Part 28

4.1K 252 0
                                    

Di pesta pernikahan Airin aku bertemu dengan beberapa teman SMAku. Serasa seperti reuni juga.
"Gimana kabarmu Git?"

"Ahh Dani? Baik. Kamu?"

"Sama, aku baik juga." Tiba-tiba Dani datang disaat aku asik ngobrol dengan beberapa orang.

"Gita, aku ke Airin dulu ya?"

"Ohh iya iyaa." Dan beberapa orang itu pergi meninggalkan aku dan Dani berdua.

"Aku ga nyangka kamu jadi TNI."

"Heheheee. Kamu juga. Bisa jadi polisi. Hebat. Aku baru tau sekarang."

"Ya soalnya kita ga pernah ikut acara reuni. Iya kan?"

"Iya bener. Abisnya tiap tahun selalu ada tugas. Gimana mau ikutan."

"Sama seperti aku. Maunya sih datang, tapi tugas ada aja."

"Kak Dani, dicariin malah disini." Seorang wanita memakai dress dengan rambut pendek datang menghampiri Dani.

"Istri kamu? Atau calon?" Entahlah aku langsung bertanya seperti itu pada Dani.

"Hahahahaha. Bukan. Perkenalkan ini adik keponakanku, namanya Tania. Kebetulan dia rekan kerja Airin di RST. Aku belum menikah. Hehehe."

"Hai, Mbak. Aku Tania."

"Halo, aku Gita. Aku temannya waktu SMA. Teman sekelas."

"Oalaa, sekelas sama Mbak Airin juga dong."

"Mereka sahabatan, Tan. Airin jadi perawat, dia jadi Kowal."

"Oiyaa Kak? Pantesan cantik wajah-wajah tentara. Hehehehe. Kak, ayo pulang. Mama kasian dirumah sendiri."

"Yaudah, ayo. Oh iya Git, aku boleh minta nomer hp atau apapun yang bisa dihubungi? Buat kontekan lah."

"Boleh, ada ko." Dani memberikan hpnya. Aku menuliskan nomer hpku.

"Makasih ya. Aku balik dulu."

"Oke, hati-hati ya."

Aku tersenyum sendiri sambil melihat punggung Dani yang keluar bersama adik keponakannya itu dari luar gedung. Teringat kenangan semasa SMA dimana aku pernah menyukainya. Secara diam-diam. Tapi sekarang aku bertemu lagi dengannya setelah lama tidak berjumpa, dan ia meminta nomer hpku.

__________________________________________________

"Bidik dengan baik sasaran kalian. Ingat, fokus dan konsen. Ayo, lanjutkan lagi latian!"

"Siap."

Duuaarr... Duuuaarrr... Duuaarr... Suara tembakan dari senapan prajurit marinir itu beradu. Hari ini aku mendampingi kompi B berlatih menembak.

"Satu kosong tiga!!! Perhatikan sasaranmu. Nembak kemana sih? Ulang!"

"Siap, Bu."

"Kalau diantara kalian ada yang tidak kena sasaran tiga kali, lari keliling lapangan sepuluh kali. Mengerti?"

"Siap, mengerti."

"Bagaimana kalau kamu juga ikut nemenin mereka lari?" Mas Nando datang sambil memainkan senapan milik salah seorang siswa. Ia pun tersenyum menggodaku. Aku tau sebenarnya dia usil padaku.

"Selamat siang, Letnan." Aku hormat padanya. "Saya hanya memberi sanksi kepada siswa agar mereka lebih giat dan fokus berlatih menembak."

"Yaa ya, aku tau. Kamu ga usah ikut lari, mana mungkin aku tega menyuruh wanita cantik kek kamu lari siang. Mending makan siang berdua sama aku." Ia mengedipkan matanya padaku.

KULEPAS DIA DEMI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang