Part 22

3.9K 244 2
                                    

Nando POV
Aku menyalakan mesin mobilku, lalu tancap gas menuju rumah.
Kriiiinggg... Kriiinnggg... Kriiiinnggg...
Hpku berdering, segera ku ambil dari saku dan menjawabnya.
"Halo Assalamualaikum Ma ?"

'Waalaikumsalam, kamu udah pulang le ?'

"Ini dijalan Ma, mau pulang. Ada apa Ma ?"

'Tolong mampir ambilkan pesanan kue Mama ya le, di mall biasanya yang temennya Mama itu."

"Sekarang Ma?"

'Iyaa, Mama lupa kalo ngambilnya sekarang. Mumpung kamu sejalan kan. Bilang aja ngambil pesenan Mama gitu. Ya lee?'

"Iya, Ma. Nando ambilkan."

'Yaudah hati-hati dijalan. Assalamualaikum.'

"Waalaikumsalam."

Karena perintah Mama akhirnya aku mampir mengambil pesanan kue yang dimaksud. Mama mempunyai langganan di mall tersebut, kebetulan pemilik toko kue itu adalah teman akrab Mama semasa sekolah yang biasa ku panggil Bu Diah. Bu Diah kenal baik dengan keluargaku.
"Ini pesanannya Mama. Kamu gagah sekali kalo pake seragam TNI gini, Ndo." Bu Diah memberikan sebuah bungkusan kue pesanan Mama.

"Alhamdulillah, Bu. Ini juga berkat Mama dan Papa."

"Pasti bangga ya. Kapan nikah?"

"Ah nikah? Hehehehehe belum, Bu. Nunggu Letnan Laut baru nikah."

"Udah ada pasangan belum?" Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Ya Ampun, gawat dong ganteng gini ga ada pasangan. Cari, Ndo. Apa perlu Bu Diah cariin."

"Hehehe tidak usah,Bu. Nanti pasti ada ko. Yaudah Bu, saya permisi dulu pasti Mama nungguin."

"Iyaa udah deh. Hati-hati yaa."

Disaat aku menaiki lift untuk turun, ku lihat seorang laki-laki sedang duduk berdua dengan seorang wanita berjilbab disebuah kedai makanan. Laki-laki itu tidak asing bagiku. Setelah ku lihat lebih jelas, ternyata ia kekasih Gita. Arian. Karena rasa penasaran, aku memutuskan kembali ke atas untuk memastikan. Siapa wanita itu? Sepertinya mereka ngobrol cukup serius. Dari kejauhan aku terus mengamati mereka. Tak lama kemudian wanita itu menangis lalu memeluk Arian. Rasa penasaranku semakin besar. Ada hubungan apakah diantara mereka ? Hingga Arianpun membalas pelukan wanita yang tengah menangis itu. Aku teringat dengan pembicaraan antara aku dan Gita kemarin. Mereka sedang bertengkar, tapi kenapa Arian dengan wanita lain bukannya memperbaiki masalah mereka.

__________________________________________________
Lima truk marinir beserta beberapa mobil dinas milik TNI AL melakukan perjalanan menuju tempat latian di daerah Situbondo. Aku satu mobil dengan Komandan, Serda Tyo dan Serda Gita.
"Sebentar lagi kamu naik Letnan Laut kan?" Tanya Komandan di saat perjalanan.

"Siap iya, Pak."

"Saya salut dengan prestasimu. Jaga baik-baik setiap amanah. Semakin tinggi pangkatmu maka tanggung jawabmu semakin berat juga."

"Siap. Terimakasih atas pesannya, Pak."

"Bagaimana dengan sersan-sersan muda ini?"

"Siap, Pak."

"Serda Tyo sudah siap berangkat ke lebanon?"

"Siap, Pak. Setiap perintah dari atasan yang diberikan maka sebagai bawahan saya selalu siap."

"Serda Gita? Pertahankan terus prestasimu juga. Tahun depan kamu harus sudah siap jadi Sersan Satu. Saya bangga punya Kowal macam kamu."

"Siap, terimakasih Pak."

Setelah menempuh perjalanan jauh akhirnya kami sampai di lokasi. Aku sebagai komandan latian ini selalu memantau anak buahku dengan baik. Apalagi ada komandan ikut mengawasi langsung kegiatan tersebut meskipun hanya satu hari.

KULEPAS DIA DEMI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang