BAB 4

16.6K 1.1K 261
                                    

Kau seperti angin, datang dan menyapa sesaat lalu pergi

Bel istirahat berbunyi terdengar di penjuru sekolah, semua murid berlarian keluar kelas dengan raut wajah bahagia. Berjalan menghampiri surganya sekolah, Kantin. Kamilla dengan yang lain masih asik terdiam di pinggir lapangan yang berada tepat di depan kelas, mereka menunggu Ira yang mengambil buku pinjaman dari Perpustakaan. Ira keluar kelas namun dihadang oleh Asep tidak lupa dengan pengikutnya, Wawan.

"Tumben si cupu sendiri, mana tuhh gangster lo?" tanya Wawan menatap selidik, membuat Ira merasa risih saat cowok itu menatapnya intens.

"Wan, biasa aja natap gue, tuhkan gue langsung merinding." Ira mengusap tangannya tanpa melihat Wawan atau Asep yang berada di sampingnya.

"Eh nyet, jangan baperin cewek ini. Nanti ada yang marah," Asep menatap jengah Wawan "Lo kenapa sendiri yang lain mana? Si Fira mana?" tanya Asep bertubi-tubi, membuat Ira tersenyum jahil pada Asep.

"Trik cowok zaman sekarang tuh kebaca, tujuan pertama dia jail. Ajak ngobrol temennya, terus dilanjut nanyain cewek yang dia taksir, jadi mereka gak mau to the point langsung. Dan memilih basa-basi dulu," ledek Ira membuat Asep kikuk seketika namun dia sembunyikan.

"Kalo lo mau nanyain Fira, coba keluar cari dia. Keliatan kok lo suka sama dia, tapi lo sembunyiin dan sayangnya gue tahu kedok lo." setelah mengatakan itu Ira pergi meninggalkan kedua cowok ini yang masih cengo.

"Eh Sep, lo suka sama si jutek?" pekik Wawan memandang Asep yang terdiam, sambil tersenyum kecut dan memandang sahabatnya.

"Menurut lo? Pikir masa gue suka sama cewek aneh kaya dia, gue juga pasti mikir dua kali," ucap Asep kesal.

***

"Lama banget sih lo! Lagi ngapain? Perasaan mau bawa buku doang. Serasa nunggu sidang isbat tahu nggak," ucap Fira mengibas-ngibas wajahnya dengan tangannya.

"Yaudah cuss yukss, kita ke perpus dulu. Langsung kantin, lagian lo lama. Jadi waktu makan kita terbatas, harus ekstra ngebut makannya," kata Ghina beranjak dari tempatnya dan berpindah dekat Kamilla yang sedang sibuk dengan ponselnya, "Mil ayok gue ma--,"

"HAH!" pekik Kamilla membuat yang lain ikut terkejut, begitu juga Ghina yang belum sempat menyelesaikan perkataannya pada Kamilla tersentak kaget dengan suara di sampingnya. Bagaimana tidak terkejut, Adrian membalas pesannya walaupun dengan satu kata. Membuat dia menahan jantungnya yang akan berpacu lebih dari biasanya.

"Lo kenapa sakit? Atau kaget liat cowok ganteng? Atau ada yang ngegoda lo?" kepo Ira yang heboh melihat sekeliling dan kembali menatap Kamilla, yang masih fokus dengan ponsel di kedua tangannya yang kaku ditempat. Ira melihat isi yang dilayar ponsel milik Kamilla dia sama terkejutnya.

"Ohh my babi nyett, dia bales pesan lo. Coba lo bales, cepet! Kok gue yang baper yah." Ira heboh sendiri dan mengundang Fira dan Ghina menghimpit Kamilla, ingin tahu apa isi pesan dari Adrian.

"Ngapain?" tanya Kamilla polos pada sahabatnya yang berada di samping dirinya.

"Adrian ngirim pesan apa?" tanya Ghina penasaran.

"Ngajak lo jalan? Atau ngabarin lo?"

Kamilla hanya cengo mendengar rentetan pertanyaan dari mereka. Sumpah demi langit dan bumi, dan demi kucing garong di sekolahnya. Dia belum menjalin hubungan apa-apa kecuali teman hanya, t.e.m.a.n.

"Gue sama dia, belum punya hubungan apa-apa kok. Sotoy lo semua," ucap Kamilla mendengus jengah pada mereka semua dan fokus menatap layar ponselnya, kini jarinya lincah bermain di layar ponsel mengetik sesuatu pesan di sana. Setelah itu dia tersenyum puas dan memasukan ponselnya kembali kedalam saku rok, Kamilla menatap ketiga sahabatnya yang kini menatap balik dengan tatapan sulit diartikan.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang