Part 11

3.9K 281 0
                                    

Aku sibuk dengan kameraku. Setiap ada momen yg wajib aku abadikan, aku selalu siap memotretnya. Yaa meskipun dengan dandanan sedikit feminim ini aku harus bisa tetap menjalankan tugas timku. Jarang sekali aku memakai dress dan make up. Meskipun beberapa anak bilang aku cantik hari ini termasuk Airin sahabatku. Sedikit besar kepala jadinya.

"Tinggal 2 band lagi mau tampil. Tapi sebelum tampil, kita punya kejutan nih."

"Iyaaaa, kira-kira kejutan apa ?"

"Jadi gini, selama ini udah lama terkenal puisi misterius di mading sekolah kita. Puisi romantis itu tuh. Ternyata penciptanya seorang siswa kelas 12 yg selama ini sudah kita kenal."

Seketika aku terbelalak mendengar MC diatas panggung. Puisi. Dia kelas 12. Aku langsung fokus melihat ke panggung, padahal aku berada sedikit jauh tepatnya di dekat gerbang pintu masuk.

"Yappp, bener banget kamu. Dia dikenal aktif di beberapa organisasi, dia juga jadi salah satu idola. Secara penampilannya kaan. Huuh ganteng cakep kerreeen berprestasi dan cerdas."

"Yuk, kita sambut aja. Arian Edo Wicaksana."
Deeeggg... Seperti disambar petir rasanya hatiku ketika mendengar nama Arian. Ia naik kepanggung sambil memegang microphone. Dan diiringi lagu akustik seromantis ini. Aku masih fokus, bahkan tatapanku semakin fokus padanya.

"Selamat siang teman-teman, perkenalkan namaku Arian Edo Wicaksana. Kalian pasti banyak yg sudah mengenalku, biasa dipanggil Bang Arian, Mas Arian. Kalian pasti sedikit terkejut kalau selama ini akulah pengirim puisi misterius di mading itu. Yaaak, hari ini aku mau mengaku pada kalian. Aku pencipta semua puisi cinta itu. Tepat hari ini, acara ini, aku ingin membacakan puisiku yg terakhir karena tidak selamanya aku akan terus mengirim puisi untuk mading sekolah. Mengingat sebentar lagi ada perpisahan untuk kelas 12.
Puisi ini adalah pengakuanku untuk seseorang yg selama ini sudah aku nantikan.

Aku jatuh cinta padanya, pertama kali saat aku jumpa dengannya.
Bukan di surga, bukan di mimpi atau juga di khayalan.
Di kelas.

Aku jatuh cinta padanya, pertama kali aku menatap matanya.
Dia sedikit pendiam, bicara seperlunya, bukan bicara padaku.
Pada sahabatku.

Aku jatuh cinta padanya, pertama kali aku melihatnya tersenyum.
Senyum yg manis, simpul dan menenangkan hatiku.
Senyum kepada teman-temannya.

Aku jatuh cinta lagi padanya, pertama kali aku tau namanya.
Cukup tau namanya, melihatnya dari kejauhan.

Aku masih jatuh cinta padanya, pertama kali aku bicara padanya.
Duduk berdua, ditengah terik siang
Menemaninya berjuang untuk sesuatu.

Aku sekarang tetap jatuh cinta padanya, pertama kali aku membuatnya menangis
Membuatku merasa sangat bersalah, bodoh
Maafkan aku yg masih merasa bersalah ini

Dan aku akan terus jatuh cinta padanya, pertama kali ia menghiburku
Dengan setangkai mawar untuk kado ulangtahunku

Taukah kamu
Tiap malam aku hanya bisa merindumu
Cukup mengagumimu

Sedikit tersiksa rasanya hati
Jika tak segera aku nyatakan padamu
Kamu
Yg sudah mencuri hatiku
Berulang kali kamu mencuri hatiku

Kamulah alasanku
Menacari-cari alasan untuk bisa dekat denganmu
Aku, aku akan jatuh cinta sekarang, besok atau nanti padanya.
Aku terlalu takut menyatakannya
Tapi sekarang, biar semua pendengar puisi ini
Yg akan menjadi saksi
Bahwa aku telah jatuh cinta pada seorang wanita
Aku mencintaimu.
Yg selalu kusebut, Gitaku.

KULEPAS DIA DEMI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang