4 Tahun Kemudian
"Serda Gita?"
"Siap..." Aku menjawab Serka Jonatan yang masih menggenggam telfon kantornya.
"Segera ke ruangan komandan, karena atasan barumu sudah menunggu."
"Siap, Pak."
Hari ini, aku mendapat tugas sebagai pembantu pendamping seorang perwira letnan muda yang akan mengisi sebuah latian di kesatuan kami. Dia ditunjuk sebagai komandan latian ini. Sebenarnya tidak aku saja yang mendapat tugas tersebut, ada Serda Tyo namun ia belum kembali dari tugasnya di Pangkalan Bun.
Ajudan Komandan membuka kan pintu kantornya, aku pun segera hormat padanya. Kulihat seorang laki-laki berdiri gagah disana.
"Kemari. Ini dia perwira muda yang akan memimpin latian."Aku tidak menduga, saat setelah ku beri hormat lalu ia menoleh padaku. Mas Nando. Pandangan kami pun sedikit aneh. Sudah lama kami tidak bertemu. Sekarang ia sudah menjadi Letnan Dua.
"Sepertinya kalian sudah mengenal.""Siap, Pak. Dia kawan saya." Mas Nando menjawab pertanyaan komandan. Baru kali ini dia mengakui aku ini temannya. Aku masih ingat saat bertemu dengannya sangat tidak peduli akan kehadiranku. Bahkan terkesan songong.
"Ohh jadi kalian teman. Pasti sudah saling kenal. Baiklah, itu lebih bagus. Jadi Serda Gita yang akan mendampingimu selama disini. Ah iyaa, Serda Tyo belum kembali ?"
"Siap, besok lusa Serda Tyo baru kembali dari tugas, Pak."
"Hmmm baiklah. Ya sudah kalian boleh langsung atur strategi atau ngobrol dulu. Pasti kalian sudah lama tidak bertemu kan. Serda Gita tolong antarkan Letda Fernan ke ruangan dinasnya."
"Siap, Pak."
Aku dan laki-laki bertubuh tinggi tegap ini keluar dari ruangan komandan. Kami berjalan beriringan sepanjang koridor. Jangan ditanya lagi, aku ataupun dia tidak ada yg mulai berbicara. Mungkin karena sudah lama tidak bertemu ditambah aku ada rasa gengsi dan bingung harus berbicara apa pada atasan baruku yang satu ini. Dan beberapa detik kemudian ia membuka obrolan.
"Ternyata kamu udah jadi Sersan Dua ya disini ?""Siap."
"Santai lah, aku ngajak bicara kamu sebagai kawan kok. Sudah lama kamu bertugas disini ?"
"3 Tahun. Ya meskipun dinasku masih wilayah Surabaya terus sih. Aku belum pernah tugas luar jawa."
"Hebat dong. Ga pernah ke luar jawa, tapi dibagian lapangan. Sepertinya unggulan sekali kamu."
"Hehehe. Nggak kok. Aku hanya mentaati perintah komandan. Bagaimana dengan kamu?"
"Seperti yang kamu lihat. Aku sekarang jadi atasanmu. Aku baru kembali dari layar, dan tugas lain sudah menanti. Tentu saja aku mentaati perintah."
"Kamu juga hebat ya. Kita sudah sampai. Ini ruangan dinasnya."
Kami berhenti disalah satu ruangan yg pintunya masih tertutup. Mas Nando membuka pintu tersebut lalu masuk disusul aku."Kalau ada keperluan dinas yang kurang kamu bisa bilang aku. Nanti juga ada Serda Tyo. Jadi kita bertiga akan sering satu ruangan."
"Aku mengerti."
"Siap."
Ia melihat jam tangannya. Lalu kembali menatapaku dengan tatapan tajam, cuek dan anehnya."Ini jam makan siang kan?" Aku melirik ke jam dinding yang menunjukan pukul 12.30 WIB.
"Siap."
"Baiklah, ayo ikut aku."
"Mohon ijin, kemana Letnan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KULEPAS DIA DEMI CINTA
RandomCerita ini masih berlatar dunia militer. Mengisahkan perjalanan cinta, impian disertai pengorbanan seorang lelaki merelakan wanita yg sangat ia cintai untuk bersanding dg lelaki yg lebih pantas dari dirinya. Kalo ada typonya mohon maaf yaa hehe. Jan...