BAB 31

7.4K 401 11
                                    

"Gue tanya, sejak kapan gue jadi milik lo?" tanya cowok ini dengan datar. Tatapan dingin menusuk begitu tajam seperti tombak es begitu dalam. 

"Gue nanya lo, bangsat! Kenapa diem?!" gertak dia yang tidak lain Adrian. Kini dia sedang mengintrogasi Sabilla anak kelas 12, yang sudah membuat masalah dengan gadisnya. Sabilla hanya diam tidak mampu menjawab. Jujur dia begitu takut melihat Adrian seperti ini, bagaikan iblis namun berwajah tampan.

"Gue kayak gitu, karena gue cinta sama lo," kata Sabilla dengan nada lirihnya. Adrian hanya tersenyum lebih tepatnya seringaian licik yang menakutkan. Adrian mendekat kepada Sabilla mengikis jarak antara dia dan Sabilla. Hingga mulutnya tepat di kuping Sabilla.

"Jangan pernah bermimpi bersanding sama pangeran," katanya dengan angkuh. Lalu melepaskan Sabilla yang kini bernapas lega bisa terlepas dari jerat iblis. Adrian tanpa mempedulikan Sabilla pergi tanpa berbalik melihat gadis itu, yang menatap dirinya benci.

"Sekali lagi buat masalah sama cewek gue. Lo berurusan sama gue!" teriaknya lantang dengan berjalan menjauh di hadapan gadis yang terdiam di sana.

"Gue nggak akan kalah, sama gadis kampung itu!" tekad Sabilla.

***

"Lo kok beraninya berantem sama Sabilla, serem tahu!" Ira menatap Kamilla tidak habis pikir. Dia tahu mendengar itu dari The GJ Man; Asep, Wawan dan Gilang. Pria situkang gossip di kelas. Bahkan mereka yang melihat langsung, tidak percaya akan keberanian Kamilla anak polos dan pendiam.

"Dia udah keterlaluan, bilang gue kayak cabe! Dia bilang, gue gatel sama Adrian. Katanya, Adrian milik dia. Dasar dedemit!" rancau Kamilla dengan kesal menatap Ira, Fira dan Ghina dengan tatapan garang.

"Lo, biasa aja kali. Takut gue, lihat lo kayak gini," kata Fira melihat Kamilla dengan tatapan ngeri. Membuat Kamilla semakin kesal saja. Hari ini begitu sial, masalah datang silih berganti. Baru juga dikasih rasa bahagia kemarin, sekarang udah ada badai yang menerpa.

"Tahu! Mending gue makan, gue laper. Tadinya mau makan tapi malah diajak ribut sama dedemit! Awas gue mau ke kantin." Kamilla pergi meninggalkan mereka yang melihatnya cengo. Saat Kamilla berbalikpun, tatapan mereka membulat seperti melihat sesuatu.

"Mil, mending lo di kelas gue tahu. Pasti ada sesuatu." Fira menyuruh Kamilla ke kelas, tetapi Kamilla hanya menatap sekilas lalu pergi berlari meninggalkan mereka.

"Mil, jangan lari!" teriak Ira dengan lantang.

"Aduh, jangan pergi. Nyesel lo!"

Kamilla tidak menghiraukan teriakan sahabatnya ini, yang terdengar menggema walau dia sudah di lantai satu. Kamilla berjalan dikeramaian koridor sekolah. Banyak mata yang menatap Kamilla tertawa dan aneh. Tatapan yang Kamilla tidak mengerti itu apa, hingga dia tiba di kantin. Melihat seseorang yang tengah berkumpul dengan anak-anak kelas 11 dan 12.

Ada seseorang yang Kamilla kenal di sana, kekasih hatinya Adrian. Dia tengah kumpul bersama dengan Jaki dan gerombolannya. Kamilla kira Adrian sudah pulang ke rumah, ternyata dia ada di sini. Tapi ada sesuatu yang mengganjal dari dirinya. Sejak kapan mereka berdamai?

Kamilla tidak ingin sesuatu terjadi pada Adrian, dia tidak ingin mereka terlibat keributan. Dengan cepat Kamilla menghampiri mereka. Asap rokok di sana membuatnya sulit bernapas, bahkan sesekali terbatuk-batuk akibat asap yang ditimbulkan Adrian dan anak yang lain.

"Adrian," panggil Kamilla. Adrian yang merasa dipanggil menoleh melihat Kamilla menatapnya menyipit. Akibat asap rokok yang mengenai matanya, membuat mata Kamilla perih.

"Ada apa?" tanya Adrian menatap Kamilla datar namun nadanya terdengar lembut di telinganya.

"Nggak pulang? Lagi ngapain lo di sini? Sama ... Kak Jaki." Kamilla menyebutkan Jaki dengan gugup, Jaki hanya diam tersenyum menatap Kamilla. Adrian yang melihatnya terbakar cemburu, walau hanya sebatas tatapan mata.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang