BAB 6

14K 939 212
                                    

"Kamu berantem lagi di sekolah Adrian?" gertak pria ini memarahi anaknya yang baru saja pulang sekolah dengan wajah yang lebam, kulitnya yang putih kini dihiasi oleh memar. Adrian hanya diam bukannya tidak mampu menjawab dan takut, dia malas jika berdebat dengan pria di hadapannya sekarang ini.

"Adrian di sini hanya jadi korban." Adrian angkat bicara membela kebenaran, namun ada rasa ragu yang hinggap di hatinya tapi apa? Mungkin dia takut Ayahnya tidak percaya pada dirinya, dia bingung sendiri memikirkannya.

"Banyak alasan kamu! Kamu itu selalu salah tapi nggak mau ngaku." perkataan Ayahnya sukses membuat kerongkongannya tercekat apakah segitu salahkah dirinya? Apa dia emang selalu salah di mata Ayahnya. Mungkin kepercayaan yang dimiliki dia sudah luntur saat Ibunya pergi, mungkin kini dia bukan Adrian jagoan Ayahnya.

"Percuma Adrian ngomong panjang lebar jika Ayah tidak mempercayai Adrian, kaya ngomong sama batu. Nggak pernah dihargai setiap omongannya, apa lagi kepercayaan kayanya udah pudar." Pratama seperti digampar secara tidak langsung oleh putranya sendiri, perkataan itu membuat dadanya menyempit yang dia rasakan hanya sesak apa dia keterlaluan pada anaknya? Atau Adrian sudah membencinya?

"Sudah lupakan saja omong kosong tadi, anggap saja Ayah tidak mendengar perkataan tadi." Adrian pergi meninggalkan Ayahnya yang masih terdiam menatap nanar putranya.

"Maafkan Ayah, Adrian."

***

"Kemarin itu gue ijin ada urusan keluarga," ucap Kamilla dengan memakan biskuit yang dia beli di kantin tadi. Kamilla sedang bersama Ghina dan Fira asik mengobrol, disaat kelas masih sepi di pagi hari hanya ada beberapa murid yang ada di sana.

"Eh gue punya berita heboh gengs." Ira yang baru saja tiba di kelas dengan muka berbinar, Mereka menatap wajah Ira kepo, "Tahukan murid baru kemarin, dia berantem sama Jaki anjir itu murid baru nyalinya oke juga."

Fira yang tadinya memainkan ponsel miliknya langsung menatap Ira cengo, dia masih tidak percaya jika murid baru itu nekat mencari masalah dengan Jaki.

"DIA NGAJAK JAKI RIBUT?!" teriak Fira menggelegar seketika sebagian orang yang berada di kelas menatap Fira aneh, ada yang menutup kuping, dan merutuki dia. Karena berhasil membuat jantung mereka berdetak kencang.

"Taek, jangan pake teriak bisakan." Ghina menatap Fira geram.

"Emang siapa murid baru itu? kok gue nggak tahu?" tanya Kamilla mentap mereka bergantian. Rasa penasarannya kini hinggap, Kamilla ingin tahu siapa murid baru itu yang berani melawan Jaki. Adrian, pikirannya beralih pada cowok itu namun dia tahu jika Adrian tidak sekolah di sini. Seingat dia hanya Adrian yang berani melawan Jaki.

"Udah nanti juga tahu sendiri, gue lupa lagi namanya." Ghina mengetuk-ngetuk meja mencoba berpikir.

"Sama gue juga," kata Fira dan Ira bersamaan. Sungguh ketiga mahluk ini sangat pikun kelas kakap.

"Kok jawabannya gitu, lo semua tahu nggak sih? Lo semua niat nggak sih ngasih tahu gue?" dengus Kamilla pada sahabatnya yang hanya melihat Kamilla dengan tatapan polos. Seolah dia tidak mengerti apa yang dirasakan dirinya.

"Tau ah, gue mau buang sampah bekas makanan gue."

Kamilla beranjak pergi keluar kelas untuk membuang sampah, setelah itu dia berniat kembali ke kelas. Namun matanya tidak sengaja menatap cowok yang penampilannya berandalan di lorong sana, nggak asing lagi baginya.

Dia mirip seperti Adrian. Seketika mata Kamilla membulat saat seseorang yang di sana mirip dengan Adrian, apa dia Adrian? Jantungnya kini berdatak dengan cepat hatinya mulai gelisah tidak karuan. Kamilla mengucek kedua bola mata apa yang dia lihat nyata? Sosok itu mulai mendekat, Kamilla hanya diam menunduk menatap tong sampah yang di bawah. Sumpah kali ini Kamilla belum siap bertemu kembali Adrian, sampai dia seperti orang bodah agar Adrian tidak menyadari kehadirannya.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang