Arian POV
"Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Lebih baik kita akhiri saja. Aku juga sudah membuatmu terluka."Ku lihat kedua mata Sarah yang mulai berkaca-kaca.
"Aku sayang sama kamu, Ar. Aku tulus.""Ngga. Kita akhiri saja."
"Apa karena Gita? Iya kan?" Wanita berjilbab ini pun menangis.
"Aku harus pergi." Dengan segera aku bangkit dari tempat duduk. Namun Sarah menahanku. Aku tidak tega melihat air matanya yang terjatuh, hingga akhirnya ku peluk dia sebagai tanda permintaan maaf dan untuk menenangkan dia.
"Kamu tau kan? Aku sudah lama menantikanmu. Dengan susah payah melupakanmu. Hingga akhirnya kita bertemu lagi. Aku sudah mendapatkanmu, tapi sekarang kamu ingin pergi dariku. Bagaimana bisa aku melupakanmu lagi?"
"Aku tidak bermaksud melukaimu, Sar. Aku yang salah. Rasa sayang dan cintaku sepenuhnya untuk Gita, mungkin denganmu hanya rasa cinta dan sayang yang sesaat. Aku sekarang sadar, Gita terlalu berkorban untuk ku. Dia memperjuangkanku."
Tiba-tiba Sarah melepaskan pelukannya. Ia melihat ke arah luar dengan tatapan yang kaget. Aku segera menengok ke arah pandangan yang sama. Ternyata Gita berdiri mematung disana. Terlihat jelas raut wajah kekecewaannya dan matanya yang berkaca-kaca. Dan ia berbalik arah menuju mobilnya sambil berlari. Dengan segera aku mengejarnya, namun ia lebih dulu pergi mengendarai mobilnya tanpa mempedulikanku.
"Gita, Git... Dengarkan aku dulu... Buka Git!"
Aku mencoba mengetuk kaca mobilnya, tapi ia berusaha mengabaikanku dengan menangis. Mobil itu pergi melaju kencang meninggalkanku.
"Gitaaaaa... Aaaarrgghh!"Gita POV
Benar. Benar apa yang dikatakan orang. Dikecewakan itu sangat sakit. Aku sudah mengabaikan omongan orang yang memberitahuku. Airin sahabatku, dan Mas Nando. Ku ambil hpku lalu ku telfon Airin."Halo? Airin?"
"Ape?"
"Rin, maafin aku. Benar apa kata kamu. Mas Arian mengkhianatiku. Aku lihat dengan mataku sendiri. Aku menyesal, Rin."
"Elu nangis Git? Yaa Allah. Iya, gue udah maafin elu ko. Gue ngerti pasti posisi elu saat itu lagi kesel dan sulit nerima penjelasan gue. Elu dimane? Ngga tugas?"
"Baru saja aku ketemu Mas Arian bersama wanita. Dia memeluknya didepan mataku. Wanita itu sepertinya aku pernah bertemu. Dia bukan saudaranya atau sepupunya."
"Nah, sama Git. Tapi siapa ya?"
"Aku ingat. Dia teman sekelas Mas Arian waktu SMA. Wanita itu."
"Iya ? Beneran? Duuh, gue lupa wajah kakak kelas kita."
"Rin, aku harus segera menemui Mas Nando. Dia sudah memperingatkanku berulang kali. Bahkan aku memarahinya dan menamparnya terakhir kali kami bertemu. Aku harus meminta maaf. Tapi... Nanti aku hubungi lagi, Rin. Aku harus minta maaf sebelum Mas Nando berangkat layar."
"Apa? Iyayaaa, hati-hati Git."
Aku baru ingat, pagi ini Mas Nando akan berangkat layar. Aku tidak mau ketinggalan dia sebelum meminta maaf. Ternyata dia benar, tapi aku tidak pernah mempercayainya. Aku tambah kecepatan mobilku agar sampai di dermaga tempat KRI sedang bersandar atau bersiap berangkat layar. Kebetulan dermaga itu tidak jauh dari tempat dinasku.
Dengan sedikit berlari aku mencari-cari, aku tidak tahu KRI mana yang akan ia tumpangi. Hingga akhirnya aku melihat kerumunan orang-orang dan beberapa ibu-ibu jalasenastri disana. KRI Arung Samudera, begitulah nama kapal itu. Diatas kapal terlalu banyak orang hingga aku tidak bisa mengenali siapa-siapa. Aku sedikit menerobos kerumunan itu agar berada di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KULEPAS DIA DEMI CINTA
RandomCerita ini masih berlatar dunia militer. Mengisahkan perjalanan cinta, impian disertai pengorbanan seorang lelaki merelakan wanita yg sangat ia cintai untuk bersanding dg lelaki yg lebih pantas dari dirinya. Kalo ada typonya mohon maaf yaa hehe. Jan...