Jakarta, 20 November 2010
Suara keyboard ayah terdengar sampai ke ruang tengah. Saking sepinya rumah ini, dan televisi ruang tengah yang tidak dinyalakan.
Malam ini aku duduk di ruang tengah sembari mengerjakan PR. Satu jam yang lalu Mbok Isah izin untuk pulang ke kampung, karena ada saudaranya yang sakit.
Aku meraih ponsel ku.
Awalnya, semua berjalan lancar. Setidaknya dalam sehari, kita akan bertukar pesan. Entah itu dua pesan ataupun tiga pesan akan masuk ke dalam ponselku.
Tapi tidak dengan seminggu ini.
Sudah hampir seminggu kamu tidak ada kabar. Entah sudah berapa banyak pesan dan telepon yang aku tuju pada nomor telepon mu.
Dua hari yang lalu saat berkunjung ke rumahmu, aku memberanikan diri bertanya pada Tante Renata.
"Mungkin Rei lagi sibuk sama ospek. Dia telpon Tante juga malam-malam mulu. Kamu maklum ya sayang,"
Itu jawaban Tante Renata saat aku bertanya apa kamu memberi kabar pada Keluargamu.
Aku tenang. Tapi hanya sebentar.
Saat aku bermain dengan Hanata di kamarnya, aku sempat mengirim pesan padamu. Tapi tidak ada balasan.
Akhirnya aku memilih menemani Hanata dan Daniel, sahabat Hanata, menonton film series favorit mereka.
Ketenangan ruangan kamar Hanata terganggu saat dering ponsel Hanata memenuhi ruangan.
"Ih ganggu! Siapa sih yang SMS hah?!"
Aku terkekeh mendengar gerutuan Hanata. Dengan sembari menggerutu Hanata menarik ujung kaos Daniel,
"Yel liatin itu siapa."
Aku menahan tawa ku mendengar suara manja Hanata.
"Ah manja lo, mageran. Pantes gendut!"
Walau seperti itu, Daniel tetap meraih ponsel Hanata yang berada di dekatnya.
"Bang Rei nih!"
Gerakan tanganku yang sedang meraih keripik kentang terhenti. Aku langsung meraih ponselku, rasanya senang karena aku yakin kamu pasti juga membalas pesan ku.
Semua angan-anganku runtuh. Tidak ada balasan sama sekali. Aku membalikan badan ku, telentang menghadap langit-langit kamar Hanata.
Sebenernya salahku apa sih Rei, sampai-sampai kamu nggak mau balas SMS-ku?
Dengan kesal, aku beranjak ke balkon kamar Hanata. Lalu menekan angka tiga lama,
"Rei! Apa sih maksudnya nggak bales SMS?!"
Di seberang sana, kamu diam. Tidak menjawab ataupun mengucapkan sapaan. Kita sama-sama diam.
Aku bisa mendengar suara berisik dan sesekali terdengar tawa segerombolan orang. Terdengar juga suara kamu yang berpamitan sebentar,