Part 12

4.4K 258 0
                                    

Mas Arian mengantarkanku pulang. Seperti biasa, naik dg motor kesayangannya itu. Kedua tanganku berpegangan pada pinggangnya, sambil satu tangan kananku membawa sebuket bunga. Di tengah jalan, ia memegang tangan kiriku. Digenggamnya tanganku dg erat, dg tangan yg lain menyetir motornya. Aku merasakan genggaman yg tulus. Seakan tidak mau kehilangan. Lalu ia menarik tanganku sehingga tangan kiriku melingkar pada pinggangnya. Jantungku terasa berdebar-debar. Bayangkan saja, aku seperti memeluknya dari belakang. Kusandarkan daguku pada pundaknya. Sesekali aku meliriknya. Aku tersenyum bahagia. Tidak kusangka Mas Arian semanis ini kepada seorang wanita. Aku kira dia cuek dan bersikap biasa saja. Nyatanya aku jatuh cinta juga.

__________________________________________________
Arian POV
Bahagia yg aku rasakan. Setelah aku ungkapkan semua pada Gita. Tapi satu hal yg membuatku terbebani. Kami masih belum pacaran. Hanya tau perasaan satu sama lain. Apakah Gita mengira aku main-main ? Aku janji. Kalau waktu itu sudah tiba, aku akan mengutarakan keinginanku untuk menjadikannya kekasihku.

Semenjak hari pengakuan perasaanku itu, aku semakin sering menghubunginya baik lewat sms, telfon atau sosmed, kami juga sering berangkat latian bersama. Dan teman-temanku sudah banyak yg tau kalau hubunganku dg Gita sudah lebih dari teman. Aku juga sering main kerumahnya, sekedar mampir. Kedua orangtua Gita sepertinya sudah tau dan mereka sangat baik kepadaku. Karena Gita sempat bilang bahwa ia selalu terbuka pada keluarga meskipun itu menyangkut hal cinta. Berbeda denganku, aku masih menyembunyikannya pada Ibu, kecuali Ayah. Sebab Ayah selalu mengerti keadaanku dan menjadi pendengar setiaku dirumah.

Hari ini adalah pengumuman kelulusan. Alhamdulillah, aku lulus dg nilai yg memuaskan. Sangat bersyukur karna aku masuk 5 besar nilai terbaik.
"Selamat yaa Mas, kamu lulus dengan nilai yg sangat memuaskan." Ucap Gita sepulang sekolah. Hari ini sengaja aku mengajaknya ke restoran waktu aku merayakan ulangtahun dengannya. Dimeja yg sama kami duduk di restoran pada waktu itu.

"Inget ga, kamu waktu itu minta sama mas mas pelayan buat ngambil bunga mawar buat aku ?"

"Hehehee, ya ingat dong. Ehh gataunya dibalas sama sebuket bunga mawar juga."

"Ada yg mau aku omongin sama kamu. Aku minta maaf kalo aku masih belum nganggap kamu sebagai pacarku. Tapi kamu tau kan perasaanku. Gitu juga aku tau perasaanmu. Aku minta jaga perasaan itu. Aku minta doanya ke kamu, aku mau ikut pendaftaran secaba TNI AD. Kalo aku lolos, aku akan nyatain ke kamu." Aku memegang tangan kanannya.

"Hmmm, iya gapapa ko Mas. Selama kamu juga bisa jaga perasaan, it's ok. Aku masih nunggu kamu. Aku doakan kamu lolos. Semangat." Ia tersenyum manis padaku. Aku harus bisa mewujudkan mimpiku, sehingga tidak perlu lama-lama juga membuat Gita menunggu.

Sekarang Gita sudah kelas 12, ia sibuk dengan tahun ajaran barunya. Aku juga sibuk dengan persiapanku. Kami hanya bertemu di tempat latian. Setiap kali latian aku selalu menjemputnya karna rumah kami searah. Berminggu-minggu aku mengikuti seleksi atau tes penerimaan caba TNI AD. Aku jarang menghubungi Gita sebab kesibukanku, beruntung ia juga mengerti dengan keadaanku.

Namun, nasib berkata lain. Kali ini bukan rezekiku. Aku gagal pada penentuan akhir. Aku sangat merasa terpuruk. Sangat terpuruk. Aku belum bisa mewujudkan cita-citaku, aku mengecewakan Ibu dan Ayah.

Gita POV
Aku ikut bersedih melihat Mas Arian yg terpuruk. Sebisa mungkin aku menghiburnya. Syukur kami masih bisa bertemu waktu latian atau sekedar lari bersama. Seperti sekarang. Ia terlihat murung.
"Mas, udah jangan terpuruk terus. Masih ada jalan lain kan ? Terpuruk ga bakalan memperbaiki keadaan. Tapi kamu harus bangkit. Harus lebih semangat lagi. Kamu pasti bisa membuat bangga kedua orangtuamu, meskipun dikesempatan lain. Ayolah, jangan seperti ini." Aku mengusap pundaknya sambil memberi dukungan. Lalu ia tersenyum menatapku.

KULEPAS DIA DEMI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang