Jakarta, 22 Maret 2011
Tiga minggu sebelum Ujian Negara. Murid kelas 12 sedang di fokus kan untuk Ujian Negara sekarang-sekarang ini. Hampir setiap hari aku pulang sore hari, di tambah dengan les yang ayah berikan padaku.
Aku memiringkan tubuh ku, menatap pantulan bulan dari kaca jendela kamarku.
Seminggu terakhir ini, lagi-lagi kamu tidak ada kabar. Setiap pesan yang aku kirim belum dibaca.
Entah ya Rei, akhir-akhir ini aku merasa kalau kamu semakin menjauh.
Kita tidak sedang bertengkar kan, Rei? Lalu kenapa kamu menjauh? Menghindari aku? Saat aku bertanya pada Hana, apa Hana berkirim pesan denganmu Hana menjawab iya. Kamu mengirim pesan pada Hana, tapi tidak membalas pesan ku.
Aku meraih ponsel ku, membuka ruang obrolan kita. Pesan terakhir aku kirim kemarin pagi, dan belum juga kamu baca.
Jemari ku mengetik pesan lagi. Untuk kesekian kalinya, yang entah kapan akan kamu balas.
Raina: where r u
Aku beranjak dari tempat tidurku, lalu duduk di kursi belajar ku. Aku meraih kertas-kertas latihan Ujian Negara ku, saat sebuah kertas jatuh. Ah ini kan hadiah dari kamu Rei.
Raina's Wish Coupon. Boleh kan aku pakai untuk kali ini, Rei? Karena aku sudah tidak tahu harus apa lagi untuk membuat kamu kembali seperti dulu. Aku meraih pulpen ku, lalu menulis di atas kertas itu:
Jangan hilang-hilangan terus.
Setelah memfoto kertas itu, aku mengirim foto itu kepada kamu.
Raina: baru inget punya kupon ini
Raina: aku pake satu ya
Raina: i miss us, call me asap