"Selamat sore."
"Sore." Aku membalas hormat para siswa yang lewat berpapasan denganku.
Aku segera memasuki ruanganku untuk mengambil tas dan pulang. Namun disana sudah ada Mas Nando yang duduk di depan mejaku.
"Pepeb udah pulang ya?""Udah, tadi di telfon suaminya nunggu di depan."
"Kamu knapa ga pulang, Mas?"
"Nungguin kamu."
"Nungguin aku?"
"Iyaa, kamu ga pulang?"
"Aku..."
Kriiinggg... Kriiinggg... Kriiinggg... Hpku berdering pertanda telfon masuk.
"Sebentar ya, Mas. Halo?""..."
"Kamu udah di depan?"
"..."
"Jadi dong. Hehehehe."
"..."
"Oke aku segera kesana. Tunggu ya."
Aku menutup telfon Dani yang baru saja menghubungiku. Ia sudah menungguku di depan. Sore ini dia mengajakku untuk menemaninya membeli buku. Belakangan ini kami sering jalan berdua. Sepertinya dia menyimpan perasaan padaku, tapi dia masih ragu.
"Kamu mau kemana? Dani?""Aku mau nemenin dia beli buku."
"Jangan terlalu dekat dengan dia."
"Hah? Kenapa? Bilang aja cemburu. Iya, kan?"
"Sepertinya dia sudah punya pasangan. Jadi, lebih baik kamu hati-hati."
"Kata siapa? Dia masih belum menikah."
"Kamu selalu keras kepala. Apa kamu tidak pernah mempercayai ku? Meskipun kamu tidak pernah menerima perasaanku setidaknya percayalah sedikit sama aku." Mendengar perkataan Mas Nando, aku menjadi sedikit kesal.
"Bilang aja kalo kamu ga suka liat aku dekat sama dia. Ga usah bilang yang ngga-ngga. Tanpa bukti bagaimana aku bisa percaya sama kamu. Biarkan aku, jangan halangi aku Mas. Ngerti?" Akupun mengambil tas lalu pergi meninggalkan Mas Nando tanpa pamit.
Aku dan Dani sampai di toko buku. Setelah mendapatkan beberapa buku ia mengajakku makan malam di salah satu restoran yang tidak jauh dari toko buku.
"Enak ya makanannya?""Lumayan, Dan. Bisa mengobati lapar. Hehehe."
"Emm, Gita. Aku mau bilang sesuatu sama kamu."
"Bilang aja gapapa."
"Aku sayang sama kamu, Git." Aku kaget mendengar perkataan Dani barusan.
"Hah? Serius? Hehehee."
"Malah ketawa. Aku serius. Kamu mau ngga jadi pacarku?" Tak disangka Dani berkata seperti itu. Namun aku teringat perkataan Mas Nando sebelum aku pergi dengan Dani tadi. "Ko kamu diem. Jawabnya apa nih?"
"Emmm... Gimana ya? Boleh ngga aku mikir dulu. Kamu tau kan, aku hampir dilamar orang dan itu cukup membuatku terluka. Jadi, aku mau mikir lebih matang lagi."
"Oke, kalo itu mau kamu. Aku nunggu jawabanmu ko."
__________________________________________________
Hari Minggu sudah tiba. Kak Feni menyuruhku datang kerumah karena hari ini adalah ulang tahunnya dan ada acara syukuran kecil-kecilan. Tidak lupa aku membawakan kado untuknya. Suasana rumah begitu ramai dengan keluarga besar Kak Feni dan Bang Aldi serta beberapa teman dekatnya.
"Selamat ulang tahun ya, Kak.""Makasih, Gita. Apa ini?"
"Maaf, Gita ga bisa beliin barang mahal. Tapi pasti Kak Feni suka sama kado ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
KULEPAS DIA DEMI CINTA
RandomCerita ini masih berlatar dunia militer. Mengisahkan perjalanan cinta, impian disertai pengorbanan seorang lelaki merelakan wanita yg sangat ia cintai untuk bersanding dg lelaki yg lebih pantas dari dirinya. Kalo ada typonya mohon maaf yaa hehe. Jan...