhnya" kata Pak Rizal sambil mengelus pundak Reza seolah memberi kekuatan dan keyakinan pada Reza bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Reza termenung meresapi kata-kata papanya. Entah kapan terakhir kali Ia merasakan suasana seperti ini, sepertinya tidak pernah. Dan suasana seperti ini karena mencintai Anissa. Reza sepenuhnya bersyukur dan ia sadari bahwa mencintai orang baik akan mendapatkan hal baik pula, meskipun hal paling kecil sekalipun dan hal kecil itu begitu sangat berharga baginya.

"Ada apa sih mama penasaran" Ucap Bu Atiya, pak Rizal tak menjawab ia hanya menyerahkan kertas itu pada isterinya.

" Sepertinya akan ada pejuang Cinta ya Pa"Goda Bu Atiya yang diangguki senyuman oleh pak Rizal, Reza nampak termeneung menikirkan kenungkinan demi kemungkinan yang terjadi.

Bagaimana kalau dia gagal Anissa menikah dengan Fauzan setega itukah Fauzan menghkhianatinya atau setega itukah Anissa menari diatas cintanya yang tak terbalas, memikirkan itu membuat kepalanya semakin sakit, bagaimana kalau mereka menikah sungguhan, ia tak sanggup menerka lebih jauh lagi apa yang akan terjadi.

Ditengah kebingungan Reza dua orang pemuda tampan masuk, siapa lagi kalau bukan Fauzan dan Dafa. Mereka bersalam hangat Dafa dan Fauzan berbincang sebentar dengan Pak Rizal, mereka terlihat begitu akrab, sementara Reza Ia tak mengalihkan sejengkal pun pandanganya pada Fauzan. Ia memperhatikan setiap inch lekuk wajah Fauzan yang tersenyum hangat kearahnya diikuti oleh Dafa, sementara Pak Rizal dan Bu meninggalkan mereka seolah memberi ruang untuk mereka beribacara lebih leluasa.

"Apa yang bisa aku lakukan kalau dia menikah dengan Anissa, apa aku harus membencinya tapi aku punya hak apa, cinta'kan tidak mungkin dipaksa, tak perduli sebesar apa cinta yang kumiliki kalau hati Anissa tak menerimaku... Hhhaaahh kau memikirkan apa Za kamu masih punya kesempatan.. Berjuanglah kalau kamu mau memiliki Anissa" Gumam Reza dalam hati, sembari memandangi Fauzan lekat-lekat yang berjalan kearahnya.

"Bagaimana Keadaanmu Za" ucap Fauzan lembut, seperti biasa tenang bagai air namun menghancurkan.

"Alhamdulillah aku baik-baik saja" kata Reza pelan dengan senyuman yang jelas sangat di paksakan.

"Alhamdulillah kalau begitu" timpal Dafa sembari menggeser kursi yang tak jauh darinya.

"Ada apa, kenapa kamu sejak tadi memperhatikanku rindu dengan Wajah tampanku ya" Goda Fauzan.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang