My Mom Is My Enemy

3.4K 148 3
                                    


Reza terus melesat mengendarai motornya, Sesekali Ia memeriksa KTP Anissa memastikan arah dan tujuannya benar, dan tak sedikit orang-orang yang Ia tanyai dua belas tahun di Australia membuat Ia sedikit lupa dengan seluk beluk kota jakarta.

Menurut beberapa orang yang Ia tanyai rumah Anissa tak jauh dari tempat pemberhentianya, namun ketika Ia hendak melanjutkan perjalanannya smartphone nya berdering keras, Ia lihat caller Idnya yang menampilkan Nama mamanya Ia abaikan bahkan Ia Rejected panggilan itu, tak lama kemudian panggilan yang entah keberapa masuk kembali ke ponselnya

“Ya Ma!” Jawab Reza malas

"............"

“Aku baik-baik saja"

"................."

Nampak beberapa kali Reza menjauhkan ponselnya dari telinganya

“Iya Ma! aku pulang sekarang, SEKARANG ok” Kata Reza lagi dengan kesal Ia mematikan ponselnya kasar.

Ia sejenak merenung menatap kedepan memikirkan antara melanjutkan perjalanannyan atau pulang, pilihan yang sama sekali tidak ingin Ia pilih, dengan berat hati Ia memilih untuk pulang, mau tidak mau Ia harus tetap menghadapi mamanya memberi pengertian bahwa yang mamanya lakukan selama ini salah.

Reza kembali melesat dengan kecepatan sedang, Ia seolah ingin menerbangkan segala beban dalam pundaknya lewat hembusan angin, mencoba mencari ruang kosong untuk Ia sejenak bernafas, Ia lelah bahkan hampir gila dengan situasi yang seolah mencekik lehernya perlahan. Setengah jam berlalu Ia sudah memasuki pelataran rumahnya yang megah, Reza menekan klaksonnya keras-keras hingga seorang security bertubuh tegap membukakan pintu gerbang

“Kalau saja kamu membuatku menunggu lebih lama diluar, aku pastikan aku yang akan menendangmu keluar” Kata Reza kesal sambil menatap tajam kearah security tadi

“Maafkan saya den! Maaf” Jawab Security itu sambil menunduk takut, Ia paham dan kenal betul watak dan karakter Reza Sekali Ia berucap maka pantang baginya menarik kata-katanya, baginya harga diri seorang laki-laki itu dilihat dari seberapa teguh Ia memegang kata-katanya.

“Ya sudah bawa motor saya ke garasi” Kata Reza turun dari motornya setelah Ia memberikan stang kemudinya pada Pak Paijo, Security tadi, tanpa banyak bicara Pak Paijo hanya menangguk dan mengabil alih motor Reza.

Di dalam garasi itu nampak banyak sekali mobil dengan berbagai model dan merk, sepertinya garasi rumah Reza tidak layak di sebut garasi tapi harusnya showroom, karena saking banyak mobil yang terparkir disana. Reza masuk dengan langkah tergesa-gesa menuju kamarnya, Ia seolah berniat menghindari pertemuan dengan Mamanya.

“Mau kemana lagi kamu Reza” Tegur seseorang ketika Reza sudah berada di tengah anak tangga.

Nampak dibawah seseorang tengah berdiri bertolak pinggang menatap Reza, ibu Atiya Prasetya, yang berdiri di bawah anak tangga sekarang adalah Mamanya Reza, ibu Atiya adalah ibu dengan perawakan agak besar, berwajah eksotis dengan kulit cokelat khas Indonesia, Reza yang berdiri langsung turun menemui Mamanya.

“Istirahat” Ucap Reza singkat dan dingin

“Darimana saja kamu, bukannya dari Ausy langsung pulang malah keluyuran tidak jelas"

“Aku tidak keluyuran, aku dirumah Dafa” Sengit Reza, dengan suara naik satu oktaf

“Jaga bicaramu Reza, jangan berteriak di depan mama, tidak sopan “ Kata Ibu Atiya tak kalah sengit

“Karena anda ibu Atiya Perasetya yang terhormat yang mengajarkan saya untuk tidak mempunyai rasa hormat dan tanggung jawab” Jawab Reza dingin.

“Reza, apa maksudmu! sejak kapan Mama mengajarkan kamu untuk berlaku kurang ajar kepada orang tua” Ibu Atiya kini mulai tersulut emosinya

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang