I Got You!

1.2K 75 0
                                    

Reza melangkah dengan rona bahagia, sesekeli siulan mengiringi perjalanannya menuju ruangan kerjanya, waktu menunjukan jam sebelas siang, terlambat memang ke kantor tapi siapa yang perduli, dan siapa yang mau menegurnya bahkan memarahinya. Jika harus memilih antara berangkat ke kantor dan bermalas-malasan dirumah, sejujurnya Ia lebih memilih mengistirahtkan tubuhnya yang sejatinya sudah amat lelah dan menyimpan energinya untuk menghadapi lusa, hari bersejarah dalam hidupnya.

"Menyesal aku bertemu dengannya tadi, bukannya rinduku terobati malam makin menjadi-jadi, Istigfar Reza Istigfar”Gumam Reza dalam hati dengan senyum manis masih melengkung indah disudut bibirnya. Fikirannya kembali tertuju pada pagi saat dimana Ia meninggalkan Fauzan dan Dafa.

"pak! Boleh saya sewa becaknya?" Ucapnya pada seorang tukang becak yang tengah mangkal tak jauh dari Anissa berdiri.

"Boleh mas? Sampai kapan"

“Dzuhur, bisa?"

"Bisa... bisa, silahkan" tukang becak itu memberikan becaknya pada Reza dengan senang hati, meskipun penampilan Reza amat sangat sederhana hanya mengenakan kaos dan celana selutut namun sepertinya itu sama sekali tidak menutup jati diri Reza yang sebenarnya.

"Ini uangnya...." kata Reza sembari menyodorkan uang pecahan seratus ribuan entah berapa.

"Pak ini berlebihan, maaf saya tidak menerimanya" ucap si abang tukang becak kembali menyerahkan uang sewaan becaknya ketangan Reza kembali.

"Biar adil, saya mau minta tolong saja"  tawar Reza.

"Minta tolong apa"

"Tolong bapak minta mbak-mbak itu untuk naik becak bapak, sebagai imbalannya uang itu milik bapak" ucap Reza sembari mengarahkan jari telunjuknya kearah Anissa yang masih berdiri.

"Mas siapanya mbak itu, mau menculik ya, saya tidak mau terlibat tindakan kriminal" tolak tukang becak itu mulai waspada terhadap Reza.

"Enak saja bapak ini, memang saya ada tampang penculik, dia itu calon isteri saya. Ada beberapa alasan kenapa kami tidak boleh bertemu, ayolah mas tolong bantu saya"

"Masnya jujur'kan? Tidak bohong'kan”Abang tukang becak itu menegaskan keraguannya menjadi keyakinan.

"Allah saksinya?" ucap Reza mantap. Tukang becak melihat kesungguhan dimata Reza, hingga tak sadar membuatnya mengangguk.

"Tunggu disini ya" ucap Tukang becak itu mulai menuntun becaknya. Reza tersenyum bahagia sembari beberapa kali mengucapkan terimakasih.

"Ayo Pak doaku menyertaimu" ucap Reza memberi semangat Tukang becak hanya menggelengkan kepalanya geli. Reza memperhatikan Anissa dan Tukang becak seperti sedang berdiskusi, beberap kali terlihat Anissa seolah menolak ajakan si abang tukang becak karena mungkin terbiasa menggunakan angkot, tapi abang Tukang becak itu masih saja gigih berusaha agar Anissa menaiki becaknya, dengan melalui perdebatan panjang dan entah apa yang dilakukan oleh abang Tukang becak itu akhirnya Anissa luluh juga.

Setelah Anissa naik barulah abang Tukang becak itu melambaikan tangannya menyuruh Reza untuk menghampirinya, mengerti akan maksud si abang Tukang becak itu Reza bergegas menghampirinya.

"Mbaknya minta diantarkan ke pasar” bisiknya setealah Reza berada didekatnya, Reza hanya mengangguk mengerti.

"Terima kasih" ucap Reza dengan berbisik pula.

"Bang ayo jadi berangkat tidak”Anissa menengahi pembicaraan mereka.

"Iya mbak, kita brangkat sekarang" jawab abang Tukang becak, perlahan-lahan dia memberikan kemudinya pada Reza yang sudah bersiap-siap.

CintaMu RestuMu (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang