Adrian kini sedang menatap gundukan tanah merah. Semua kini sedang berduka atas kepergian Gea. Kaca mata hitam yang menghalangi pemandangannya Adrian lepas, dia bisa melihat Ayahnya menangis menatap gundukan tanah yang di dalamnya ada anak kandung dia yang telah tiada. Baru saja Adrian ingin memulai kehidupan yang dulu, tetapi takdir tidak memihaknya kali ini.
Disaat seperti ini, seharusnya sang kekasih menemani menenangkan Adrian. Tetapi dari malam hingga sekarang belum terdengar kabar Kamilla. Padahal Adrian sudah menghubungi Kamilla dengan berbagai cara.
Terlihat dari wajah Adrian mengisyaratkan kepedihan. Wajah dinginnya itu hanya manipulasi Adrian saja, agar semua orang tidak bisa melihat kesedihan dalam dirinya. Bahkan luka Adrian belum sampai di sini, dia menyadari jika Nesa di makamkan di samping pemakaman Ibunya. Maksud Adrian, dia baru tahu pemakaman Ibunya setelah sekian lama dia mencari tahu tentang Laura.
Seakan tertimpa batu raksasa mengetahui kedua orang yang Adrian cintai telah pergi. Matanya sudah memanas menahan tangis, tapi Adrian tahan di depan semua orang. Berpura-pura tegar seolah dia ikhlas dengan semua ini, walau hati rasanya ingin menjerit.
Wanita tua yaitu Oma Liza, wanita yang telah melahirkan Ibunya. Tahu jika Adrian adalah cucunya yang selama ini hilang dan kembali disaat berduka. Dia sempat menyesal tidak percaya terhadap Adrian, dan sekarang Adrian membuktikannya dengan membawa Pratama dan Karin.
Adrian tidak ingin larut dalam kesedihan. Hatinya selalu berkata; tidak ada yang harus disalahkan di sini, karena semua ini hanya takdir Tuhan. Dan Adrian percaya Tuhan akan memberi rencana untuk kehidupannya akan lebih indah dari pada sebelumnya.
Adrian sudah pernah bilang, jika dia akan mencoba berdamai dengan masa lalu walau sulit. Masa lalu bukan kesalahan tetapi pelajaran. Dia tidak ingin bersedih karena itu percuma, orang yang Adrian cintai tidak akan pernah kembali. Justru mereka akan menangis melihat semua orang menangisi kepergiannya.
Adrian siap menyimpan luka baru dalam hatinya, berkumpul dengan luka lama. Lalu Adrian kembali tutup dan dia simpan baik-baik luka itu, tidak akan pernah Adrian buka untuk selama-lamanya. Biarlah menjadi sebuah pelajaran hidup, agar ke depannya lebih baik.
Pratama dia terlihat terpukul atas kepergian Nesa,. Dua wanita yang dia cintai sudah pergi dalam hidupnya. Perasaan menyesal hinggap seketika, dan bukan hanya rasa bersalah yang menggorogoti batinnya, tetapi rasa berdosa berdatangan menghantuinya. Karin mencoba menenangkan Pratama agar tidak bersedih.
Kedekatan Pratama dan Karin tertangkap oleh mata Liza, wanita ini tersenyum lirih. Begitu sayangnya Karin terhadap Pratama yang berstatus suami sahabatnya, Laura. Tetapi dia bersyukur ada yang merawat dan mengurus Pratama dengan penuh kasih sayang, disaat Laura pergi.
"Maafkan Ayah, Gea. Ayah udah buat Gea menderita sama Mamamu, maaf Ayah baru datang. Jangan pernah benci sama Ayah, Gea. Ini semua salah Ayah," lirih Pratama mengusap papan yang bertuliskan Nesa Oktaviani.
Lalu tatapannya teralihkan pada makam di samping Nesa, tatapan yang mengisyaratkan luka yang begitu dalam, "Entah berapa kali aku nyakitin kamu, Laura. Maafkan mas, udah buat kamu menderita atas kejadian beberapa tahun lalau. Maaf udah memisahkan kamu dengan Adrian. Lihatlah sekarang pria kecilmu, sudah menjadi pria dewasa. Apa kau senang? Kami kembali datang?"
Karin ikut menangis, seolah perasaan bersalah yang dirasakan Pratama ikut tersalurkan. Ibaratkan seperti api dengan asap, walau telah lama berpisah Pratama tidak dapat dipisahkan dengan Laura walau akhirnya akan bersamanya. Jujur Karin ikut terpukul mengatahui kepergian Laura sahabatnya. Dia merasa bersalah telah merebut Pratama dari Laura.
'Laura maafkan keegoisanku. Membuat Adrian dan Gea menderita hidup penuh kesakitan. Tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Aku akan berjanji menjaga Adrian layaknya anak kandungku sendiri.Menjaga dan merawat pria yang kamu cintai.' Batin Karin berbicara, menatap makam Laura dengan tersenyum simpul.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You Adrian
Teen FictionBermula dari pertemuan Kamilla Maharani siswi SMA Harapan Bangsa, dengan cowok sangar bernama Adrian Adinata Pratama si murid baru. Pertemuan mereka yang tidak direncanakan itu, membuat Kamilla selalu ingin memasuki dunia Adrian. DESSCHYA Copyright...