"Itu temen yg mana lagi Mbak ? Perwira AAL ?"
Aku sedikit menggigil sambil memasuki rumah dg keadaanku yg basah kuyup."Ayah tau darimana dia perwira AAL ?"
"Lah itu jaketnya dia kan yg kamu pake. Mana mungkin kamu punya jaket gitu." Yaa Allah, aku lupa dg jaketnya. Tidak mungkin juga aku ngembalikannya seperti ini. Lain kali sajalah kalau bertemu dengannya lagi. "Sana kamu ganti baju biar ga masuk angin." Perintah Ayah.
Keesokan harinya setelah sholat subuh, aku bersiap-siap untuk jogging. Aku tidak lupa dg janji lelaki sombong itu. Dia suka mengancam. Padahal dia calon abdi negara kenapa seperti itu ya ? Apalagi terhadap wanita yg tidak bersalah sepertiku.
"Mbak Gita tumben jogging pagi hari minggu. Biasanya kan sore.""Ada janji, Gal. Sebenernya sih males. Tapi mau gimana lagi. Mbak nurut aja deh. Orangnya suka ngancam."
"Yaelah, mau ketemu sama pak taruna. Kamu itu ga paham aja." Ayah tiba-tiba datang lalu menyenggol tangan Galih.
"Ohh yg kemarin malam nganterin sama hujan-hujan itu yaaa. Wkwkwkws"
"Ihh Ayah sama Galih apaan sih."
"Ehh Mbak, ntar aku laporin ke Mas Arian loh kalo dia pulang. Hahahaha." Ledek Galih.
"Jangan. Ntar kamu lapornya yg macem-macem. Orang aku sama dia ga ada apa-apa. Temen aja bukan."
"Tuh liat Mbakmu. Gitu yaa kalo cewe banyak yg ngedeketin. Apalagi keren-keren calon pak tentara semua. Wkwkwkwks. Jadi bingung pilih tuh."
"Ayah ko ikutan jadi kompor juga sih. Udah, Gita mau berangkat jogging dulu."
Aku segera menuju lapangan sambil mengendarai sepeda. Udara pagi ini cukup sejuk dan sedikit dingin karena semalam turun hujan. Jalanan pun masih basah dan tergenang air. Beberapa menit kemudian aku sampai. Ternyata dia sudah menunggu diatas sepedanya. Ia mengenakan celana pendek dan kaos bertuliskan Akademi Angkatan Laut. Tidak lupa juga sepatu ALRInya yg berwarna biru.
"Kamu telat 5 menit.""Yaelah 5 menit doang, Mas."
"Sama aja ga disipilin. Ayo cepet pemanasan."
"Yaa Allah, kamu. Huh, kudu sabar deh. Kemana-mana harus ya pake baju tulisan AAL gitu. Pamer." Aku meliriknya kesal.
"Hahahaha. Kamu gitu aja terus. Lebih cantik kalo lagi sebel." Barusan dia bilang cantik sambil tertawa ? Sejak kapan dia berani komentar tentangku. Selesai pemanasan kami berlari bersama. Lumayan, 8 putaran. Setelah capek berlari aku menuju bangku dimana aku pertama kali duduk berdua dg Mas Arian. Aku mengusap-usap bangku itu sambil sedikit tersenyum lalu duduk. Mengingatkanku dg kenangan saat itu. Aku dekat dengannya disini, dan ia juga mengutarakan perasaannya disini. Tidak kusangka aku akan jatuh hati padanya. Rindu ini semakin menjadi-jadi. Rindu kepada lelaki yg romantis.
"Duduk aja pake senyum-senyum. Pertanda gila nih." Lelaki sombong ini membuyarkan kenanganku.
"Gatau orang lagi flashback apa."
"Ohh, jadi disini kalian ketemu. Pantes senyum-senyum ga jelas." Aku heran dg Mas Nando. Dia ini jomblo atau bagaimana ya ? Dia selalu mengataiku. Apalagi mengatai orang yg sedang LDR seperti aku. "Nih minum." Ia memberikan sebotol air minum dari dalam tasnya. Aku lihat sejenak botol tersebut. Lagi-lagi aku teringat pada Mas Arian. Kejadian saat itu. "Malah bengong. Ini terima. Diminum biar ga haus." Aku menerimanya. Lalu kuminum sedikit demi sedikit hingga tinggal separuh.
"Jadi, sudah berapa lama kalian pacaran ?" Mas Nando tiba-tiba duduk disebelahku sambil menanyakan hubunganku dg Mas Arian.
"Yaa malam hari setelah pengumuman ia dinyatakan lolos. Entahlah berapa lama. Aku tidak pernah merayakan anniversary atau apapun itu. Tanggalnya saja aku lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
KULEPAS DIA DEMI CINTA
RandomCerita ini masih berlatar dunia militer. Mengisahkan perjalanan cinta, impian disertai pengorbanan seorang lelaki merelakan wanita yg sangat ia cintai untuk bersanding dg lelaki yg lebih pantas dari dirinya. Kalo ada typonya mohon maaf yaa hehe. Jan...