Part 30

4.6K 253 3
                                    

Nando POV
"Assalamualaikum.." Gita mencium tangan Ayahnya lalu disusul aku.

"Mbak, knapa wajahnya kusut gitu? Habis nangis ya?" Gita pun diam lalu berlalu masuk ke dalam rumah. "Ada apa, Ndo?" Tanya Ayah Gita padaku.

Aku menceritakan semua soal kedekatan Gita dengan teman SMA nya yang bernama Dani. Begitu juga dengan kebenaran yang diketahui oleh Gita baru saja.
"Hmmm jadi begitu ya. Gimana ya, Ndo? Ayah ini cukup kasihan liat hubungan asmara Gita. Apalagi dengan Arian. Mereka sudah lama pacaran, Gita hampir saja keluar dari karirnya demi menerima lamaran Arian tapi ternyata Ariannya selingkuh. Orangtua Arian sampai kesini minta maaf dan minta mereka balik lagi. Tapi Gita tetap tidak mau. Eehh, sekarang deket sama temen SMA, ternyata udah punya tunangan. Nando, tidak bisa kah kamu meyakinkan Gita. Kalau kamu benar-benar tulus sama Gita, saya pasrahkan sama kamu. Tolong, jaga Gita. Dia wanita yang baik, seperti Bundanya. Kasian Gita, dia membutuhkan cinta yang sebenarnya, sudah lama dia tanpa seorang Bunda, sudah waktunya dia menikah dan berkeluarga. Ayah ini sudah tua, Ndo. Pengen liat Gita bahagia dengan lelaki yang tulus menyayanginya."

Mendengar ucapan Ayah Gita membuatku tertegun. Selama ini aku menyayanginya, namun Gita tidak pernah bisa menerima perasaanku. Aku tidak akan menyerah. Kalau Gita tidak bisa mencintaiku, aku harus bisa membuatnya mencintaiku.

__________________________________________________
"Hei, kau kenapa larinya pelan? Sakit?"

"Siap, tidak!"

"Jangan lambat dong! Kamu pasukan marinir apa kura-kura?"

"Siap, marinir!"

Aku tersenyum melihat Gita yang sedang melatih satu pleton marinir. Meskipun nadanya tinggi dan seperti marah-marah tapi wajahnya selalu tenang. Aku menghampirinya sambil menyembunyikan sebungkus coklat di saku celanaku.

"Selamat siang, Letnan?" Gita hormat padaku.

"Siang. Ngga kepanasan kamu?"

"Siap, tidak."

"Yakin?"

"Yakin. Letnan ada perlu apa?"

"Kamu masih ngga paham aja ya. Nemenin kamu lah."

"Nemenin aku? Mas, plis deh jangan malu-maluin aku di depan siswa."

"Lah kenapa malu? Hahahahaha. Nih buat kamu." Aku memberikan coklat dari dalam saku celanaku. Lewatlah siswa yang sedang lari siang sambil meneriaki kami yang sedang berduaan.

"Aiih, Letnan sama Sersan, uhuiii."

"So sweetnya. Cieee.."

Gita nampak malu-malu sambil menyembunyikan mukanya. Aku tertawa melihat tingkah lakunya yang lucu saat ini.

Gita POV
"Aiih, Letnan sama Sersan, uhuiii."

"So sweetnya. Cieee.."

Aku malu sekali ketika Mas Nando memberikanku coklat disaat beberapa siswa sedang lari siang. Bahkan aku sedikit demi sedikit menyembunyikan wajahku dari hadapan siswa-siswa. Mas Nando selalu mempermalukanku dengan 'keromantisannya' disaat waktu yang kurang pas. Entahlah, dia bisa membedakan jam dinas atau tidak.

Sore hari Mas Nando mengantarkanku pulang, hal yang sudah menjadi kebiasaan disaat dia tidak sibuk. Ia selalu beralasan tidak tega melihatku pulang naik truk TNI dengan wajah yang sudah lelah. Padahal pulang naik truk menurutku sangatlah menyenangkan apalagi pulang bareng dengan anggota yang lainnya dan menyempatkan bercanda untuk melepas lelah. Tidak seperti Mas Nando yang terkadang cuek, kadang cerewet, kadang juga mengungkapkan isi hatinya berulang kali. Hanya AC mobil dan radio yang menghiburku di dalam mobilnya.

KULEPAS DIA DEMI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang