Dia merutuki kebodohannya hari ini. Bagaimana tidak, dia terlambat sekolah gara-gara lupa mengerjakan tugas rumahnya. Gadis ini terpaksa naik angkot yang berdesakan oleh penumpang lainnya. Namun, tiba-tiba kendaraan umum yang dinaiki Kamilla berhenti mendadak. Membuat penumpangnya terseret ke depan. Jalanan terlihat begitu macet, Kamilla heran ini tidak seperti biasanya.
"Aduh, Mang! Kenapa rem mendadak sih?"
"Lah kenapa sih, gue udah terlambat nganterin anak gue sekolah!" protes seorang Ibu yang memangku anaknya yang masih sekolah dasar itu dengan kesal, "Sabar Mami, mungkin teloletnya rusak," ucap si anak polos pada Ibu-nya.
"Bener. Bini gue lagi ngidam ini mau jambu isi mangga. Sabar yak nak, kita cari mangganya," kata Bapak itu kesal dan mengusap perut istrinya, seolah meminta maaf pada jabang bayi. Kamilla yang menyaksikan itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia gelisah jam segini belum sampai sekolah.
"Ada apaan sih, di depan sana. Mang?" tanya Kamilla dengan mengadahkan kepalanya, berusaha melihat apa yang terjadi.
"Maaf neng, macet. Ada yang tawuran di depan," ucap supir angkot pada dia. Kamilla tidak bisa mengulur waktu lagi karena dia sudah terlambat sekolah, "Saya turun di sini aja," ucap Kamilla turun dan memberi uang setelah itu dia berlari menuju sekolah. Menghiraukan teriakan supir angkot yang memperingati Kamilla agar berhati-hati dikawasan yang terjadi bentrok.
"Fyuhh...."
Helaan napas Kamilla yang terlihat lelah yang sedari tadi berlari. Saat ingin berbelok di perempatan matanya membulat sempurna, dia dikejutkan oleh anak SMA sedang tawuran. Saling adu jotos, ada juga yang membawa balok kayu. Keringat dingin mulai menyelimuti Kamilla. Tubuhnya lemas melihat perkelahian membabi buta. Apalagi yang sedang ribut di sana adalah senior di sekolah Kamilla. Terlihat seperti kesetanan menghabisi lawannya yang kini perlahan mendekatinya, menghindari perlawanan.
Kamilla mundur beberapa langkah dan berlari ke- gang kecil dan bersembunyi menghindari keributan. Napasnya tidak beraturan wajah yang penuh dengan peluh mengalir di pelipisnya. Hari ini dia begitu sial sudah terlambat sekolah, dan dicegat segerombolan anak SMA yang lagi tawuran.
"Siapa lo? Mau apa lo ke sini?" ada suara cowok yang tak jauh dari tempat Kamilla bersembunyi. Seragamnya seperti gerombolan anak tadi. Kamilla pikir dia hanya sendiri di sini ternyata perkiraannya salah besar. Dia menunduk takut jika orang yang di hadapannya berbuat aneh pada Kamilla.
Gadis ini menyesal menolak berangkat bersama dengan Ayahnya, jika dia menerima tawaran ayahnya dia tidak akan berakhir seperti ini. Alasannya simple tidak ingin Ayahnya terlambat bekerja.
"Anak sekolahan juga lo?" Cowok itu melirik penampilan Kamilla. Gadis ini yang ketakutan setengah mati langsung menganggukan kepalanya.
"Sekolah dimana lo, bocah?" kaki Kamilla begitu lemas untuk berdiri, dia ketakutan.
"SMA Harapan Bangsa," ucapnya gemetar. Dia memainkan tali tas sekolahnya dengan wajah tertunduk.
"Oh, nggak nyangka lo sekolah di sana. Lo tau--,"
"Udah biarin aja ini cewek di sini," ucap seorang cowok di belakang memotong. Dia kini sedang terduduk dengan luka memar, dan sudut bibirnya berdarah karena sobek. Kamilla baru menyadari ternyata ada lagi seorang cowok di belakang dengan kondisi yang berantakan.
"Syaiton nirojim!" pekik Kamilla kaget melihat keadaan cowok itu yang malang.
"Kenapa? Kaget liat gue?" tanya cowok itu ketus dengan memegangi sudut bibirnya yang berdarah membuatnya meringis kesakitan beberapa kali. Kamilla merasa tidak tega melihat cowok itu. Dengan gerakan spontan dia mendekati cowok itu dan menarik tangannya, untuk tidak menyentuh luka takutnya terkena infeksi.

KAMU SEDANG MEMBACA
With You Adrian
Roman pour AdolescentsBermula dari pertemuan Kamilla Maharani siswi SMA Harapan Bangsa, dengan cowok sangar bernama Adrian Adinata Pratama si murid baru. Pertemuan mereka yang tidak direncanakan itu, membuat Kamilla selalu ingin memasuki dunia Adrian. DESSCHYA Copyright...