BAB 7

13.2K 854 136
                                    

"Adrian, yakin lo mau ke sana?" tanya Kamilla tanpa menatap Adrian, mereka sedang berjalan menuju ruang BK. Semua menatap mereka iri saat berjalan bersama. Ada yang memuji mereka cocok, ada yang memaki, juga ada yang menganggap mereka sepasang kekasih.

'Baru juga tadi temenan, sekarang udah nempel aja.' Batin Kamilla berkata.

"Yakin lah," jawab Adrian dingin, fokus dengan pandangannya ke depan.

Sesampainya di ruang BK ada Jaki bersama dua sobatnya, rasa takut kini mulai muncul dalam diri Kamilla. Dia takut jika ada keributan akan terjadi, Kamilla menatap Adrian terlihat jika bola mata itu meyiratkan kemarahan dan kebencian yang sedang membara. Entah keberanian dari mana Kamilla memegang pundak Adrian dan berbisik tepat di telinga Adrian.

"Gue mohon tenanglah."

Perkataan Kamilla bagaikan mantra. Adrian menatap Kamilla yang sedang menatapnya, tersirat di kedua bola mata itu ada rasa takut yang kini sedang melanda gadis ini. Emosi Adrian seketika redup dan menghilang kini dirinya sedang bertarung melawan emosi yang siap keluar jika dipancing, dia akan mencoba untuk mencoba tenang. Adrian tidak ingin orang yang sedang bersama dirinya menjadi pelampiasan kemarahannya. Apa Adrian ingin melindungi Kamila? Dia juga bingung sendiri.

"Jagoan kita udah datang nih, kemana aja lo? Takut sama BK dasar pecundang," ejek Jaki menatap Adrian sinis justru sebaliknya Adrian hanya diam tidak menanggapi ocehan cowok itu yang menurutnya seperti cabe-cabean.

"Biasa aja, udah jadi makanan gue di sekolah," sahut Adrian menatap tajam Jaki.

Disitulah terjadi perang dingin antara Jaki dan Adrian mereka saling melempar tatapan tajam, sedangkan yang lain? Irfan dan Noval hanya diam. Kamilla dia menatap kedua cowok yang sedang memanas, ini yang dia takuti jika Adrian akan bertemu Jaki. Namun semua itu tidak berlangsung lama saat pintu ruangan terbuka mempelihatkan Asep dengan wajah kusutnya itu.

"Loh Asep, kok bisa di sini?" Kamilla menatap Asep bingung. Adrian, Jaki dan yang lain juga melirik Asep, Kamilla ingin sekali tertawa melihat wajah Asep yang lecek namun suasana tidak mendukung. Sebaiknya dia diam saja mencari aman, karena dia hanya sendiran yang lainnya itu cowok semua.

"Tadi di kelas gue ketahuan nyimpen kaca di lantai, pas dirok-nya si Putri. Terus dia tahu langsung tuh dijambak plus nampar gue. Bener banget yah kata nyokap gue, insting seorang wanita kuat banget, belum juga dikasih tahu dia langsung serang.

Terus dianya kabur, eh tahunya dia balik sama Pak Endang nyuruh gue ke BK. Sialan! Belum juga sakitnya reda udah ditambah BK madep itu mah. Eh, Adrian sama yang lain udah ditunggu tuh di ruangan sama Bu Lilis," kata Asep dan beranjak pergi meninggalkan mereka terdiam di sini.

Mendengar itu Jaki, Irfan dan Noval langsung memasuki ruang BK. Adrian juga akan memasuki ruangan namun dia berhenti dan berbalik menatap Kamilla, cewek ini bingung mengapa Adrian menatapnya seperti itu?

Belum sadar dari lamunan kini ada sebuah tangan memegang pergelangan tangannya, Kamilla hanya diam merasakan bagian yang hangat dari tangan Adrian. Genggaman itu seperti listrik yang menyengat mampu membuat jantung dirinya memompa lebih cepat. Kamilla ingin berhenti menatap mata itu tapi seolah dirinya terkunci dari pandangan Adrian. Setelah itu Kamilla tersadar dan melepas tangan Adrian di pergelangan tangannya namun hal itu membuat gengaman semakin erat.

"Jika lo temen gue, temenin gue di dalem sana," ucap Adrian melepaskan gengamannya dan menatap Kamilla tajam, meminta persetujuan. Kamilla hanya terdiam dan menganggukan kepalanya.

***

"Sebelumnya kalian punya masalah? Kalau tidak kenapa kalian bisa ribut di sekolahan?" tanya Bu Lilis mengintrogasi keempat cowok ini yang tertunduk mendengarkan kultum dari guru BK.

With You AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang