BAB 15

9.4K 553 67
                                    

Debaran yang aku alami membuktikan satu rasa aku padamu. Dan yang aku tahu hanya, aku mencintaimu.

"Tuh benerkan kata gue, kalo jodoh nggak akan ke mana. Buktinya lo sekelompok sama Adrian," cerocos Ghina dan disetujui oleh Ira dan Fira. Kamilla hanya diam dari pada mendengarkan mereka yang mengoceh sepanjang koridor saat ini waktunya jam pulang sekolah.

"Bener tuh kata ini anak. Lo jodoh sama Adrian dari kemaren lo suka kebetulan gitu, kalo menyangkut Adrian." Fira membenarkan ucapan Ghina yang membuat Kamilla tambah sebal.

Kamilla melihat ada angkot di depan sekolah langsung terburu-buru menaiki angkot menghiraukan teriakan sahabatnya yang merutuki Kamilla. Yang dia butuhkan hanya kesendirian dia begitu jengkel dengan mereka yang selalu saja membuat perasaannya begitu tak karuan.

Saat dekat perkomplekan Kamilla langsung turun memberi ongkos pada supir angkot, dan berjalan seperti biasanya menuju blok B dimana rumah Kamilla berada. Namun ponsel Kamilla berbunyi nyaring, dia langsung merogoh sakunya mencari benda pipih itu dan dia melihat Adrian menelpon Kamilla. Tanpa pikir panjang Kamilla langsung mengangkat telpon Adrian.

"Halo."

Kamilla bisa mendengar suara baritone yang dia rindukan saat ini, kembali terdengar di telinga Kamilla begitu menghangatkan bahkan tangannya sudah bergetar dan cemas. Dia begitu bahagia sampai saat dirinya ingin menjawab Adrian tetapi saying, Adrian memutus sambungannya. Kamilla menepuk dahinya bodoh mengapa dia tidak menjawab telpon Adrian bukannya terdiam dan malah berpikir.

Tring...

Kamilla baru saja mendapat pesan dari Cowok ganteng dan dia membuka apa isi pesan Adrian.

Cowok ganteng: Gue butuh lo! Sekarang lo ke blok D, rumahnya yang warna abu pas awal komplek banget. Deket rumah warna coklat, pas lo lewat kecium bau kentang terus sebrangnya itu rumah gue.

Kamilla hanya melongo membaca pesan dari Adrian. Kini dia harus menambah dua blok untuk berjalan kaki.

***

Kamilla kini menatap rumah megah Adrian. Setelah berjalan kaki dan melewati rumah bewarna coklat yang katanya bau kentang, memang terbukti di sana begitu bau kentang yang menyengat.

Perlahan Kamilla mendekati rumah tersebut, dan ternyata gerbang rumah Adrian nggak dikunci. Kakinya terus berjalan mendekati pintu utama, dan menekan tombol bel rumah Adrian selama tiga kali. Pintu terbuka oleh seorang wanita paruh baya dengan pakaian daster, Kamilla tahu jika ini asisten rumah tangga Adrian. Dilihat dari penampilannya.

"Cari siapa non?" tanya bi Imas pada Kamilla.

"Apa ini bener rumah Adrian?" tanya Kamilla pelan takut jika dirinya salah alamat. Kalau salah Kamilla pasti malu, udah kayak lagu, alamat palsu.

"Iya ini rumah Den Ian. Ada perlu apa?" bi Imas takut-takut karena majikannya belum pernah memberitahu alamat rumahnya sembarangan. Bahkan Kamilla adalah teman Adrian yang pertama ke sini, apa lagi Kamilla adalah seorang perempuan.

"Aku disuruh untuk menemui Adrian, dia tadi memberitahu lewat pesan," ucap Kamilla tersenyum simpul lalu dipersilahkan masuk oleh bi Imas.

Lihatlah rumah Adrian begitu megah dan luas, seperti istana tapi mengapa rumahnya sepi sekali. Apa ayah dan mamah Adrian pergi keluar.

Kamilla melihat sudut ruangan rumah ini yang membuat dirinya begitu tertarik. Saat melihat sebuah foto yang terpajang di sana begitu banyak, dan sebuah piagam yang berjejeran di dalam lemari kaca. Kamilla ingin melihat lebih dekat, dan matanya membelak sempurna melihat pemilik piagam itu, Adrian Adinata Pratama.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang