BAB 16

8.1K 548 79
                                    

"Tumben sendiri aja biasanya sama si sangar," kata Gilang berada di depan kelas melipat kedua tangan di dada.

Kamilla yang sadar ucapan Gilang menengok ke belakang dan dia tidak menemukan ada Adrian yang tadi menguntit dirinya. Kamilla celingukan cari Adrian lalu melihat ke bawah mencari Adrian. Di lihat di lapangan kosong. Di koridor lantai bawah juga tidak ada.

"Duh si Adrian kemana?" tanya Kamilla pada diri sendiri lalu menatap Gilang kembali.

"Lo dari tadi liat gue sendiri Lang?"

"Lo pikir gue katarak? Kaga percaya amat dari tadi lo jalan sendiri, dengan muka kesel lo itu Milla." Gilang menatap Kamilla sengit.

"Apa dia nyasar yah?"

"Adrian nggak sebodoh itu, walaupun tampang dinginnya keliatan seperti orang bodoh." Kamilla berdecak mendengar jawaban Gilang.

"Terus dia ke mana?"

"Dari tadi lo nanya gue Adrian ke mana. Gue bukan cenayang mana gue tahu! Mungkin lagi cari perhatian sama cewek."

"Adrian orangnya dingin mana ada cewek yang tahan sama dia?"

"Buktinya lo tahan sama dia. Yaelah pasti si Adrian di goda... wey mau ke mana lo? Gue belum selesai ngomong. Yaelah dasar botol kecap!" runtuk Gilang menatap kepergian Kamilla yang berbalik mencari Adrian menghiraukan teriakan Gilang di depan kelas sana.

"Kayaknya lo emang beneran suka sama Adrian, Mil. Gue harap lo bahagia sama dia," kata Gilang setelah Kamilla pergi meninggalkan dirinya sendiri.

Kamilla berjalan dengan tatapannya menyapu sekitar. Langkah kaki Kamilla terburu-buru. Mencari sosok Adrian yang menghilang entah ke mana.

Dasar Kamilla dari tadi dia mengacuhkan Adrian, kalau udah hilang baru Kamilla kelimpungan mencari es batu itu.

"Aduh Pak tangan saya pegel. Saya haus, kepala saya pusing."

Suara yang familiar bagi Kamilla. Dan dia melihat Adrian sedang di lapangan dan jadi tontonan semua murid. Bahkan cabe-cabean disana mengabadikan moment idola mereka dihukum bukannya ditolong, malah asik menonton.

Kamilla mengernyitkan dahi bingung. Adrian dari tadi bersama dirinya tapi mengapa sekarang jadi dihukum sangat aneh bagi Kamilla. Perlahan Kamilla mendekat dengan kerumunan dan tidak sengaja tatapan mereka berpapasan. Adrian mengedipkan satu matanya pada Kamilla membuat semua cewek dis ana teriak histeris. Padahal kedipan itu untuk Kamilla bukan untuk para cabe.

"Pak saya pusing nih, kayanya anemia saya kambuh deh," keluh Adrian dengan wajah yang lesu, entah benar atau hanya kebohongan belaka.

"Jangan mengibul Adrian." Adrian hanya menatap malas pada Pak Endang. Sungguh dia menyadari jika dia terlalu banyak berbohong pada guru. Jadi ini akibatnya ucapan Adrian tidak dapat dipercayai lagi.

"Ah pusing!" rancau Adrian lalu ambruk sambil memegangi kepalanya. Membuat semua orang kaget. Pak endang kelimpungan saat melihat Adrian terjatuh.

"Aduh Dede emes jatoh sini Kakak tolongin."

"My prince gue sakit gimana nih."

Kamilla panik melihat Adrian lalu berlari menghampiri dan jongkok di depan Adrian. Dia bertindak saat Adrian jatuh sakit, tidak seperti mereka hanya mengoceh saja tanpa berniat membantu.

"Aduh kamu kenapa Adrian? Kamu beneran pusing?" tanya Pak Endang panik, "Mau ke UKS sini Bapak bantu."

"Bapak mending ambil tandu aja. Saya kasian sama tubuh Bapak yang peot, nanti kalau angkat saya takutnya nggak kuat. Terus nanti ikut pingsan bisa berabe urusannya."

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang