"Git, duluan yaa? Aku buru-buru soalnya mau beliin kue kesukaan anakku."
"Oke hati-hati, Peb. Aku nunggu Mas Nando nyusul kesini."
"Yaudah, bye."
Febi berlalu pergi meninggalkan aku yang masih merapikan mejaku lalu ku tenteng tas ransel dorengku. Ku lihat jam tanganku sebentar. Pasti Mas Nando sebentar lagi muncul.
Kriiinngg... Kriiinggg...
Panggilan telfon dari Airin. Tumben sekali dia menelfonku sore hari. Segera ku ambil hpku diatas meja lalu ku jawab.
"Halo assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam, nggh Git? Elu udah denger kabar ngga?"
"Kabar apaan? Tumben nelfon sore. Ada apa?"
"Mas Arian, Git. Mantanmu dulu."
"Mas Arian? Ada apa sih?"
"Mas Arian meninggal, Git. Dia gugur waktu menjalankan tugas. Berita di tv itu, Mas Arian salah satunya. Jenazahnya akan segera dikuburkan hari ini."
"..." Aku terdiam tak bergeming. Tiba-tiba saja pikiranku menghilang. Tapi hati ini serasa jatuh namun masih ingin bertahan.
"Haloo, Git? Gita? Elu denger gue kan?" Segera aku tutup telfon dari Airin. Dan buru-buru keluar dari ruanganku.
Baru saja aku keluar dari pintu, Mas Nando sudah muncul.
"Sayang, bikin kaget aja."
"Mas, cepat antar aku kerumah Mas Arian."
"Arian? Ada apa? Kamu kenapa panik?"
"Mas Arian..." Air mataku mulai terlihat tertahan diujung mata.
"Kamu kenapa? Ada apa sih?"
"Mas Arian meninggal."
"Innalillahiwainnailaihirojiun. Meninggal?"
"Dia meninggal saat menjalankan tugas, jenazahnya akan dimakamkan hari ini. Antarkan aku kesana, Mas."
"Baiklah, ayo aku akan antar kamu."
Nando POV
"Innalillahiwainnailaihirojiun. Meninggal?"
"Dia meninggal saat menjalankan tugas, jenazahnya akan dimakamkan hari ini. Antarkan aku kesana, Mas." Ku lihat kedua mata istriku ini. Nampak air mata tertahan disana. Aku tau kenapa dia begini, sebab dia pernah meninggalkan hatinya pada Arian.
"Baiklah, ayo aku akan antar kamu."
Laju mobilku tidak bisa ku pelankan. Aku melihat Gita yang sesekali meneteskan air mata lalu ia hapus dengan tangannya. Pasti perasaannya tidak karuan.
25 menit di perjalanan akhirnya aku sampai didepan rumah Arian. Ada beberapa mobil pribadi dan mobil dinas dan truk reo parkir di depan rumahnya. Dan bendera kuning yang terpasang di pagar rumah Arian.
Gita POV
Aku melangkahkan kakiku ke dalam rumah Mas Arian. Beberapa orang nampak tengah bersiap-siap untuk pelaksanaan upacara militer, aku memberi hormat pada orang yg memiliki jabatan lebih tinggi dariku begitu juga Mas Nando yang membuntutiku.
Aku berhenti tepat di pintu rumah ini, ditengah ruang itu ada tubuh Mas Arian yang ditutupi kain putih. Kedua lubang hidungnya terdapat kapas putih. Wajahnya nampak memutih dengan sedikit senyum di bibirnya. Disebelahnya ada Mbak Sara, Ibu Mas Arian dan seorang anak perempuan kecil sekitar umur 3 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KULEPAS DIA DEMI CINTA
RandomCerita ini masih berlatar dunia militer. Mengisahkan perjalanan cinta, impian disertai pengorbanan seorang lelaki merelakan wanita yg sangat ia cintai untuk bersanding dg lelaki yg lebih pantas dari dirinya. Kalo ada typonya mohon maaf yaa hehe. Jan...