BAB 24

8.1K 389 25
                                    

Janganlah banyak berharap pada seseorang yang baru mengatakan cinta. Karena waktu terus berputar, dan bisa mengubah hati ke siapa saja.

***

Kamilla mendapat kiriman singkat dari Adrian. Hari ini Adrian tidak bisa menghantarkan Kamilla ke sekolah, karena ada urusan mendadak. Dan hal yang membuat Kamilla, merasakan sakit hati. Adrian memberitahunya jika dia mampir dulu ke rumah sakit menjenguk Nesa.

Sebenarnya hubungan Nesa dan Adrian itu seperti apa, pikirnya. Kamilla tahu, Adrian jarang bahkan susah untuk dekat dengan gadis lain. Hanya dirinya yang selalu ada sisi Adrian, walau Adrian selalu datang jika dia sedang kesusahan.

"Mil, belum dijemput, cogan?" tanya Zulian celingukan. Kamilla tahu apa yang dibicarakan kakaknya yaitu, Adrian.

"Dia ada urusan di rumah sakit," jawab Kamilla acuh. Sambil mengikat sepatu tanpa memperdulikan tatapan Zulian.

"Siapa yang sakit?" tanya Zulian kembali. Kamilla hanya menghembuskan napas, bangkit berdiri menatap Zulian sebal.

"Nesa!" Zulian mendengar nama yang tidak asing lagi di kupingnya. Zulian tahu, dia Nesa ketua OSIS sekolah. Yang suka dibicarakan dan digosipkan dekat dengan adik kelas, Adrian.

"Nesa?! Bukannya dia orang yang deket sama Adrian, kan?" tanya Zulian pada Kamilla yang mengangkat bahu tidak tahu.

"Sebenarnya Adrian, anggap lo apa? Kalau dianya masih berhubungan bersama Nesa. Gue ingetin sama lo yah, jangan terlalu berharap sama Adrian. Walau Adrian pernah menyatakan sesuatu pada lo, jangan terlalu percaya akan perasaannya dulu atau omongan dia. Karena waktu terus berputar, dan bisa mengubah hati ke siapa saja."

Kamilla diam tercenung. Perkataan Zulian sukses membuat lidahnya kelu. Membuat dadanya berdegup tidak karuan begitupun rasa takut yang hadir dalam dirinya. Seandainya, Adrian akan berpindah kelain hati atau meninggalkan Kamilla dengan janji yang menjadi bayangan. Membayangkan saja, rasanya begitu sakit. Cukup dengan seperti ini saja, walau hubungan mereka belum tentu jelas. Terpenting tidak ada yang meninggalkan satu sama lain.

"Mil, cepet berangkat. Jangan jadi pikiran, yuk," ajak Zulian merangkul Kamilla. Membuyarkan segala lamunan. Zulian tidak ingin Kamilla begitu memikirkan beban hatinya.

***

Kamilla berjalan lurus di koridor. Percuma Zulian membujuknya untuk melupakan perkataannya, Kamilla masih terus saja memutar otaknya. Berpikir keras, sebenarnya Adrian dan dia itu apa?

Hubungan mereka butuh penjelasan, apa status yang mengikat dirinya dan Adrian. Cinta juga bagi mereka di luaran sana juga masih kurang mengikat status. Mereka berdua juga butuh kepastian dan status yang pasti. Memang ada yang mau status sahabat tetapi sudah saling bilang cinta, satu sama lain. Yang jelas kepastian itu penting untuk suatu hubungan.

Jika tidak ada status yang mengikat mereka. Mereka yang saling jatuh cinta, tidak berhak mengatur, tidak berhak mengkekang, dan tidak berhak melarang untuk jatuh cinta kembali. Walau masih ada cinta di antara mereka.

Sampai di kelas Kamilla melihat Ghina, Fira dan Ira. Seperti biasanya gosip di pagi hari. Kamilla hanya diam menatap mereka bertiga dan menghampiri ketiganya.

"Hai, selamat pagi semuanya," sapa Kamilla tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya dan duduk bergabung dengan mereka.

"Kemana aja lo? Baru sekarang nyapa kita! Kalau udah sama Adrian. Lo lupa segalanya, untung aja otak lo masih nyelip nama kita di sana," ledek Ira memutar bola matanya kesal. Kamilla hanya diam merasa bersalah, mengacuhkan sahabatnya kemarin-kemarin.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang